Kerja Jetty Ramdor Lancar Tanpa Gangguan Makhluk Gaib
Para pekerja merasa nyaman membuat jetty ramdor di Dermaga Pesiar Pantai Banjar Tanah Ampo, Desa Ulakan, Kecamatan Manggis, Karangasem.
AMLAPURA, NusaBali
Di lokasi ini dikenal angker karena berdampingan dengan Setra Adat Tanah Ampo dan makhluk gaib penghuni kawasan ini kerap berbuat jahil. Sebelumnya, para pekerja sering diganggu makhluk gaib. Namun kini setelah rajin mabanten di Pura Dalem dan Pura Prajapati, para pekerja bisa bekerja dengan nyaman.
Penasihat Desa Adat Tanah Ampo, I Gede Suyadnya, mengakui para pekerja aman dari gangguan makhluk gaib. Dikatakan, proyek tahap pertama pada tahun 2018, para pekerja sering diganggu suara-suara gaib. Terutama alat-alat kerja berbunyi seperti ada orang yang memukul beramai-ramai. Para pekerja juga sering melihat anak kecil lalulalang di jalur dermaga. “Di lokasi proyek terkenal angker. Para pemancing ikan sering menyaksikan ada anak kecil lalulalang, makanya sebelum memancing ikan mesti bawa oleh-oleh permen,” ungkap Gede Suyadnya, Kamis (29/8).
Sedangkan penghuni di Setra Desa Adat Tanah Ampo juga sering menyambangi pekerja. “Saya sering dapat pengaduan dari pekerja di proyek. Mereka mengaku malamnya tidak bisa tidur karena mendengar suara-suara gaib,” ungkap mantan Bendesa Adat Tanah Ampo ini. Mengawali proyek jetty ramdor tahap II pada tanggal 21 Juni 2019, perwakilan pekerja sering berkoordinasi dengan Pamangku Pura Dalem Desa Adat Tanah Ampo, Jro Mangku Wayan Arsa untuk menggelar matur piuning dengan harapan tidak lagi ada gangguan niskala.
Terpisah, salah seorang pekerja yang bertugas menata besi menuturkan, sejak proyek tahap II dimulai, tidak lagi ada gangguan niskala baik siang maupun malam. “Saya sekarang di sini aman-aman saja, malamnya bisa tidur nyenyak, tidak ada gangguan non teknis,” jelasnya. Sementara Kepala Dinas Perhubungan Karangasem Ida Bagus Putu Suastika juga mengatakan tidak ada kendala non teknis terkait proyek jetty ramdor di Dermaga Pesiar Tanah Ampo. “Saya lihat tidak ada keluhan baik teknis maupun non teknis terkait kelanjutan pembangunan jetty ramdor itu,” kata Ida Bagus Ketut Arimbawa.
Jetty ramdor dibangun untuk tempat nyandar sekoci. Pembangunan jetty ramdor dan break water dirancanag sejak tahun 2015. Tujuannya agar kapal pesiar yang lego jangkar di Teluk Labuhan Amuk, Desa Antiga, Kecamatan Manggis, bisa menurunkan penumpangnya dengan menggunakan sekoci, kemudian sekoci nyandar di jetty ramdor itu. Alternatif membangun jetty ramdor karena dermaga kapal pesiar yang dibangun sejak tahun 2006 dinilai belum layak dioperasikan. Selain kurang panjang, tidak cocok untuk kapal panjang 300 meter dan kondisi gelombang belum memungkinkan serta faktor non teknis lainnya.
Tahun 2018 mulai dibangun jetty ramdor dan break water di barat dermaga dengan biaya Rp 49,404 miliar. Pengerjaannya mulai 18 Agustus 2017, mestinya berakhir 15 Desember 2017, kemudian diperpanjang 90 hari, ternyata gagal diselesaikan, maka dilanjutkan tahun 2019. *k16
Penasihat Desa Adat Tanah Ampo, I Gede Suyadnya, mengakui para pekerja aman dari gangguan makhluk gaib. Dikatakan, proyek tahap pertama pada tahun 2018, para pekerja sering diganggu suara-suara gaib. Terutama alat-alat kerja berbunyi seperti ada orang yang memukul beramai-ramai. Para pekerja juga sering melihat anak kecil lalulalang di jalur dermaga. “Di lokasi proyek terkenal angker. Para pemancing ikan sering menyaksikan ada anak kecil lalulalang, makanya sebelum memancing ikan mesti bawa oleh-oleh permen,” ungkap Gede Suyadnya, Kamis (29/8).
Sedangkan penghuni di Setra Desa Adat Tanah Ampo juga sering menyambangi pekerja. “Saya sering dapat pengaduan dari pekerja di proyek. Mereka mengaku malamnya tidak bisa tidur karena mendengar suara-suara gaib,” ungkap mantan Bendesa Adat Tanah Ampo ini. Mengawali proyek jetty ramdor tahap II pada tanggal 21 Juni 2019, perwakilan pekerja sering berkoordinasi dengan Pamangku Pura Dalem Desa Adat Tanah Ampo, Jro Mangku Wayan Arsa untuk menggelar matur piuning dengan harapan tidak lagi ada gangguan niskala.
Terpisah, salah seorang pekerja yang bertugas menata besi menuturkan, sejak proyek tahap II dimulai, tidak lagi ada gangguan niskala baik siang maupun malam. “Saya sekarang di sini aman-aman saja, malamnya bisa tidur nyenyak, tidak ada gangguan non teknis,” jelasnya. Sementara Kepala Dinas Perhubungan Karangasem Ida Bagus Putu Suastika juga mengatakan tidak ada kendala non teknis terkait proyek jetty ramdor di Dermaga Pesiar Tanah Ampo. “Saya lihat tidak ada keluhan baik teknis maupun non teknis terkait kelanjutan pembangunan jetty ramdor itu,” kata Ida Bagus Ketut Arimbawa.
Jetty ramdor dibangun untuk tempat nyandar sekoci. Pembangunan jetty ramdor dan break water dirancanag sejak tahun 2015. Tujuannya agar kapal pesiar yang lego jangkar di Teluk Labuhan Amuk, Desa Antiga, Kecamatan Manggis, bisa menurunkan penumpangnya dengan menggunakan sekoci, kemudian sekoci nyandar di jetty ramdor itu. Alternatif membangun jetty ramdor karena dermaga kapal pesiar yang dibangun sejak tahun 2006 dinilai belum layak dioperasikan. Selain kurang panjang, tidak cocok untuk kapal panjang 300 meter dan kondisi gelombang belum memungkinkan serta faktor non teknis lainnya.
Tahun 2018 mulai dibangun jetty ramdor dan break water di barat dermaga dengan biaya Rp 49,404 miliar. Pengerjaannya mulai 18 Agustus 2017, mestinya berakhir 15 Desember 2017, kemudian diperpanjang 90 hari, ternyata gagal diselesaikan, maka dilanjutkan tahun 2019. *k16
1
Komentar