PHDI Badung Gelar Audiensi ke DPRD
Ketua DPRD Kabupaten Badung I Putu Parwata menerima audiensi Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Badung, Senin (9/9).
MANGUPURA, NusaBali
PHDI berharap bisa memperoleh dana operasional, sehingga lembaga tersebut bisa berjalan lebih maksimal dalam memberikan pelayanan kepada umat.
Audiensi PHDI dipimpin Ketua Gede Rudia Adiputra, Wakil Ketua Gusti Ngurah Wiadnyana, Bendahara IA Eka Dewi Wijaya, dan sejumlah pengurus lainnya. Sementara Parwata didampingi utusan dari Dinas Kebudayaan Badung.
Rudia Adiputra menegaskan, posisi PHDI sangat strategis. Tugasnya mengangkat kualitas umat sesuai dengan sradha bakti. “Selain itu, PHDI sangat berperan dalam kerukunan antarumat beragama,” ujarnya.
Saat ini banyak kegiatan dan program yang digelar PHDI. “Namun kelemahannya, kami tak memiliki dana. Kas kosong,” tegasnya. Untuk kepentingan alat tulis kantor (ATK), pihaknya harus nebeng di instansi terkait. “Kami belum pernah memperoleh dana operasional,” imbuhnya.
Gusti Ngurah Wiadnyana menambahkan, PHDI ibarat kendaraan. Untuk bisa berjalan, kendaraan perlu bahan bakar serta sopir. “Untuk inilah kami berharap bantuan Ketua DPRD Badung untuk ikut membantu mengalokasikan dana operasional PHDI, sehingga bisa menjalankan tugas-tugasnya lebih maksimal,” tambah mantan anggota DPRD Badung tersebut.
Hal sama dikemukakan Eka Dewi Wijaya. Selaku bendahara, Dirum PDAM Tirta Mangutama tersebut mengaku tak pernah memegang dana kas.
Parwata mengaku prihatin atas kondisi tersebut. Lembaga setingkat PHDI yang begitu strategisnya sampai tak memperoleh alokasi anggaran. PHDI berperan vital dalam rangka mengamankan program strategis Badung yakni adat, agama, dan budaya sesuai prioritas keempat PPNSB.
Karena itu, Sekretaris DPC PDI Perjuangan Badung ini akan mengupayakan anggaran PHDI bisa masuk pada APBD induk 2020. “Tolong segera masukkan proposal ke kami, sehingga kami bisa perjuangkan sebelum APBD induk 2020,” tegasnya.
Untuk dana operasional ke PHDI, imbuh Parwata, bisa berupa program yang diajukan kepada instansi yang menaungi atau bisa juga dalam bentuk hibah seperti halnya lembaga lainnya. *asa
Audiensi PHDI dipimpin Ketua Gede Rudia Adiputra, Wakil Ketua Gusti Ngurah Wiadnyana, Bendahara IA Eka Dewi Wijaya, dan sejumlah pengurus lainnya. Sementara Parwata didampingi utusan dari Dinas Kebudayaan Badung.
Rudia Adiputra menegaskan, posisi PHDI sangat strategis. Tugasnya mengangkat kualitas umat sesuai dengan sradha bakti. “Selain itu, PHDI sangat berperan dalam kerukunan antarumat beragama,” ujarnya.
Saat ini banyak kegiatan dan program yang digelar PHDI. “Namun kelemahannya, kami tak memiliki dana. Kas kosong,” tegasnya. Untuk kepentingan alat tulis kantor (ATK), pihaknya harus nebeng di instansi terkait. “Kami belum pernah memperoleh dana operasional,” imbuhnya.
Gusti Ngurah Wiadnyana menambahkan, PHDI ibarat kendaraan. Untuk bisa berjalan, kendaraan perlu bahan bakar serta sopir. “Untuk inilah kami berharap bantuan Ketua DPRD Badung untuk ikut membantu mengalokasikan dana operasional PHDI, sehingga bisa menjalankan tugas-tugasnya lebih maksimal,” tambah mantan anggota DPRD Badung tersebut.
Hal sama dikemukakan Eka Dewi Wijaya. Selaku bendahara, Dirum PDAM Tirta Mangutama tersebut mengaku tak pernah memegang dana kas.
Parwata mengaku prihatin atas kondisi tersebut. Lembaga setingkat PHDI yang begitu strategisnya sampai tak memperoleh alokasi anggaran. PHDI berperan vital dalam rangka mengamankan program strategis Badung yakni adat, agama, dan budaya sesuai prioritas keempat PPNSB.
Karena itu, Sekretaris DPC PDI Perjuangan Badung ini akan mengupayakan anggaran PHDI bisa masuk pada APBD induk 2020. “Tolong segera masukkan proposal ke kami, sehingga kami bisa perjuangkan sebelum APBD induk 2020,” tegasnya.
Untuk dana operasional ke PHDI, imbuh Parwata, bisa berupa program yang diajukan kepada instansi yang menaungi atau bisa juga dalam bentuk hibah seperti halnya lembaga lainnya. *asa
1
Komentar