Warga Delodberawah Keluhkan PJU Padam
Sejumlah warga, terutama kalangan pengusaha di kawasan Pantai Delodberawah, Desa Delodberawah, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, mengeluhkan padamya lampu penerangan jalan umum (PJU) setempat.
NEGARA, NusaBali
Lampu PJU padam sudah hampir setahun hingga terkesan makin negatif kawasan pantai yang juga menjadi kawasan kafe remang-remang.
Salah seorang pengusaha kuliner di kawasan Pantai Delodberawah menyatakan, padamanya lampu PJU dari selatan Kantor Desa hingga ke kawasan pantai Delodberawah, ini sudah lama terjadi. Bahkan sudah ada hampir satu tahun, namun belum ada perbaikan dari instansi terkait. “Gelap sekali kalau malam. Padahal katanya akan ditata lebih baik, tetapi lampu masih dibiarkan padam,” ujar pengusaha yang enggan namaya dikorankan.
Menurutnya, selain pengusaha kuliner, para pengusaha kafe remang-remang di kawasan setempat, juga mengeluhkan padamnya lampu PJU ini. Meski kafe remang-remang identik dengan suasana agak gelap. Namun mereka ingin lampu PJU yang untuk kepentingan umum termasuk pengusaha di wilayah sekitar tetap menyala. “Semua pengusaha di sini mengeluh. Sebelumnya, juga sudah dilaporkan ke desa, tetapi belum ada tindaklanjut,” ucapnya.
Pelaksana Harian (Plh) Perbekel Delodberawah, I Ketut Virgo Yasa, saat dikonfirmasi Jumat (30/8), mengakui padamanya lampu PJU di kawasan pantai Delodberawah yang sudah terjadi hampir setahun itu. Dari pihak desa sudah berusaha melapor ke Pemkab sebagai pemilik aset lampu PJU tersebut. “Dari informasi, ada alat yang rusak, dan alatnya belum dapat. Untuk saat ini, kita masih menunggu perbaikan dari Pemkab,” ujar Virgo yang juga Sekretaris Desa Delod Berawah.
Kepala Dinas Perhubungan, Kelautan dan Perikanan (PKP) Jembrana I Made Dwi Maharimbawa, secara terpisah Jumat kemarin, mengaku belum mendengar laporan terkait padamanya lampu PJU di kawasan pantai Delodberawah tersebut. Sebenarnya, di masing-masing desa se- Jembrana, sudah dipasang anggaran Rp 10 juta untuk pemeliharan lampu PJU. “Sudah ada anggaran di desa. Tetapi nanti akan kami cek informasinya, apakah sudah habis anggaranya, atau memang ada kerusakan teknis yang tidak bisa ditangani desa. Nanti coba akan kami koordinasikan ke desa, dan kalau memang diperlukan tindaklanjut dari kita di dinas, segera akan kami tindaklanjuti,” ujarnya. *ode
Salah seorang pengusaha kuliner di kawasan Pantai Delodberawah menyatakan, padamanya lampu PJU dari selatan Kantor Desa hingga ke kawasan pantai Delodberawah, ini sudah lama terjadi. Bahkan sudah ada hampir satu tahun, namun belum ada perbaikan dari instansi terkait. “Gelap sekali kalau malam. Padahal katanya akan ditata lebih baik, tetapi lampu masih dibiarkan padam,” ujar pengusaha yang enggan namaya dikorankan.
Menurutnya, selain pengusaha kuliner, para pengusaha kafe remang-remang di kawasan setempat, juga mengeluhkan padamnya lampu PJU ini. Meski kafe remang-remang identik dengan suasana agak gelap. Namun mereka ingin lampu PJU yang untuk kepentingan umum termasuk pengusaha di wilayah sekitar tetap menyala. “Semua pengusaha di sini mengeluh. Sebelumnya, juga sudah dilaporkan ke desa, tetapi belum ada tindaklanjut,” ucapnya.
Pelaksana Harian (Plh) Perbekel Delodberawah, I Ketut Virgo Yasa, saat dikonfirmasi Jumat (30/8), mengakui padamanya lampu PJU di kawasan pantai Delodberawah yang sudah terjadi hampir setahun itu. Dari pihak desa sudah berusaha melapor ke Pemkab sebagai pemilik aset lampu PJU tersebut. “Dari informasi, ada alat yang rusak, dan alatnya belum dapat. Untuk saat ini, kita masih menunggu perbaikan dari Pemkab,” ujar Virgo yang juga Sekretaris Desa Delod Berawah.
Kepala Dinas Perhubungan, Kelautan dan Perikanan (PKP) Jembrana I Made Dwi Maharimbawa, secara terpisah Jumat kemarin, mengaku belum mendengar laporan terkait padamanya lampu PJU di kawasan pantai Delodberawah tersebut. Sebenarnya, di masing-masing desa se- Jembrana, sudah dipasang anggaran Rp 10 juta untuk pemeliharan lampu PJU. “Sudah ada anggaran di desa. Tetapi nanti akan kami cek informasinya, apakah sudah habis anggaranya, atau memang ada kerusakan teknis yang tidak bisa ditangani desa. Nanti coba akan kami koordinasikan ke desa, dan kalau memang diperlukan tindaklanjut dari kita di dinas, segera akan kami tindaklanjuti,” ujarnya. *ode
Komentar