Hipmi Minta Akses Pembiayaan Dipermudah
Presiden: Pengusaha Muda Enggan Ber-partner
Pengusaha muda perlu modal untuk naik kelas. Bukan untu ‘bersaing’ dengan konglomerat yang ada, melainkan membuktikan juga bisa menjadi konglomerat.
JAKARTA, NusaBali
Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bahlil Lahadalia meminta pemerintah untuk mempermudah pelaku usaha muda untuk mendapatkan akses pembiayaan agar bisa naik kelas. "Kami mohon (kepada pemerintah), teman-teman pengusaha muda ingin naik kelas. Di daerah punya sumber daya alam (SDA) serta hutan yang luas, tinggal bagaimana afirmatif dan pembiayaan untuk mereka," ujar Bahlil Lahadalia dalam Munas Hipmi ke-16 di Jakarta, Senin (16/9).
Ia menambahkan keinginan para pengusaha muda itu bukan untuk menyaingi konglomerat yang ada. Namun, untuk membuktikan bahwa pengusaha muda juga bisa menjadi konglomerat besar di negeri ini. Menurut dia, pemerintah mempunyai peran besar dalam menciptakan konglomerat di Indonesia, karena pemerintah dapat menciptakan aturan yang mendukung bisnis para pengusaha.
"Konglomerat yang ada masih itu-itu saja. Kami tidak bermaksud memusuhi konglomerat, yang kuat tetap kuat tapi yang bawah harus bisa menjadi kuat," ucapnya.
Sementara itu Presiden Joko Widodo dalam sambutannya berharap Hipmi dapat menjadi himpunan para inovator dan para pengusaha muda kelas dunia.
"Himpunan para pemenang kompetisi dalam kompetisi global. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada adinda Bahlil yang sebentar lagi menuntaskan jabatannya," ungkap Presiden.
Dalam sambutannya, Presiden juga mengatakan pemerintah akan terus bekerja keras untuk menyingkirkan hambatan-hambatan investasi. "Agar bersamaan dengan revolusi konsumen tahun depan, kita benar-benar bisa menjadi magnet investasi dan kita harapkan kita bisa mengalahkan negara-negara lain. karena tidak semua negara punya raksasa konsumen seperti yang kita miliki saat ini," tambah Presiden.
Menurut Presiden, pada 2020 di Indonesia akan ada 141 juta penduduk yang naik kelas menjadi middle class and a fluent consumers. Jumlah tersebut meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding 5 tahun lalu yang jumlahnya hanya sekitar 70 juta orang. "Kelemahan kita menurut saya, terutama yang muda-muda ini adalah sulit dan enggan untuk 'berpartner'. Ini penting sekali. Bermitra. Sekarang ini kesempatan besar agar bapak ibu mendapatkan mitra. Saya yakin akan banyak sekali investasi yang akan masuk. Jadikan mereka mitra," ungkap Presiden.
Langkah menjadi mitra itu pun baru langkah separuh jalan karena langkah selanjutnya adalah revolusi mind set. "Modal kedua yang penting adalah revolusi mindset sehingga mampu memanfaatkan revolusi konsumi yang ada dengan cara memperkuat industrialisasi, memperkuat hilirisasi, dan memperkuat daya saing ekonomi kita. Terus harus kita perbaiki," tambah Presiden.
Hadir dalam acara pembukaan tersebut sejumlah pejabat negara seperti ketua DPR Bambang Soesatyo, ketua DPD Oesman Sapta Odang, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Jaksa Agung HM Prasetyo, Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) Bahlil Lahadalia, mantan Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi, Ketua Kadin periode 2015 - 2020 Rosan Roeslani, pendiri Hipmi Abdul Latif dan tokoh lainnya. *ant
Ia menambahkan keinginan para pengusaha muda itu bukan untuk menyaingi konglomerat yang ada. Namun, untuk membuktikan bahwa pengusaha muda juga bisa menjadi konglomerat besar di negeri ini. Menurut dia, pemerintah mempunyai peran besar dalam menciptakan konglomerat di Indonesia, karena pemerintah dapat menciptakan aturan yang mendukung bisnis para pengusaha.
"Konglomerat yang ada masih itu-itu saja. Kami tidak bermaksud memusuhi konglomerat, yang kuat tetap kuat tapi yang bawah harus bisa menjadi kuat," ucapnya.
Sementara itu Presiden Joko Widodo dalam sambutannya berharap Hipmi dapat menjadi himpunan para inovator dan para pengusaha muda kelas dunia.
"Himpunan para pemenang kompetisi dalam kompetisi global. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada adinda Bahlil yang sebentar lagi menuntaskan jabatannya," ungkap Presiden.
Dalam sambutannya, Presiden juga mengatakan pemerintah akan terus bekerja keras untuk menyingkirkan hambatan-hambatan investasi. "Agar bersamaan dengan revolusi konsumen tahun depan, kita benar-benar bisa menjadi magnet investasi dan kita harapkan kita bisa mengalahkan negara-negara lain. karena tidak semua negara punya raksasa konsumen seperti yang kita miliki saat ini," tambah Presiden.
Menurut Presiden, pada 2020 di Indonesia akan ada 141 juta penduduk yang naik kelas menjadi middle class and a fluent consumers. Jumlah tersebut meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding 5 tahun lalu yang jumlahnya hanya sekitar 70 juta orang. "Kelemahan kita menurut saya, terutama yang muda-muda ini adalah sulit dan enggan untuk 'berpartner'. Ini penting sekali. Bermitra. Sekarang ini kesempatan besar agar bapak ibu mendapatkan mitra. Saya yakin akan banyak sekali investasi yang akan masuk. Jadikan mereka mitra," ungkap Presiden.
Langkah menjadi mitra itu pun baru langkah separuh jalan karena langkah selanjutnya adalah revolusi mind set. "Modal kedua yang penting adalah revolusi mindset sehingga mampu memanfaatkan revolusi konsumi yang ada dengan cara memperkuat industrialisasi, memperkuat hilirisasi, dan memperkuat daya saing ekonomi kita. Terus harus kita perbaiki," tambah Presiden.
Hadir dalam acara pembukaan tersebut sejumlah pejabat negara seperti ketua DPR Bambang Soesatyo, ketua DPD Oesman Sapta Odang, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Jaksa Agung HM Prasetyo, Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) Bahlil Lahadalia, mantan Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi, Ketua Kadin periode 2015 - 2020 Rosan Roeslani, pendiri Hipmi Abdul Latif dan tokoh lainnya. *ant
1
Komentar