Cari Bambu 6 Santri Disambar Petir, 2 Tewas
Sambaran petir menyebabkan dua orang tewas dan empat lainnya menderita luka di Kabupaten Padang Lawas (Palas), Sumatera Utara (Sumut).
PADANG LAWAS, NusaBali
Seluruh korban merupakan santri putri di Pondok Pesantren Darul Ilmi. Saat kejadian, para santri tersebut sedang mencari bambu untuk kegiatan sekolah.
"Hingga kini, korban luka masih dirawat di rumah sakit. Sedangkan korban meninggal dunia sudah diserahkan kepada keluarga," kata Camat Sosa Asnan Lubis, Minggu (25/8) seperti dilansir detik.
Dua korban tewas masing-masing Riskiyah Lubis (13) dan Ika Pertiwi (13). Sedangkan empat korban yang menderita luka masing-masing Diah Permata Lubis (13), Hotma Ida Hasibuan (13), Sadiana Lubis (16), dan Hotmadina Lubis (13).
Peristiwa itu, katanya, terjadi pada Sabtu (24/8) pagi. Pengajar Pesantren Darul Ilmi, Ustaz Julhas Nasution menceritakan, sebetulnya ada 30 santri yang pergi mencari bambu pada Sabtu (24/6) untuk kegiatan sekolah. Mereka berangkat sekitar pukul 14.30 WIB didampingi seorang pengasuh bernama Robiah.
Sekitar pukul 15.40 WIB mendadak turun hujan disertai angin kencang dan petir. Sebagian siswi kemudian lari dan berteduh di gubuk terdekat. Sebagian santri lainnya berteduh di bawah pohon sawit sekitar sawah. Ada juga yang berteduh di sekitar pohon bambu.
"Lalu tiba-tiba ada petir menyambar lima orang yang berada di sekitar pohon bambu," kata Julhas Nasution dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Minggu (25/8).
Para korban segera mendapat pertolongan pertama, kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sibuhuan di Barumun. Namun akhirnya dua santri meninggal dunia, sedangkan empat lainnya mendapat perawatan intensif.
Sebelumnya, seorang penggembala kerbau juga tewas tersambar petir di Bondar Sihudon, Desa Uratan, Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara. Tak sendiri, penggembala bernama Sitor Habeahan itu tewas bersama kerbau yang digembalakan.
Kisah Sitor dan 19 kerbaunya itu terjadi pada pukul 19.20 WIB, Senin (19/8) kemarin. Peristiwa berawal dari Sitor yang menghidupkan api untuk mengasapi kerbau-kerbau di dalam kandang agar tak diganggu nyamuk. Tiba-tiba petir pun menyambar.
"Kejadiannya bermula saat korban menghidupkan api seperti setiap harinya mengasapi kelompok kerbau di dalam kandang agar tidak diganggu nyamuk. Di saat itulah, Sitor Habeahan disambar petir," kata warga setempat, Parulian Simatupang, Selasa (20/8).
Ke 21 kerbau yang berada di dalam kandang pun ikut tersambar petir, 19 di antaranya mati di tempat bersama sang penggembala. *
"Hingga kini, korban luka masih dirawat di rumah sakit. Sedangkan korban meninggal dunia sudah diserahkan kepada keluarga," kata Camat Sosa Asnan Lubis, Minggu (25/8) seperti dilansir detik.
Dua korban tewas masing-masing Riskiyah Lubis (13) dan Ika Pertiwi (13). Sedangkan empat korban yang menderita luka masing-masing Diah Permata Lubis (13), Hotma Ida Hasibuan (13), Sadiana Lubis (16), dan Hotmadina Lubis (13).
Peristiwa itu, katanya, terjadi pada Sabtu (24/8) pagi. Pengajar Pesantren Darul Ilmi, Ustaz Julhas Nasution menceritakan, sebetulnya ada 30 santri yang pergi mencari bambu pada Sabtu (24/6) untuk kegiatan sekolah. Mereka berangkat sekitar pukul 14.30 WIB didampingi seorang pengasuh bernama Robiah.
Sekitar pukul 15.40 WIB mendadak turun hujan disertai angin kencang dan petir. Sebagian siswi kemudian lari dan berteduh di gubuk terdekat. Sebagian santri lainnya berteduh di bawah pohon sawit sekitar sawah. Ada juga yang berteduh di sekitar pohon bambu.
"Lalu tiba-tiba ada petir menyambar lima orang yang berada di sekitar pohon bambu," kata Julhas Nasution dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Minggu (25/8).
Para korban segera mendapat pertolongan pertama, kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sibuhuan di Barumun. Namun akhirnya dua santri meninggal dunia, sedangkan empat lainnya mendapat perawatan intensif.
Sebelumnya, seorang penggembala kerbau juga tewas tersambar petir di Bondar Sihudon, Desa Uratan, Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara. Tak sendiri, penggembala bernama Sitor Habeahan itu tewas bersama kerbau yang digembalakan.
Kisah Sitor dan 19 kerbaunya itu terjadi pada pukul 19.20 WIB, Senin (19/8) kemarin. Peristiwa berawal dari Sitor yang menghidupkan api untuk mengasapi kerbau-kerbau di dalam kandang agar tak diganggu nyamuk. Tiba-tiba petir pun menyambar.
"Kejadiannya bermula saat korban menghidupkan api seperti setiap harinya mengasapi kelompok kerbau di dalam kandang agar tidak diganggu nyamuk. Di saat itulah, Sitor Habeahan disambar petir," kata warga setempat, Parulian Simatupang, Selasa (20/8).
Ke 21 kerbau yang berada di dalam kandang pun ikut tersambar petir, 19 di antaranya mati di tempat bersama sang penggembala. *
Komentar