Parlemen Dunia Kumpul di Bali
Adu Cepat Perangi Ketimpangan Sosial
Pulau Bali masih menjadi tempat nyaman bagi politisi untuk mengadakan pertemuan dan rapat akbar. Setelah PDI Perjuangan dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) gelar konsolidasi partai di Bali, kini anggota parlemen dunia dari 50 negara akan hadir di Pulau Dewata.
DENPASAR,NusaBali
Kedatangan mereka dalam acara World Parliamentary Forum on Sustainable Development yang akan berlangsung di Kuta, Badung pada 4-5 September 2019.
Perwakilan parlemen dunia bakal gelar pertemuan dengan tema: Combating Inequality Through Social and Financial Inclusion (memerangi ketimpangan melalui inklusi sosial dan finansial).
Kepala Kelompok Badan Kerjasama Antar Parlemen dari Fraksi Demokrat DPR RI Putu Supadma Rudana kepada NusaBali, Kamis (29/8) mengatakan, saat ini sudah 40 negara dari 50 negara yang terdaftar dan telah konfirmasi akan hadir di Bali dalam pertemuan parlemen tersebut. “Ada 50 negara yang terdaftar akan mengirimkan para perwakilan anggota parlemen dalam pertemuan di Bali nanti,” ujar politisi asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar ini.
Kata dia, forum ini otomatis akan mengangkat citra Bali di dunia internasional. “Kita berusaha habis- habisan menarik kegiatan ini supaya bisa diadakan di Bali. Ini moment dan peluang yang baik bagi Bali dalam mengangkat citra daerah. Bali sebagai daerah pariwisata tentu akan dapat nilai dan dampak positif dari pertemuan ini. Ya promosi gratis buat Bali,” ujar anggota Komisi X membidangi pariwisata, pendidikan, kebudayaan, pemuda, olahraga dan ekonomi kreatif ini.
Ditambahkan Supadma Rudana, kegiatan internasional dengan pertemuan para anggota parlemen se-dunia ini tidak lagi membahas peningkatan peran legislatif. “Tidak ada fokus kepada membahas peran legislatif dan persoalan politik lagi,” imbuhnya.
Namun yang akan dibahas terkait isu terkini. Salah satunya adalah memerangi ketimpangan sosial. “Pertemuan ini akan memberikan visi kepada kepala negara pemerintah masing-masing untuk mencapai pelaksanaan pembangunan berkelanjutan. Bali menjadi inspirasi dunia. Kita wajib berupaya karena perubahan, menuju penerapan pencapaian sustainable development goals 2030, dimana negara- negara lain sangat cepat. Khususnya dalam kebijakan implementasi penganggaran dan program. Jadi Indonesia harus terdepan dalam melaksanakan perubahan-perubahan kearah yang lebih baik,” ujar Wasekjen DPP Demokrat ini.
Supadma Rudana menegaskan sebagai anggota legislatif dari Dapil Bali di Senayan, pertemuan ini sangat penting, karena menjadi komitmen mensosialisasikan kepada konstituen ketika nanti membuat kebijakan dalam peran legislasi, penganggaran dan pengawasan dalam pembangunan berkelanjutan. “Ini pembangunan pentahelix: dari pemerintah pusat, pemerintah daerah dan DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota, dunia usaha sampai media massa mengawal pencapaian pembangunan berkelanjutan ini,” tegas Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia ini. *nat
Perwakilan parlemen dunia bakal gelar pertemuan dengan tema: Combating Inequality Through Social and Financial Inclusion (memerangi ketimpangan melalui inklusi sosial dan finansial).
Kepala Kelompok Badan Kerjasama Antar Parlemen dari Fraksi Demokrat DPR RI Putu Supadma Rudana kepada NusaBali, Kamis (29/8) mengatakan, saat ini sudah 40 negara dari 50 negara yang terdaftar dan telah konfirmasi akan hadir di Bali dalam pertemuan parlemen tersebut. “Ada 50 negara yang terdaftar akan mengirimkan para perwakilan anggota parlemen dalam pertemuan di Bali nanti,” ujar politisi asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar ini.
Kata dia, forum ini otomatis akan mengangkat citra Bali di dunia internasional. “Kita berusaha habis- habisan menarik kegiatan ini supaya bisa diadakan di Bali. Ini moment dan peluang yang baik bagi Bali dalam mengangkat citra daerah. Bali sebagai daerah pariwisata tentu akan dapat nilai dan dampak positif dari pertemuan ini. Ya promosi gratis buat Bali,” ujar anggota Komisi X membidangi pariwisata, pendidikan, kebudayaan, pemuda, olahraga dan ekonomi kreatif ini.
Ditambahkan Supadma Rudana, kegiatan internasional dengan pertemuan para anggota parlemen se-dunia ini tidak lagi membahas peningkatan peran legislatif. “Tidak ada fokus kepada membahas peran legislatif dan persoalan politik lagi,” imbuhnya.
Namun yang akan dibahas terkait isu terkini. Salah satunya adalah memerangi ketimpangan sosial. “Pertemuan ini akan memberikan visi kepada kepala negara pemerintah masing-masing untuk mencapai pelaksanaan pembangunan berkelanjutan. Bali menjadi inspirasi dunia. Kita wajib berupaya karena perubahan, menuju penerapan pencapaian sustainable development goals 2030, dimana negara- negara lain sangat cepat. Khususnya dalam kebijakan implementasi penganggaran dan program. Jadi Indonesia harus terdepan dalam melaksanakan perubahan-perubahan kearah yang lebih baik,” ujar Wasekjen DPP Demokrat ini.
Supadma Rudana menegaskan sebagai anggota legislatif dari Dapil Bali di Senayan, pertemuan ini sangat penting, karena menjadi komitmen mensosialisasikan kepada konstituen ketika nanti membuat kebijakan dalam peran legislasi, penganggaran dan pengawasan dalam pembangunan berkelanjutan. “Ini pembangunan pentahelix: dari pemerintah pusat, pemerintah daerah dan DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota, dunia usaha sampai media massa mengawal pencapaian pembangunan berkelanjutan ini,” tegas Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia ini. *nat
Komentar