Parau Siap 'Guncang' Taiwan
Jadi Satu-satunya Band Indonesia ke Hohaiyan Gongliao Rock Festival
Tampil di ajang festival bergengsi ini berawal dari tawaran salah satu agen musik asal Taiwan
DENPASAR, NusaBali
Kuintet metal-hardcore asal Denpasar, Parau berkesempatan tampil di Hohaiyan Gongliao Rock Festival, sebuah festival bergengsi di New Taipei, Taiwan pada 1 September 2019. Parau menjadi satu-satunya band asal Indonesia yang diminta untuk ‘mengguncang’ panggung festival yang bakal dihadiri oleh band-band papan atas di negara tersebut serta beberapa band dari berbagai genre di Asia bahkan di luar Asia.
Parau akan tampil di hari terakhir festival yang akan dilangsungkan di pinggiran pantai Fulong Beach itu. Mereka akan berangkat menuju Taiwan pada 30 Agustus ini. Sang vokalis, Ghigox menuturkan, band yang telah mengoleksi empat album penuh ini bisa tampil di ajang festival bergengsi tersebut berawal dari tawaran salah satu agen musik negara Taiwan yang mengontak label yang menaungi band mereka, Armstretch Records. Dari tawaran itu, lantas label menawarkan kepada para personel Parau. “Agen itu cerita tertarik mengundang Parau main di festival Hohaiyan ini. Mereka tahu Parau dari album Fortius yang kami rilis tahun ini,” tuturnya, Senin (26/8).
Menurut Ghigox, ini adalah kali pertama band cadas ini tampil di luar negeri. Tanpa pikir panjang terlebih segala akomodasi ditanggung pihak penyelenggara, band cadas yang digawangi oleh Ghigox (vokal), Gusde Oka (gitar), Gung Sincan (gitar), Onche (bass) dan Dika Pratama (drum) ini langsung menyatakan siap tampil di ajang festival tahunan itu. “Ini kali pertama kami manggung di luar. Apalagi diundang, senang banget rasanya. Sekarang siapa sih band yang tidak ingin tampil di luar negeri,” imbuhnya.
Saat ini mereka tengah mematangkan materi-materi yang akan dibawakan. Mereka sebagian besar akan membawakan lagu-lagu dari album Fortius serta beberapa lagu-lagu lama mereka dari tiga album sebelumnya. Akan ada nuansa berbeda dari materi yang dibawakan khusus di panggung festival tersebut. “Ada beberapa sentuhan materi lagu yang dikemas menganut musik-musik lokal Bali. Ini juga sebagai identitas kami orang Indonesia. Selain untuk festival ini, juga untuk Soundrenaline 2019 tanggal 7 September nanti,” tutur sang bassis, Onche menimpali.
Sekadar diketahui, Parau Band terbentuk pada bulan September tahun 2002. Parau sendiri merupakan sebuah nama yang krusial dalam ranah skena cadas Bali. Hingga saat ini sudah ada empat album yang mereka telurkan, di antaranya berjudul ‘Surga Bencana’ (2006), ‘Somatoform’ (2010), ‘Regenaissance’ (2014), dan ‘Fortius’ pada bulan Februari 2019.*ind
Parau akan tampil di hari terakhir festival yang akan dilangsungkan di pinggiran pantai Fulong Beach itu. Mereka akan berangkat menuju Taiwan pada 30 Agustus ini. Sang vokalis, Ghigox menuturkan, band yang telah mengoleksi empat album penuh ini bisa tampil di ajang festival bergengsi tersebut berawal dari tawaran salah satu agen musik negara Taiwan yang mengontak label yang menaungi band mereka, Armstretch Records. Dari tawaran itu, lantas label menawarkan kepada para personel Parau. “Agen itu cerita tertarik mengundang Parau main di festival Hohaiyan ini. Mereka tahu Parau dari album Fortius yang kami rilis tahun ini,” tuturnya, Senin (26/8).
Menurut Ghigox, ini adalah kali pertama band cadas ini tampil di luar negeri. Tanpa pikir panjang terlebih segala akomodasi ditanggung pihak penyelenggara, band cadas yang digawangi oleh Ghigox (vokal), Gusde Oka (gitar), Gung Sincan (gitar), Onche (bass) dan Dika Pratama (drum) ini langsung menyatakan siap tampil di ajang festival tahunan itu. “Ini kali pertama kami manggung di luar. Apalagi diundang, senang banget rasanya. Sekarang siapa sih band yang tidak ingin tampil di luar negeri,” imbuhnya.
Saat ini mereka tengah mematangkan materi-materi yang akan dibawakan. Mereka sebagian besar akan membawakan lagu-lagu dari album Fortius serta beberapa lagu-lagu lama mereka dari tiga album sebelumnya. Akan ada nuansa berbeda dari materi yang dibawakan khusus di panggung festival tersebut. “Ada beberapa sentuhan materi lagu yang dikemas menganut musik-musik lokal Bali. Ini juga sebagai identitas kami orang Indonesia. Selain untuk festival ini, juga untuk Soundrenaline 2019 tanggal 7 September nanti,” tutur sang bassis, Onche menimpali.
Sekadar diketahui, Parau Band terbentuk pada bulan September tahun 2002. Parau sendiri merupakan sebuah nama yang krusial dalam ranah skena cadas Bali. Hingga saat ini sudah ada empat album yang mereka telurkan, di antaranya berjudul ‘Surga Bencana’ (2006), ‘Somatoform’ (2010), ‘Regenaissance’ (2014), dan ‘Fortius’ pada bulan Februari 2019.*ind
1
Komentar