Raja Badung VII Jadi Pahlawan Nasional
I Gusti Ngurah Made Agung tokoh Bali kelima jadi Pahlawan Nasional, setelah I Gusti Ngurah Rai, I Gusti Ketut Jelantik, Anak Agung Gede Agung, I Goesti Ketut Pudja.
Anom Suradi mengaku bersyukur atas penobatan I Gusti Ngurah Made Agung sebagai Pahlawan Nasional. Pihaknya berharap masyarakat Kota Denpasar punya tokoh panutan yang bisa membawa nama daerahnya ke level nasional. “Ini menjadi hadiah untuk peringatan Hari Pahlawan, 10 November, dan sekaligus kado istimewa bagi masyarakat Denpasar yang baru saja memperingati HUT ke-109 Puputan Badung,” ujarnya sembari menyebut untuk peringatan khusus, nantinya akan digelar sarasehan kepahlawanan dan acara yang berkaitan dengan peringatan Puputan Badung.
Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Denpasar, IB Rahoela, juga menyatakan bersyukur I Gusti Ngurah Made Agung dinobatkan menjadi Pahlawan Nasional. "Tentunya ini akan menjadi motivasi bagi generasi muda, khususnya warga Kota Denpasar, untuk terus berjuang membangun daerah yang lebih sejahtera dan harmonis berlandaskan pada nilai-nilai budaya adiluhung," kata IB Rahoela.
Lagipula, lanjut IB Rahoela, Pemkot Denpasar juga telah mengabadikan nama I Gusti Ngurah Made Agung sebagai nama pemngganti Lapangan Puputan Badung (di sebelah barat Pura Jagatnatha Denpasar) sejak 2012 lalu. Sebab, di tempat itulah dulunya terjadi aksi heroik perang Puputan Badung yang menyebabkan sang pahlawan nasional gugur, 20 September 1906 silam.
Sosok I Gusti Ngurah Made Agung juga diabadikan dalam monumen patung yang berada di Perempatan Jalan Veteran Denpasar-Jalan Pattimura Denpasar. Jalan Veteran Denpasar dipilih untuk mengabadikan nama I Gusti Ngurah Made Agung, karena jalan raya yang berada di sebelah barat Puri Satria Denpasar ini posisinya paling dekat dengan Lapangan Puputan Badung.
Semua ini dimaksudkan untuk memberikan penghormatan dan menghargai I Gusti Ngurah Made Agung sebagai sosok pejuang dan sastrawan. Sejarah mencatat, La-pangan Puputan Badung inilah yang dulunya menjadi ajang Perang Puputan Badung saat gugurnya I Gusti Ngurah Made Agung. Ketika Perang Puputan Badung berlangsung seabad yang silam, I Gusti Ngurah Made Agung menjabat sebagai Raja Denpasar VII (1902-1906).
Ketika gugur di medan perang Puputan Badung, I Gusti Ngurah Made Agung baru berusia 30 tahun. Saat gugur, almarhum juga masih berstatus lajang alias belum menikah. Dia gugur karena pemimpin langsung pasukan Kerajaaan Badung untuk menghadapi agresi militer Belanda yang saat itu mendarat di Pabean Sanur, Denpasar Selatan.
Selanjutnya...
Komentar