Protes Batu Bara Lewat Mural Dan Musik
Energi terbarukan bukan hanya wacana. Summer Festival 2.0 menunjukkan tenaga surya bisa dipakai untuk sumber energi selama acara.
SINGARAJA, NusaBali.com
Mural bergambar seorang anak menunggang kerbau berlatar cerobong asap Pebangkt Listrik Tenaga Uap (PLTU) terpasang di gang menuju Pantai Brombong, Celukan Bawang, Minggu (26/8/2019). Wajahnya menggunakan masker gas melindungi polutan udara dari cerobong yang pekat. Mural ini berisi kritik sang seniman pada penggunaan energi batu bara untuk pembangkit listrik. Digambar pada kanvas spanduk bekas dengan penyangga menggunakan bilah bambu.
Karya seniman ‘Maaf Saya Coret’ ini adalah satu dari puluhan mural yang memeriahkan ajang Summer Festival 2.0, 23-25 Agustus 2019. Deretan mural tersebut dibuat oleh gabungan seniman street art lewat gerakan ‘Bali yang Binal’. Seniman lain yang terlibat antara lain, Slinat, Marmar Herrz, Ini Timpal Kopi, Billy Anjing, PWRK, Eka Umawan, Gennetik, WAP, dan Ngurah Bob Trinity.
Di bagian tengah pantai, set panggung dari bambu didirikan untuk musisi yang tampil. Di samping panggung deretan sonar panel memanen cahaya matahari untuk rangkaian kegiatan selama tiga hari tersebut. Summer Festival 2.0 ini memang sengaja menggunakan energi yang dihasilkan sepenuhnya dari panas matahari.
Lewat Summer Festival 2.0 Greenpeace mencoba meyakinkan jika energi terbarukan tak hanya wacana. “Ada sumber energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan, yaitu solar energy atau listrik dari tenaga surya,” kata Satrio Swandiko, Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia.
Pembangkit energi surya Summer Festival 2.0 dipasang Yayasan Bio Solar Farm, Negeri Matahari Mandiri dan sejumlah relawan Greenpeace. Gabungan energi yang disimpan di baterai dengan daya tampung hingga 24 kilowatt. “Bali memiliki potensi energi surya yang besar. Energi ini ada di mana saja dan gampang diperoleh," lanjut Satrio.
Panel surya dipasang pada Rabu (21/8/2019) sore, dua hari sebelum acara dimulai. Mereka mengatur tata letak panel dengan kapasitas 100 watt dan 200 watt per jam ini dengan formasi lurus. Panel surya atau solar cell mengubah energi cahaya jadi tegangan/voltase. Dengan 36 panel dari Negeri Matahari Mandiri dan 44 panel dari Yayasan Bio Solar Farm terpasang, diperkirakan dapat 7.000 watt/jam dengan penyinaran selama 6-7 jam efektif.
Rangkaian kegiatan Summer Festival 2.0 diisi workshop, food festival, hingga pertunjukan musik. Pertunjukan musik melibatkan 15 band dan musisi yakni Navicula, DJ Prakasa, Polkawars, Tuan 13, Figura Renata, Syarikat Idola Remaja, Mr. Sonjaya, Oscar Lolang, Zat Kimia, Cassadaga, West Jamnation, Sisir Tanah, Buktu, Deugalih, dan Geeksmile.
Sejumlah komunitas juga dilibatkan Greenpeace mengkampanyekan penggunaan energi terbarukan. Di antaranya adalah Lifepatch, Wanggihoed, Needle & Bitch, Enter Nusantara, Pojoks, ControlNew, Rumah Lentera, Act Move, Kiyep, KiriKanan, Gerai Senja, Media Legal, Eco Brick, dan Akar Rimba.
Mereka mendorong mengembangkan energi terbarukan memenuhi kebutuhan energi masa depan Indonesia sekaligus mengurangi ketergantungan kepada bahan bakar fosil seperti batubara.*zky
1
Komentar