Dinas PUPR Siapkan Dana Drainase Rp 1 Miliar
Polemik Pengurugan Lahan di Banau Buyan
Pengurugan dilakukan warga untuk meninggikan lahan-lahannya, namun pengurugan massif ini menimbulkan kecemasan warga lainnya terdampak banjir di musim penghujan.
SINGARAJA, NusaBali
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Buleleng, telah menyiapkan skema pembuatan drainase di kawasan Danau Buyan, menjawab kekhawatiran warga Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada atas aktivitas pengurugan lahan pribadi di pinggir danau di Dusun Dasong, Pancasari. Diperkirakan, pembuatan drainase pembuangan air tersebut menelan biaya sebesar Rp 1 miliar. “Ini masih kajian sementara, belum final. Kalau kebutuhan anggaran sekitar Rp 1 miliar lebih,” kata Kadis PUPR Buleleng, Ketut Suparta Wijaya yang dikonfirmasi, Minggu (1/9).
Masih kata Suparta Wijaya, pembuatan drainase di kawasan danau di Dusun Dasong akan segera dilakukan mengantisipasi air di musim penghujan tahun ini. Hanya saja, pembangunan itu belum bisa rampung seluruhnya, karena pekerjaan akan dilanjutkan di tahun 2020. “Mungkin di Perubahan Anggaran tahun ini, kami alokasikan dulu setengahanya. Nah sisanya, nanti di APBD Induk tahun 2020, kita lanjutkan agar tuntas,” ungkapnya.
Masih kata Suparta Wijaya, dengan pembangunan bertahap, pihaknya akan berusaha membangun saluran drainase pada tempat-tempat yang rawan terjadi luapan air saat musim penghujan. “Nanti kami atur, ini sedang kami kaji lagi, dimana titik-titiknya (pembuatan drainase,Red) agar tidak terjadi luapan air,” ujarnya.
Akitivitas penggurugan lahan pribadi di pinggir Danau Buyan menimbulkan keresahan warga sekitar. Warga resah karena khawatir penggurugan dari tanah (Disposal) hasil galian proyek shorcut Denpasar-Singaraja, akan menimbulkan luapan air saat musim penghujan.
Kelian Banjar Adat Yeh Mas, Wayan Komiarsa, mengungkapkan, persoalan yang dihadapi saat ini sebenarnya bukan masalah pengurugan lahan milik pribadi, tetapi warga sekitar ingin dicarikan solusi atas dampak yang mungkin ditimbulkan dari adanya aktivitas pengurugan tersebut. Masalah itu antara lain tersendatnya saluran air tatkala musim hujan. Untuk itu, sebenarnya jalan keluar sudah diberikan oleh Bupati Suradnyana saat pertemuan pekan lalu.
“Nah, ini yang belum diketahui oleh warga lainnya. Dari Dinas PU, Dinas LH, dan dari BKSDA sudah turun langsung untuk mengecek dimana-mana saluran yang perlu diperbaiki, dan juga pembukaan saluran baru yang tujuannya mengarahkan air ke danau,” ungkap Komiarsa.
Komiarsa mengharapkan agar ada pengaturan dan pengawasan yang jelas dalam proses pengurugan dimaksud. Dia menginginkan, pengurugan supaya dituntaskan pada satu titik lokasi tertentu, barulah kemudian berpindah pada titik lainnya. Sehingga, lanjut Komiarsa, pada lahan yang telah selesai dilakukan pengurugan dapat langsung dilaksanakan penghijauan. “Selain itu, disposal agar diperuntukkan bagi warga yang benar-benar membutuhkan terlebih dahulu. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk kepentingan pertanian atau wisata. Supaya tidak ada kecemburuan di masyarakat, kok dia yang dapat, kami kok tidak dapat,” katanya.
Permintaan itu pun langsung direspons Bupati Suradnyana dengan memerintahkan langsung kepada pihak pemrakarsa jalan, agar memenuhi kebutuhan tanah warga sekitar Dusun Dasong secara gratis. “Nah, sekarang percayakan kepada Tiang, Tiang akan suruh Kadis PU untuk menyelesaikan persoalan ini. Kalau masalah air menggenang, nanti akan dibuatkan salurannya. Kalau persolan jalan rusak Saya yang tanggung jawab, usak kal benahin (rusak akan diperbaiki). Tidak seberapa memperbaiki jalan itu (jalan menuju Dasong), dibandingkan dengan kemajuan Buleleng secara keseluruhan, cenik gae to,” kata Bupati saat pertemuan dengan warga Pancasari, Sabtu (31/8) di Kantor Desa Pancasari.
