Pesan Disrupsi Teknologi untuk Bali
McKinsey Global Institute memprediksi Indonesia akan memiliki bonus demografi pada tahun 2030.
Jumlah penduduk usia produktif akan dua kali lipat dari penduduk usia tua atau usia bayi. Demikian halnya dengan Pulau Dewata yang dikenal dengan pariwisata budayanya. Saat 2030, industri pariwisata budaya Bali akan semakin pesat. Jumlah kunjungan wisatawan semakin membengkak. Apabila sumber daya krama Bali tidak dipersiapkan dengan baik, maka mereka tidak akan mampu meraih kesejahteraan dan keadilan. Krama Bali tidak akan dapat mengukir senyum di tengah perkembangan pariwisata budaya Bali. Mereka bahkan akan memboroskan sumber daya sosial, kultural, dan alam Bali yang adiluhung. Apabila sumber daya insani Bali tidak benar-benar dipersiapkan, bukannya meraih bonus tetapi menjadi bumerang demografi.
Oleh karena itu, yowana (baca: krama muda Bali) harus dipersiapkan menjadi generasi muda produktif, inovatif, dan memiliki kemampuan literasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Generasi muda harus siap menghadapi era disruptif teknologi. Di masa mendatang mereka harus memiliki etos kerja, sikap terbuka, dan mampu bekerja sama untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang semakin kompleks dan berubah dengan cepat. Di tangan generasi muda inilah, terletak kunci keberhasilan dan kesejahteraan Bali. Disadari sepenuhnya bahwa tantangan lingkungan saat ini semakin sulit. Perlambatan ekonomi dunia sedang menggerogoti dan menyebabkan pengangguran di mana-mana. Tambahan pula, generasi muda sering salah menyikapi kemajuan teknologi. Mereka sering mengakses situs porno, berita bohong, berinteraksi dengan orang yang sepaham tetapi radikal, dan sebagainya. Keterbukaan informasi dan ilmu pengetahuan tidak membuat masyarakat lebih terbuka dan toleran. Justru hal tersebut memicu menyempitnya wawasan. Mereka enggan bekerja sama dan mengelompok dengan orang yang sepaham saja. Mereka kadang menghakimi pendapat orang lain dengan cara atau keyakinan berbeda dengan dirinya.
Untuk menghindari disrupsi di berbagai aspek kehidupan, krama muda Bali perlu memeroleh pendidikan yang baik dan benar. Finlandia amat terkenal dengan sistem pendidikan nasionalnya. Finlandia melakukan perbaikan dalam pembelajaran membaca, matematika, dan literasi sains beberapa dekade ini. Berbagai upaya dilakukan oleh guru untuk mengubah pembelajaran siswanya. Praktek terbaik Finlandia dalam menata-kelola sistem pendidikan perlu dijadikan pembelajaran. Di sana tidak ada pembedaan antara ujian sekolah dan ujian nasional, baik dilihat dari bentuk, fungsi maupun makna edukasi. Ujian sekolah maupun ujian nasional melatih anak memahami konsep dasar sains, sehingga mereka mampu mengaplikasikan, menginterpretasikan data, menerangkan hubungan kausal, dan memecahkan masalah. Di samping itu, mereka diajarkan membaca dan menafsirkan data dalam bentuk gambar, tabel, diagram, dan bentuk penyajian lainnya. Mereka juga dilatih mengungkapkan pikiran dalam bentuk tulisan dan memberikan jawaban yang tepat dan logis. Anak-anak dibiasakan membaca dan menghubungkan informasi-informasi dalam teks. Dan juga, mereka dilatih menggunakan nalar secara ilmiah, menguasai konsep dasar sains, dan keterkaitannya dengan kehidupan serta kesehatan. Finlandia amat terkenal dengan sistem pendidikan nasionalnya di seluruh dunia.
SMA dan SMK Bali Mandara telah mengambil langkah cepat dan berani. Anak-anak berkemampuan ekonomi rendah, kalau tidak mau disebut miskin, dididik di sana. Berbagai pendekatan, metode, dan strategi digunakan. Guru-guru berdedikasi tinggi dikerahkan. Sarana dan prasarana pembelajaran dan pendidikan disediakan oleh Pemerintah Provinsi Bali. Siswa belajar dan belajar dari dini hari sampai larut malam. Semua tugas dan kewajiban dilakukan secara mandiri. Walhasil prestasi akademik mereka luar biasa. Mereka yang memiliki IQ di bawah 100 ketika seleksi awal sangat bangga. Kenapa? Ketika mereka lulus dari Bali Mandara, IQ, AQ, SQ, EQ, EcQ dan SpQ mereka amat memuaskan. Kompetensi ilmu pengetahuan dan teknologi mereka melewati SNP. Kompetensi rata-rata mereka dapat disejajarkan dengan Kerangka Kompetensi Asia (Asia Quality Framework). Atau bahkan, dapat disejajarkan dengan Kerangka Kompetensi Asia Pasifik (Asia Pacific Quality Framework), atau Kerangka Kompetensi Internasional (International Quality Framework) secara bertahap dan berjenjang. Luar biasa capaian SMA dan SMK Bali Mandara. Semoga krama Bali lainnya memeroleh pendidikan berkualitas seperti krama Bali yang dididik di Bali Mandara. Semoga. *
Prof Dewa Komang Tantra MSc PhD
Pemerhati Masalah Sosial dan Budaya
1
Komentar