Palebon Pedanda Nugraha Dipuput Delapan Sulinggih
Palebon Ida Pedanda Gede Ketut Dwija Nugraha dari Geria Demung, Banjar Tilem, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Karangasem, dipuput delapan sulinggih.
AMLAPURA, NusaBali
Palebon berlangsung di setra Desa Adat Budakeling, Banjar Gede, Desa Budakeling pada Anggara Pon Merakih, Selasa (10/9).
Sebelum prosesi palebon di setra Desa Adat Budakeling, terlebih dahulu dilakukan pembersihan setra melalui ritual Bumi Sudha dipuput Ida Pedanda Gede Made Jelantik Sidemen. Tujuannya agar setra bersih secara niskala sehubungan digunakan untuk upacara palebon sulinggih. Membersihkan areal upacara disimbolkan dengan kotak ukuran 1 meter x 1 meter lengkap dengan sembilan penjuru mata angin.
Prosesi palebon diawali nedunang layon Ida Pedanda Gede Ketut Dwija Nugraha dari manca dipendak tari Baris Bajra. Selanjutnya perjalanan menuju setra Desa Adat Budakeling. Setiba di setra, layon Ida Pedanda dikelilingkan tiga kali mengelilingi pamuhunan (tempat pembakaran jenazah), selanjutnya layon kembali dipendak (disambut) tari Baris Bajra. Layon kemudian ditempatkan di lembu dan dibakar.
Ida Pedanda Gede Ketut Dwija Nugraha lebar pada tanggal 6 Mei 2019 karena sakit. Almarhum meninggalkan seorang istri, Ida Pedanda Istri Dwijayanti, 4 anak, dan 12 cucu. Bendesa Adat Budakeling Ida Wayan Jelantik Oyo mengatakan upacara palebon dilaksanakan cukup lama sejak sulinggih lebar untuk mencari hari baik yang tepat. Sebab yang diupacarai adalah seorang sulinggih. Usai menggelar pamuspaan di puncak palebon, lanjut nyupit (nganyut) ke Pantai Lingkungan Jasri Kelod, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem. *k16
Sebelum prosesi palebon di setra Desa Adat Budakeling, terlebih dahulu dilakukan pembersihan setra melalui ritual Bumi Sudha dipuput Ida Pedanda Gede Made Jelantik Sidemen. Tujuannya agar setra bersih secara niskala sehubungan digunakan untuk upacara palebon sulinggih. Membersihkan areal upacara disimbolkan dengan kotak ukuran 1 meter x 1 meter lengkap dengan sembilan penjuru mata angin.
Prosesi palebon diawali nedunang layon Ida Pedanda Gede Ketut Dwija Nugraha dari manca dipendak tari Baris Bajra. Selanjutnya perjalanan menuju setra Desa Adat Budakeling. Setiba di setra, layon Ida Pedanda dikelilingkan tiga kali mengelilingi pamuhunan (tempat pembakaran jenazah), selanjutnya layon kembali dipendak (disambut) tari Baris Bajra. Layon kemudian ditempatkan di lembu dan dibakar.
Ida Pedanda Gede Ketut Dwija Nugraha lebar pada tanggal 6 Mei 2019 karena sakit. Almarhum meninggalkan seorang istri, Ida Pedanda Istri Dwijayanti, 4 anak, dan 12 cucu. Bendesa Adat Budakeling Ida Wayan Jelantik Oyo mengatakan upacara palebon dilaksanakan cukup lama sejak sulinggih lebar untuk mencari hari baik yang tepat. Sebab yang diupacarai adalah seorang sulinggih. Usai menggelar pamuspaan di puncak palebon, lanjut nyupit (nganyut) ke Pantai Lingkungan Jasri Kelod, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem. *k16
1
Komentar