Hari Ini Puncak Pujawali di Pura Kehen Bangli
Ribuan krama pangempon dan panyiwi Pura Kehen di Bukit Bangli dipastikan akan larut prosesi ritual pujawali Pura Kehen pada Buda Kliwon Sinta/Buda Kliwon Pagerwesi, Rabu (29/6) hari ini.
BANGLI, NusaBali
Terkait persiapan tersebut, Selasa (28/6) krama pangempon mempersiapkan segala sesuatunya, khususnya kelengkapan aci (upacara) seperti babentenan, ulam banten, termasuk memastikan kebersihan lingkungan sekitar berikut penerangan (lampu).
Pantauan di Pura Kehen, Selasa kemarin, krama bersama prajuru/paduluan, para pamangku dan sulinggih suntuk dengan kewajiban masing-masing. Di madya mandala, puluhan krama lanang sibuk mempersiapkan tetandingan ulam. Sebagian ada yang memotong dan membuat sate upacara. Yang lainnya suntuk metanding menata olahan, berupa lawar dan sate yang disiapkan untuk upacara. Sementara di jeroan atau utama mandala, para pemangku dipimpin Jero Gede Kehen, prajuru ngayah mempersiapkan segala sesuatunya pada palinggih pura. Termasuk ngunggahan (menempatkan) banten pada palinggih ngiring Ida Pedanda Istri Gunung dari Griya Bukit Bangli, selaku wiku tapini.
Jero Mangku Gede Penyarikan, 46, salah seorang pemangku pengayah, menjelaskan, persiapan karya pujawali sudah mulai sejak Angggarkasih Dukut (Selasa, 14/6). “Mulai ngayah ketika itu,” jelas Jero Mangku Gede Penyarikan. Setelah puncak pujawali, Rabu hari ini, Ida Bethara Kehen katuran nyejer sampai dengan Sabtu (2/7). “Sore hari ini (sore kemarin) dilaksanakan Upacara Pangugah atau Upacara Nedunan Pralingga Ida Bethara,” tambah Jero Mangku Gede Penyarikan. Sedang puncak pujawali akan dipimpin tiga sulinggih, yakni Ida Pedanda Made Rai, Ida Pedanda Gede Sidemen Temuku, dan Ida Gede Rai Kuramas.
Pura Kehen merupakan salah satu pura kahyangan jagat di kaki Bukit Bangli. Pura Kehen berkaitan erat dengan asal-usul terbentuknya ‘kota’ Bangli pada masa lampau. Karena di pura ini tersimpan prasasti yang bertalian dengan asal–usul Bangli, yakni pada masa Raja Shri Adikunti Ketana, tahun 1204 Masehi. Pura ini diempon warga yang disebut bebanuan Pura Kehen di banjar-banjar/desa pakraman di kota Bangli dan sekitarnya. 7 k17
Terkait persiapan tersebut, Selasa (28/6) krama pangempon mempersiapkan segala sesuatunya, khususnya kelengkapan aci (upacara) seperti babentenan, ulam banten, termasuk memastikan kebersihan lingkungan sekitar berikut penerangan (lampu).
Pantauan di Pura Kehen, Selasa kemarin, krama bersama prajuru/paduluan, para pamangku dan sulinggih suntuk dengan kewajiban masing-masing. Di madya mandala, puluhan krama lanang sibuk mempersiapkan tetandingan ulam. Sebagian ada yang memotong dan membuat sate upacara. Yang lainnya suntuk metanding menata olahan, berupa lawar dan sate yang disiapkan untuk upacara. Sementara di jeroan atau utama mandala, para pemangku dipimpin Jero Gede Kehen, prajuru ngayah mempersiapkan segala sesuatunya pada palinggih pura. Termasuk ngunggahan (menempatkan) banten pada palinggih ngiring Ida Pedanda Istri Gunung dari Griya Bukit Bangli, selaku wiku tapini.
Jero Mangku Gede Penyarikan, 46, salah seorang pemangku pengayah, menjelaskan, persiapan karya pujawali sudah mulai sejak Angggarkasih Dukut (Selasa, 14/6). “Mulai ngayah ketika itu,” jelas Jero Mangku Gede Penyarikan. Setelah puncak pujawali, Rabu hari ini, Ida Bethara Kehen katuran nyejer sampai dengan Sabtu (2/7). “Sore hari ini (sore kemarin) dilaksanakan Upacara Pangugah atau Upacara Nedunan Pralingga Ida Bethara,” tambah Jero Mangku Gede Penyarikan. Sedang puncak pujawali akan dipimpin tiga sulinggih, yakni Ida Pedanda Made Rai, Ida Pedanda Gede Sidemen Temuku, dan Ida Gede Rai Kuramas.
Pura Kehen merupakan salah satu pura kahyangan jagat di kaki Bukit Bangli. Pura Kehen berkaitan erat dengan asal-usul terbentuknya ‘kota’ Bangli pada masa lampau. Karena di pura ini tersimpan prasasti yang bertalian dengan asal–usul Bangli, yakni pada masa Raja Shri Adikunti Ketana, tahun 1204 Masehi. Pura ini diempon warga yang disebut bebanuan Pura Kehen di banjar-banjar/desa pakraman di kota Bangli dan sekitarnya. 7 k17
1
Komentar