Menurut Bupati, lahan yang diurug di Danau Buyan adalah lahan pribadi. Untuk itu dia meminta pihak-pihak yang selama ini meributkan hal ini, betul-betul mencermati permasalahan tersebut secara bijak. “Ini kan mengurug lahan pribadi, bukan mengurug danau-nya. Kalau Danau Buyan yang diurug baru kita protes,” tegasnya. *k19
Masih kata Suparta Wijaya, pembuatan drainase di kawasan danau di Dusun Dasong akan segera dilakukan mengantisipasi air di musim penghujan tahun ini. Hanya saja, pembangunan itu belum bisa rampung seluruhnya, karena pekerjaan akan dilanjutkan di tahun 2020. “Mungkin di Perubahan Anggaran tahun ini, kami alokasikan dulu setengahanya. Nah sisanya, nanti di APBD Induk tahun 2020, kita lanjutkan agar tuntas,” ungkapnya.
Masih kata Suparta Wijaya, dengan pembangunan bertahap, pihaknya akan berusaha membangun saluran drainase pada tempat-tempat yang rawan terjadi luapan air saat musim penghujan. “Nanti kami atur, ini sedang kami kaji lagi, dimana titik-titiknya (pembuatan drainase,Red) agar tidak terjadi luapan air,” ujarnya.
Akitivitas penggurugan lahan pribadi di pinggir Danau Buyan menimbulkan keresahan warga sekitar. Warga resah karena khawatir penggurugan dari tanah (Disposal) hasil galian proyek shorcut Denpasar-Singaraja, akan menimbulkan luapan air saat musim penghujan.
Kelian Banjar Adat Yeh Mas, Wayan Komiarsa, mengungkapkan, persoalan yang dihadapi saat ini sebenarnya bukan masalah pengurugan lahan milik pribadi, tetapi warga sekitar ingin dicarikan solusi atas dampak yang mungkin ditimbulkan dari adanya aktivitas pengurugan tersebut. Masalah itu antara lain tersendatnya saluran air tatkala musim hujan. Untuk itu, sebenarnya jalan keluar sudah diberikan oleh Bupati Suradnyana saat pertemuan pekan lalu.
“Nah, ini yang belum diketahui oleh warga lainnya. Dari Dinas PU, Dinas LH, dan dari BKSDA sudah turun langsung untuk mengecek dimana-mana saluran yang perlu diperbaiki, dan juga pembukaan saluran baru yang tujuannya mengarahkan air ke danau,” ungkap Komiarsa.
Komiarsa mengharapkan agar ada pengaturan dan pengawasan yang jelas dalam proses pengurugan dimaksud. Dia menginginkan, pengurugan supaya dituntaskan pada satu titik lokasi tertentu, barulah kemudian berpindah pada titik lainnya. Sehingga, lanjut Komiarsa, pada lahan yang telah selesai dilakukan pengurugan dapat langsung dilaksanakan penghijauan. “Selain itu, disposal agar diperuntukkan bagi warga yang benar-benar membutuhkan terlebih dahulu. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk kepentingan pertanian atau wisata. Supaya tidak ada kecemburuan di masyarakat, kok dia yang dapat, kami kok tidak dapat,” katanya.
Permintaan itu pun langsung direspons Bupati Suradnyana dengan memerintahkan langsung kepada pihak pemrakarsa jalan, agar memenuhi kebutuhan tanah warga sekitar Dusun Dasong secara gratis. “Nah, sekarang percayakan kepada Tiang, Tiang akan suruh Kadis PU untuk menyelesaikan persoalan ini. Kalau masalah air menggenang, nanti akan dibuatkan salurannya. Kalau persolan jalan rusak Saya yang tanggung jawab, usak kal benahin (rusak akan diperbaiki). Tidak seberapa memperbaiki jalan itu (jalan menuju Dasong), dibandingkan dengan kemajuan Buleleng secara keseluruhan, cenik gae to,” kata Bupati saat pertemuan dengan warga Pancasari, Sabtu (31/8) di Kantor Desa Pancasari.
Menurut Bupati, lahan yang diurug di Danau Buyan adalah lahan pribadi. Untuk itu dia meminta pihak-pihak yang selama ini meributkan hal ini, betul-betul mencermati permasalahan tersebut secara bijak. “Ini kan mengurug lahan pribadi, bukan mengurug danau-nya. Kalau Danau Buyan yang diurug baru kita protes,” tegasnya. *k19
1
Komentar