TI Bali Dijadikan 'Tumbal'
Dampak Rivalitas Juara Umum Porprov
Mulanya saya anggap hal tersebut hanya isu dan psywar antarpeserta dari masing-masing kabupaten, namun ada empat anggota TI Bali yang melaporkan, mereka dihubungi instansti militer menanyakan soal Muskablub Badung.
TABANAN, NusaBali
Meski pertandingan Taekwondo Indonesia belum digelar pada Porprov Bali XIV/2019, nuansa persaingan ketat di cabang olahraga itu sangat terasa. Persaingan untuk berebut gelar juara, baik khusus cabor taekwondo maupun juara umum keseluruhan. Ya, rivalitas antara Badung dan Denpasar.
Persaingan itu mulai dari protes KONI Badung terhadap Pengprov TI Bali karena menunda rekomendasi atlet Pelatnas. Juga munculnya isu, Ketua umum TI Bali Anak Agung Lanang Ananda akan diganti di tengah jalan oleh induk organisasi sebelum berakhir masa kepengurusan pada akhir Oktober 2019.
Lan Ananda sendiri mengakui memang benar ada isu di kalangan KONI daerah, bahwa dirinya selaku Ketua umum Pengprov TI akan diganti sebelum masa bhakti berakhir pada Oktober depan. Isu itu beredar sampai ke kalangan ketua-ketua Pengkab TI di Bali, persis saat pengibaran bendera kontingen Porprov di Tabanan.
"Mulanya saya anggap hal tersebut hanya isu belaka dan psywar antar peserta dari masing-masing kabupaten, namun hari ini (red. Kamis ) dirinya dihubungi empat orang anggota TI Bali yang melaporkan bahwa mereka dihubungi instansti militer menanyakan soal Muskablub Badung dan menerima info pimpinan instansi tersebut kemungkinan ditunjuk sebagai caretaker Ketum Pengprov TI Bali," papar Lan Ananda.
Menyikapi hal itu, Lan Ananda pun mengatakan kalau masa bhakti dirinya dipercepat satu bulan. "Bagi saya pribadi tidak ada masalah sama sekali karena memang seharusnya sudah berakhir pada Juni lalu dan sesuai AD/ART TI, Ketua Umum hanya boleh dua periode. Jadi memang sudah seharusnya diganti," kata Lan Ananda.
Namun, kata Lan Ananda, hal itu akan menimbulkan persoalan baru bila masa bhakti yang sudah diperpanjang sampai akhir Oktober, karena adanya Porprov dan Pra PON kemudian dianulir dan dipercepat. Salah satu persoalan, kacaunya tim Pra PON yang sudah terbentuk dan di depan mata menuju Banten setelah Porprov.
"Kalau keputusan soal Porprov, saya kira sudah final karena keputusan tersebut melalui forum yang dihadiri peserta, seperti Pengkab-Pengkab. Hal ini tidak mungkin bisa diutak atik, termasuk menganulir keputusan bahwa Pengprov hanya boleh memberikan rekomendasi bila mendapatkan persetujuan dari 8 pengkab," tegas Lan Ananda.
Lan juga menambahkan, hanya berharap percepatan penggantian dirinya bukan dilandasi hanya untuk memenangkan satu kabupaten pada Porprov 2019 dalam meraih juara umum.
"Bila arahnya seperti itu maka sangat disayangkan kalau prestasi diraih dengan mengabaikan nilai-nilai sportifitas dan mengabaikan aturan permainan yang di sebut rules of the game," papar Lan Ananda. *dek
Persaingan itu mulai dari protes KONI Badung terhadap Pengprov TI Bali karena menunda rekomendasi atlet Pelatnas. Juga munculnya isu, Ketua umum TI Bali Anak Agung Lanang Ananda akan diganti di tengah jalan oleh induk organisasi sebelum berakhir masa kepengurusan pada akhir Oktober 2019.
Lan Ananda sendiri mengakui memang benar ada isu di kalangan KONI daerah, bahwa dirinya selaku Ketua umum Pengprov TI akan diganti sebelum masa bhakti berakhir pada Oktober depan. Isu itu beredar sampai ke kalangan ketua-ketua Pengkab TI di Bali, persis saat pengibaran bendera kontingen Porprov di Tabanan.
"Mulanya saya anggap hal tersebut hanya isu belaka dan psywar antar peserta dari masing-masing kabupaten, namun hari ini (red. Kamis ) dirinya dihubungi empat orang anggota TI Bali yang melaporkan bahwa mereka dihubungi instansti militer menanyakan soal Muskablub Badung dan menerima info pimpinan instansi tersebut kemungkinan ditunjuk sebagai caretaker Ketum Pengprov TI Bali," papar Lan Ananda.
Menyikapi hal itu, Lan Ananda pun mengatakan kalau masa bhakti dirinya dipercepat satu bulan. "Bagi saya pribadi tidak ada masalah sama sekali karena memang seharusnya sudah berakhir pada Juni lalu dan sesuai AD/ART TI, Ketua Umum hanya boleh dua periode. Jadi memang sudah seharusnya diganti," kata Lan Ananda.
Namun, kata Lan Ananda, hal itu akan menimbulkan persoalan baru bila masa bhakti yang sudah diperpanjang sampai akhir Oktober, karena adanya Porprov dan Pra PON kemudian dianulir dan dipercepat. Salah satu persoalan, kacaunya tim Pra PON yang sudah terbentuk dan di depan mata menuju Banten setelah Porprov.
"Kalau keputusan soal Porprov, saya kira sudah final karena keputusan tersebut melalui forum yang dihadiri peserta, seperti Pengkab-Pengkab. Hal ini tidak mungkin bisa diutak atik, termasuk menganulir keputusan bahwa Pengprov hanya boleh memberikan rekomendasi bila mendapatkan persetujuan dari 8 pengkab," tegas Lan Ananda.
Lan juga menambahkan, hanya berharap percepatan penggantian dirinya bukan dilandasi hanya untuk memenangkan satu kabupaten pada Porprov 2019 dalam meraih juara umum.
"Bila arahnya seperti itu maka sangat disayangkan kalau prestasi diraih dengan mengabaikan nilai-nilai sportifitas dan mengabaikan aturan permainan yang di sebut rules of the game," papar Lan Ananda. *dek
1
Komentar