Gaji Belum Dibayar, Karyawan Perusda Bali Masadu ke Dewan
Dua orang perwakilan karyawan Perusda Bali di Unit Perkebunan Pulukan, Desa/Kecamatan Pekutatan, Jembrana, masadu (mengadu) ke kantor DPRD Jembrana, Senin (9/9), terkait permasalahan gaji mereka yang belum dibayar sejak Juli 2019.
NEGARA, NusaBali
Perwakilan karyawan yang juga warga Pekutatan, ini sengaja meminta bantuan ke Dewan Jembrana, lantaran dari jajaran pengelola di Unit Perkebunan Pulukan tidak mendapat kepastian waktu pembayaran gaji mereka.
Dua orang perwakilan karyawan Perusda Bali, I Gede Miasa dan I Putu Agus Tino, sekitar pukul 09.00 Wita itu diterima oleh Ketua Dewan Ni Made Sri Sutharmi, bersama anggota dewan I Nyoman Sudiasa alias Man Dadab.
Disebutkan bahwa seluruh karyawan Perusda Bali di Unit Perkebunan Pulukan, dihadapkan masalah keterlambatan pembayaran gaji. Keterlambatan gaji terjadi sejak Juli lalu. “Kalau dari pengelola di Perkebunan Pulukan, mereka (karyawan) hanya diminta bersabar. Makanya, mereka berusaha mengaku ke Dewan Jembrana, dengan harapan mendapat kejelasan gaji,” ujar I Nyoman ‘Dadab’ Sudiasa, ditemui sesuai pertemuan.
Menurut ‘Dadab’ Sudiasa, masalah keterlambatan gaji di Unit Perkebunan Pulukan yang dikelola melalui kerja sama dengan PT Citra Indah Praya Lestari (CIPL), itu sudah sering terjadi. Saat menerima pengaduan sebelumnya, dia pun sudah pernah menjajagi Perusda Bali pada waktu zaman Dirut Perusda Bali, Nyoman Baskara, dan sempat ada janji untuk memperhatikan hak para karyawan di Unit Perkebunan Pulukan. “Untuk pengaduan yang sekarang ini, nanti akan kami tindaklanjuti langsung ke Perusda Bali. Kami ingin menekan Perusda Bali bertanggung jawab. Sebenarnya kalau memang sudah tidak mampu mengelola aset di sana, lebih baik dicarikan solusi,” ucap politisi PDIP dari Dapil Pekutatan ini.
Jika tidak segera diselesaikan, ‘Dadab’ Sudiasa khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Apalagi, sudah ada bahasa dari para karyawan yang berencana melakukan aksi demo. “Saya sudah menahan. Saya meminta waktu untuk mencari kejelasan. Saya harap masalah ini tidak diulur-ulur, dan jangan sampai kembali terjadi masalah serupa di kemudian hari. Kasihan karyawan kalau harus dihadapkan permasalahan begini terus,” ucapnya.
Sementara itu, Dirut Perusda Bali Suryawan Dwimilyanto belum bisa diminta komentarnya. Saat dikonfirmasi melalui WhatsApp tidak dibalas, ditelepon tidak direspons. *ode, nat
Dua orang perwakilan karyawan Perusda Bali, I Gede Miasa dan I Putu Agus Tino, sekitar pukul 09.00 Wita itu diterima oleh Ketua Dewan Ni Made Sri Sutharmi, bersama anggota dewan I Nyoman Sudiasa alias Man Dadab.
Disebutkan bahwa seluruh karyawan Perusda Bali di Unit Perkebunan Pulukan, dihadapkan masalah keterlambatan pembayaran gaji. Keterlambatan gaji terjadi sejak Juli lalu. “Kalau dari pengelola di Perkebunan Pulukan, mereka (karyawan) hanya diminta bersabar. Makanya, mereka berusaha mengaku ke Dewan Jembrana, dengan harapan mendapat kejelasan gaji,” ujar I Nyoman ‘Dadab’ Sudiasa, ditemui sesuai pertemuan.
Menurut ‘Dadab’ Sudiasa, masalah keterlambatan gaji di Unit Perkebunan Pulukan yang dikelola melalui kerja sama dengan PT Citra Indah Praya Lestari (CIPL), itu sudah sering terjadi. Saat menerima pengaduan sebelumnya, dia pun sudah pernah menjajagi Perusda Bali pada waktu zaman Dirut Perusda Bali, Nyoman Baskara, dan sempat ada janji untuk memperhatikan hak para karyawan di Unit Perkebunan Pulukan. “Untuk pengaduan yang sekarang ini, nanti akan kami tindaklanjuti langsung ke Perusda Bali. Kami ingin menekan Perusda Bali bertanggung jawab. Sebenarnya kalau memang sudah tidak mampu mengelola aset di sana, lebih baik dicarikan solusi,” ucap politisi PDIP dari Dapil Pekutatan ini.
Jika tidak segera diselesaikan, ‘Dadab’ Sudiasa khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Apalagi, sudah ada bahasa dari para karyawan yang berencana melakukan aksi demo. “Saya sudah menahan. Saya meminta waktu untuk mencari kejelasan. Saya harap masalah ini tidak diulur-ulur, dan jangan sampai kembali terjadi masalah serupa di kemudian hari. Kasihan karyawan kalau harus dihadapkan permasalahan begini terus,” ucapnya.
Sementara itu, Dirut Perusda Bali Suryawan Dwimilyanto belum bisa diminta komentarnya. Saat dikonfirmasi melalui WhatsApp tidak dibalas, ditelepon tidak direspons. *ode, nat
1
Komentar