nusabali

Keluarga Siapkan Upacara Ngulapin

Jenazah Terapis Spa Dipulangkan dari Turki ke Bali

  • www.nusabali.com-keluarga-siapkan-upacara-ngulapin

Jenazah Anak Agung Ayu Deni Sustinayani, 23, pekerja terapis spa asal Desa Kaliasem, Kecamatan Banjar, Buleleng yang meninggal di Turki, sedang dalam proses pemulangan ke Bali.

SINGARAJA, NusaBali

Jenazah gadis berusia 23 tahun yang biasa dipanggil Gek Ayu ini diperkirakan baru tiba di rumah duka kawasan Banjar Nyung Sangiang, Desa Kaliasem, Selasa (17/9) dinihari. Pihak keluarga pun mempersiapkan upacara ngulapin di rumah duka.

Korban Gek Ayu diketahui baru 4 bulan bekerja sebagai tenaga terapis spa di Turki. Dia berangkat secara mandiri pada 26 Mei 2019 lalu, tanpa melalui perantara. Tiba-tiba, pihak keluarga mendapat kabar duka kematian Gek Ayu, Kamis (12/9) malam.

Gek Ayu meninggal dalam perawatan di sebuah rumah sakit di Turki. Sebelum di-bawa ke rumah sakit, Gek Ayu dikabarkan jatuh pingsan di tempat kerjanya. Na-mun, belum diketahui pasti apa penyebab kematian anak busungsu dari tiga bersaudara pasangan Anak Agung Ngurah Adnyana dan Ni Ketut Artini ini.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Nakertrans) Kabupaten Buleleng, Ni Made Dwi Priyanti Putri, mengatakan proses pemulangan jenazah Gek Ayu cukup lama, karena yang bersangkutan berangkat sebagai tenaga kerja secara mandiri. Karenanya, diperlukan koordinasi untuk memastikan kebenaran kematian Gek Ayu dan prosedur pemulangan dengan Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ankara, Turki.

“Ini kan perlu proses, apalagi berangkatnya (kerja di luar negeri) secara mandiri. Kami perlu koordinasi dulu ke BP3TKI. Selain itu, BP3TKI juga koordinasi lagi dengan KBRI di Ankara,” jelas Made Dwi Priyanti Putri saat dikonfirmasi di Si-ngaraja, Minggu (15/9).

Menurut Dwi Priyanti menyebutkan, dari hasil koordinasi terakhir, pemulangan jenazah korban Gek Ari sudah dalam proses. Jenazah akan diberangkatkan dengan pesawat Turkish Airline dari Bandara Istanbul, Turki, Senin (16/9) dinihari. Penerbangan diperkirakan memakan waktu 19 jam, sehingga jenazah diperkirakan sampai di rumah duka, Selasa dinihari besok. “Informasinya, biaya pemulangan jenazah ditanggung pihak perusahaan tempatnya bekerja di Turki. Nanti kan ada data-data resmi saat penyerahan jenazah kepada pihak keluarga,” terang Dwi Priyanti.

Sementara itu, pihak keluarga yang diwakili Komang Lian Agustina, kakak ipar dari korban Gek Ayu, menyatakan sudah dapat kabar rencana pemulangan jenazah dari Turki. Sebelum dimasukkan ke dalam peti, lebih dulu dilakukan proses pemandian dan pembalseman jenazah, untuk selanjutnya diterbangkan ke Bali.

“Konfirmasi keberangkatan jenazah Gek Ayu sudah kami terima. Tiketnya Turkish Cargo, jenazah diberangkatkan Senin dinihari 01.30 Waktu Turki. Ya, penerbangannya langsung dari Turki ke Bali, sekitar 19 jam,” papar Komang Lian di rumah duka di Banjar Nyung Sangiang, Desa Kaliasem, Kecamatan Banjar, Minggu kemarin.

Komang Lian menyebutkan, saat ini pihak keluarga tengah mempersiapkan sarana uacara ngulapin. Rencanan, upacara ngulapin akan dilakukan begitu jenazah korban tiba di rumah duka. “Sekarang pihak keluarga sedang mempersiapan banten ngulapin,” katanya.

Sejauh ini, pihak keluarga belum menentukan waktu pelaksanaan upacara terhadap jenazah Gek Ayu. Juga belum diputuskan apakah jenazah korban akan diupacarai pengabenan atau makinsan ring gni. “Rangkaian upacara baru akan dibahas setelah jenazah tiba di rumah duka nanti,” tandas Komang Lian.

Korban Gek Ayu sendiri berangkat ke Turkir, 26 Mei 2019 lalu, sebagai tenaga terapis spa, setelah menempuh pendidikan terakhir Diploma I. Gek Ayu berangkat atas inisiatif sendiri, tanpa perantara. “Selama bekerja, dia rutin berkomunikasi dengan keluarg, biasanya malam hari,” kenang Komang Lian.

Sementara itu, ibunda korban Gek Ayu, yakni Ketut Artini, mengatakan anak bu-ngsunya yang meninggal di Turki ini tidak pernah mengeluh sakit apa pun selama bekerja di sana. Gek Ayu juga tidak pernah memiliki riwayat sakit. “Sama sekali Gek Ayu tidak pernah mengeluh sakit. Tiang juga tidak punya firasat apa pun,” tutur Ketut Artini.

Terakhir, Gek Ayu berkomunikasi dengan keluarga di Buleleng melalui sambung-an telepon, Rabu (11/9) malam atau sehari sebelum dikabarkan meninggal. Pembi-caran malam itu seperti biasanya, seputar kesehatan dan pekerjaan, juga tentang hubugannya dengan sang pacar. Namun dalam pembicaraan itu, ada kata-kata dari Gek Ayu yang membuat pihak keluarga sulit melupakannya.

Kala itu, Gek Ayu mengaku berkeinginan pulang ingin melihat merajan (pura keluarga) yang sudah selesai direnovasi. “Saat mengetahui kalau merajan sudah selesai diperbaiki, Gek Ayu ingin sekali pulang melihatnya. Karena dia punya rencana menikah setelah merajan selesai diperbaiki,” cerita Artini. *k19

Komentar