Pancaroba, BBMKG Imbau Waspadai Penyakit
Penyakit yang kerap muncul saat pancaroba antara lain gangguan pernapasan, demam berdarah dengue, dan diare.
MANGUPURA, NusaBali
Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar memprakirakan sebagian wilayah Pulau Bali mulai diguyur hujan pada akhir Oktober dan awal November mendatang. Menghadapi peralihan musim ini, BBMKG mengimbau masyarakat agar waspada terhadap penyakit yang biasa menyerang saat masa pancaroba.
Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Iman Fatchurochman, menuturkan pada saat peralihan musim, masyarakat harus waspada. Pasalnya berbagai penyakit bisa menyerang saat itu, seperti gangguan pernapasan, demam berdarah dengue (DBD), diare. Apalagi, kini Pulau Dewata sudah memasuki tahap tersebut.
“Kalau sebagian wilayah Bali seperti Bali tengah dan Bali Selatan, diprakirakan memasuki musim penghujan pada akhir Oktober dan awal November. Saat ini memasuki musim peralihan itu. Jadi, diimbau untuk tetap waspadai penyakit tersebut,” kata Iman, Selasa (17/9) siang.
Dikatakannya, meski beberapa titik adanya kemunduran musim penghujan, pihaknya tetap mewanti-wanti dari sekarang, sehingga masyarakat memiliki pengetahuan dalam mengantisipasi berbagai penyakit.
Menariknya bukan hanya saat musim peralihan saja, Iman juga mengingatkan terkait bahaya atau dampak yang ditumbulkan saat Pulau Dewata diguyur hujan.
“Kami pada prinsipnya terus menganalisa dan memberikan imbauan kepada masyarakat. Selain saat pancaroba ini, tentu kita berharap agar masyarakat juga mewaspadai saat musim penghujan tiba. Karena, tentu akan ada dampak seperti angin kencang, tanah longsor, banjir, dan lainnya yang disebabkan oleh intensitas curah hujan,” beber Iman.
Beberapa hari sebelumnya, pihak Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar sudah memprakirakan musim penghujan di Pulau Bali mengalami keterlambatan. Pemicu keterlambatan ini disebabkan dua faktor yakni kuatnya angin Moonsun Australia dan angin Timuran. Walhasil, beberapa wilayah di Bali Utara dan Nusa Penida masih dihantui kekeringan dan diprediksi baru diguyur hujan pada akhir November hingga awal Desember. Namun, ada beberapa bagian wilayah Bali seperti tengah dan Selatan yang akan terlebih dahulu diguyur hujan pada akhir Oktober ini. “Kalau prakiraan, memang hujan sudah mulai turun pada akhir Oktober ini. Namun, intensitas masih kecil. Tapi, kalau secara keseluruhan, hasil analisa kita memang musim penghujan itu mulai November mendatang dan itu terjadi nyaris di seluruh Bali, meski masih ada di daerah Bali Utara dan Nusa Penida yang baru muncul pada awal Desember,” kata Kepala BBMKG Wilayah III M Taufik Gunawan.
Terkait prakiraan musim penghujan pada 2019/2020, BBMKG sudah melaporkan data tersebut ke Pemprov Bali. Hal ini sebagai upaya mengantisipasi potensi bencana yang dapat ditimbulkan, seperti waspada bahaya longsor dan banjir pada saat musim hujan, waspada angin kencang dan pohon tumbang saat masa transisi (pancaroba), serta waspada berbagai penyakit saat musim peralihan. *dar
Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Iman Fatchurochman, menuturkan pada saat peralihan musim, masyarakat harus waspada. Pasalnya berbagai penyakit bisa menyerang saat itu, seperti gangguan pernapasan, demam berdarah dengue (DBD), diare. Apalagi, kini Pulau Dewata sudah memasuki tahap tersebut.
“Kalau sebagian wilayah Bali seperti Bali tengah dan Bali Selatan, diprakirakan memasuki musim penghujan pada akhir Oktober dan awal November. Saat ini memasuki musim peralihan itu. Jadi, diimbau untuk tetap waspadai penyakit tersebut,” kata Iman, Selasa (17/9) siang.
Dikatakannya, meski beberapa titik adanya kemunduran musim penghujan, pihaknya tetap mewanti-wanti dari sekarang, sehingga masyarakat memiliki pengetahuan dalam mengantisipasi berbagai penyakit.
Menariknya bukan hanya saat musim peralihan saja, Iman juga mengingatkan terkait bahaya atau dampak yang ditumbulkan saat Pulau Dewata diguyur hujan.
“Kami pada prinsipnya terus menganalisa dan memberikan imbauan kepada masyarakat. Selain saat pancaroba ini, tentu kita berharap agar masyarakat juga mewaspadai saat musim penghujan tiba. Karena, tentu akan ada dampak seperti angin kencang, tanah longsor, banjir, dan lainnya yang disebabkan oleh intensitas curah hujan,” beber Iman.
Beberapa hari sebelumnya, pihak Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar sudah memprakirakan musim penghujan di Pulau Bali mengalami keterlambatan. Pemicu keterlambatan ini disebabkan dua faktor yakni kuatnya angin Moonsun Australia dan angin Timuran. Walhasil, beberapa wilayah di Bali Utara dan Nusa Penida masih dihantui kekeringan dan diprediksi baru diguyur hujan pada akhir November hingga awal Desember. Namun, ada beberapa bagian wilayah Bali seperti tengah dan Selatan yang akan terlebih dahulu diguyur hujan pada akhir Oktober ini. “Kalau prakiraan, memang hujan sudah mulai turun pada akhir Oktober ini. Namun, intensitas masih kecil. Tapi, kalau secara keseluruhan, hasil analisa kita memang musim penghujan itu mulai November mendatang dan itu terjadi nyaris di seluruh Bali, meski masih ada di daerah Bali Utara dan Nusa Penida yang baru muncul pada awal Desember,” kata Kepala BBMKG Wilayah III M Taufik Gunawan.
Terkait prakiraan musim penghujan pada 2019/2020, BBMKG sudah melaporkan data tersebut ke Pemprov Bali. Hal ini sebagai upaya mengantisipasi potensi bencana yang dapat ditimbulkan, seperti waspada bahaya longsor dan banjir pada saat musim hujan, waspada angin kencang dan pohon tumbang saat masa transisi (pancaroba), serta waspada berbagai penyakit saat musim peralihan. *dar
Komentar