Ular Berkepala Dua Bikin Geger
Warga Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan dibuat gempar dengan munculnya ular berkepala dua, Jumat (30/8).
TABANAN, NusaBali
Ular aneh ukuran kecil dengan panjang 40 sentimeter tersebut ditemukan dekat Setra Bajang Desa Adat Kukuh, tepatnya di Gang Arjuna Banjar Tengah, Desa Kukuh. Kemunculan ular berkepala dua wana hitam agak kecokletan ini pertama kali diketahui seorang warga setempat, I Gusti Bagus Eka Budaya, 42, Jumat siang tepat pukul 12.00 Wita. Saat itu, Eka Budaya hendak memarkir motor di depan rumahnya yang berjarak sekitar 20 meter dari Setra Bajang Desa Adat Kukug, sepulang kerja.
Ketika parkir motor, tiba-tiba Eka Budaya melihat ular aneh di pojok barat laut rumahnya. Semula, dia mengira ular kecil tersebut sedang memangsa katak, karena bagian kepalanya terlibat membesar dan bercabang. Setelah didekati dan digerakkan menggunakan kayu, ternyata kepala ular tersebut berjumlah dua. "Mendadak bulu kalong tiyang menek (Seketika bulu kuduk saya merinding, Red)," tutur Eka Budaya di lokasi kejadian, Jumat kemarin.
Melihat keanehan pada ular tersebut, Eka Budaya pun langsung mengambil canangsari dan dihaturkan di lokasi TKP. "Karena ini jalur tidak boleh leteh (kotor secara niskala) mengingat sebagai jalan ke setra bajang, makanya saya langsung haturkan canangsari," papar Eka Budaya.
Munculnya ular berkepala dua ini kontan membuat geger warga sekampung. Berita ini dalam sekejap menyebar dari mulut ke mulut, hingga warga langsung berdatangan k lokasi TKP dekat Setra Bajang Desa Adat Kukuh. Mereka rata-rata penasaran dan ingin menyaksikan dari dekat ular aneh ini.
Warga setempat menganggap kemunculan ular berkepala dua ini berbau niskala. Selain keberadaannya dekat setra bajang, ular aneh ini juga muncul tepat pada rahina Tilem Katiga. Bahkan, Pamangku Pura Dalem Gede Desa Adat Kukuh pun langsung terjun ke lokasi kejadian.
Anehnya lagi, meski warga ramai-ramai datang ke lokasi TKP, ular berkepala dua ini tidak mau pergi. "Kami akan menghubungi orang pintar untuk meminta petunjuk niskala, kenapa ular aneh ini muncul di kawasanb tenget (angker),” papar Eka Budaya.
Hingga Jumat sore pukul 15.00 Wita, ular aneh tersebut masih berada di lokasi awal kemunculannya, sementara warga terus berdatangan. Jro Mangku Dalem Gede pun sempat menghaturkan segehan lipi yang di lokasi temuan ular tersebut. *des
Ketika parkir motor, tiba-tiba Eka Budaya melihat ular aneh di pojok barat laut rumahnya. Semula, dia mengira ular kecil tersebut sedang memangsa katak, karena bagian kepalanya terlibat membesar dan bercabang. Setelah didekati dan digerakkan menggunakan kayu, ternyata kepala ular tersebut berjumlah dua. "Mendadak bulu kalong tiyang menek (Seketika bulu kuduk saya merinding, Red)," tutur Eka Budaya di lokasi kejadian, Jumat kemarin.
Melihat keanehan pada ular tersebut, Eka Budaya pun langsung mengambil canangsari dan dihaturkan di lokasi TKP. "Karena ini jalur tidak boleh leteh (kotor secara niskala) mengingat sebagai jalan ke setra bajang, makanya saya langsung haturkan canangsari," papar Eka Budaya.
Munculnya ular berkepala dua ini kontan membuat geger warga sekampung. Berita ini dalam sekejap menyebar dari mulut ke mulut, hingga warga langsung berdatangan k lokasi TKP dekat Setra Bajang Desa Adat Kukuh. Mereka rata-rata penasaran dan ingin menyaksikan dari dekat ular aneh ini.
Warga setempat menganggap kemunculan ular berkepala dua ini berbau niskala. Selain keberadaannya dekat setra bajang, ular aneh ini juga muncul tepat pada rahina Tilem Katiga. Bahkan, Pamangku Pura Dalem Gede Desa Adat Kukuh pun langsung terjun ke lokasi kejadian.
Anehnya lagi, meski warga ramai-ramai datang ke lokasi TKP, ular berkepala dua ini tidak mau pergi. "Kami akan menghubungi orang pintar untuk meminta petunjuk niskala, kenapa ular aneh ini muncul di kawasanb tenget (angker),” papar Eka Budaya.
Hingga Jumat sore pukul 15.00 Wita, ular aneh tersebut masih berada di lokasi awal kemunculannya, sementara warga terus berdatangan. Jro Mangku Dalem Gede pun sempat menghaturkan segehan lipi yang di lokasi temuan ular tersebut. *des
1
Komentar