Diduga Dimangsa Anjing Liar
6 Sapi dan Godel Tewas Tanpa Jeroan
Dari enam itu, empat godel belum berumur seminggu dan dua sapi, mati dalam kondisi isi jeroan, seperti hati dan paru-paru hilang.
GIANYAR, NusaBali
Kejadian aneh dialami warga tiga banjar di Kecamatan Tegallalang, Gianyar. Sedikitnya enam ekor sapi dan anakan sapi atau godel, mati mengenaskan secara misterius. Dari enam itu, empat godel belum berumur seminggu dan dua sapi, mati dalam kondisi isi jeroan, seperti hati dan paru-paru hilang.
Tiga banjar dimaksud yakni Banjar Pisang Kaja dan Banjar Patas, Desa Taro dan Banjar Jati, Desa Sebatu. Peristiwa ini membuat warga khawatir jika terjadi lagi menyerang ternak lain. Menurut salah seorang peternak, I Wayan Suarsana, ciri-ciri kematian dua godelnya nyaris sama persis. Bahkan terjadi bersamaan sekitar tiga hari lalu, Minggu (15/9) malam. "Dua godel saya mati bersamaan, anehnya jeroannya hilang," ungkapnya saat dikonfirmasi Rabu (18/9). Oleh karena ditemukan tewas mengenaskan secara misterius, Wayan Suarsana pilih mengubur bangkai dua godelnya dari pada dikonsumsi. "Saya tidak berani mengkonsumsi dagingnya karena matinya aneh. Sudah saya kubur bangkainya di belakang rumah, dekat kandang sapi," ujarnya.
Berselang sehari, ternyata kasus serupa terjadi pada peternak lain yakni I Wayan Asi. Satu godelnya juga menjadi korban dengan bagian jeroan dan pantat habis tercakar seperti dimangsa. Wayan Asi memerkirakan godelnya dimakan binatang buas. Menyusul kasus lain, pada Rabu (18/9), dua ekor sapi masing-masing milik peternak I Wayan Mendra dan I Made Sukra juga mati mengenaskan. Dua sapi ini ditemukan tewas di tegalan Banjar Jati, Desa Sebatu, I Made Sukra mendapati sapinya tewas dengan luka terbuka di bagian dada dan seluruh isi jeroan diduga dimakan. "Lubangnya ada sekepal tangan saya, dan di dalamnya, jeroannya sudah tidak ada," sesalnya.
Mengantisipasi kejadian serupa, warga berupaya membuatkan kandang dengan menggunakan kayu.
“Dugaan kami ada binatang buas, anehnya anjing peliharaan kami kok tidak ribut saat ada binatang buas,” terang Made Sukra heran. Tidak diketahui jelas apa yang memangsa ternak mereka. Dia menduga kuat hewan peliharaannya dimakan anjing buas yang berkeliaran di tegalan warga. Hanya saja warga tidak pernah melihat secara langsung, namun beberapa warga mengaku pernah mendengar gonggongan anjing yang tidak jelas keberadaannya. Peternak sapi di wilayah tersebut pun berharap pemerintah bisa segera turun tangan untuk menelusuri dan mencari penyebab matinya sapi tersebut.
Kabid Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Gianyar, Ngakan Putu Readi, saat dikonfirmasi, mengakui sudah mengecek ke lokasi kejadian. Dia menjelaskan kepada warga bahwa sapi tersebut dimangsa gerombolan anjing liar. “Wilayah tersebut dekat dengan hutan, anjing hutan liar ini keluar mencari mangsa,” jelas Readi. Dikatakannya, kasus anak sapi mati tersebut sama dengan kasus yang terjadi di Bangli, “Kasusnya sama, ini ulah anjing hutan liar. Kami kesulitan mencari tempat persembunyiannya,” tambahnya.
Selain bergerombol, dia menengarai, anjing tersebut mencari mangsa pada kandang-kandang yang relatif sepi dan jauh dari perumahan warga. “Saran kami, kandang sapi itu dibuatkan pagar agar anjing tidak bisa masuk,” sarannya. Sedangkan bila mau lebih aman, induk dan anakan sapi dipindah dan dipelihara dekat pondok atau rumah, sehingga lebih mudah mengawasi,” harapnya lagi. Sebelumnya kasus serupa juga terjadi di Desa Buahan, Kecamatan Payangan. *nvi
Tiga banjar dimaksud yakni Banjar Pisang Kaja dan Banjar Patas, Desa Taro dan Banjar Jati, Desa Sebatu. Peristiwa ini membuat warga khawatir jika terjadi lagi menyerang ternak lain. Menurut salah seorang peternak, I Wayan Suarsana, ciri-ciri kematian dua godelnya nyaris sama persis. Bahkan terjadi bersamaan sekitar tiga hari lalu, Minggu (15/9) malam. "Dua godel saya mati bersamaan, anehnya jeroannya hilang," ungkapnya saat dikonfirmasi Rabu (18/9). Oleh karena ditemukan tewas mengenaskan secara misterius, Wayan Suarsana pilih mengubur bangkai dua godelnya dari pada dikonsumsi. "Saya tidak berani mengkonsumsi dagingnya karena matinya aneh. Sudah saya kubur bangkainya di belakang rumah, dekat kandang sapi," ujarnya.
Berselang sehari, ternyata kasus serupa terjadi pada peternak lain yakni I Wayan Asi. Satu godelnya juga menjadi korban dengan bagian jeroan dan pantat habis tercakar seperti dimangsa. Wayan Asi memerkirakan godelnya dimakan binatang buas. Menyusul kasus lain, pada Rabu (18/9), dua ekor sapi masing-masing milik peternak I Wayan Mendra dan I Made Sukra juga mati mengenaskan. Dua sapi ini ditemukan tewas di tegalan Banjar Jati, Desa Sebatu, I Made Sukra mendapati sapinya tewas dengan luka terbuka di bagian dada dan seluruh isi jeroan diduga dimakan. "Lubangnya ada sekepal tangan saya, dan di dalamnya, jeroannya sudah tidak ada," sesalnya.
Mengantisipasi kejadian serupa, warga berupaya membuatkan kandang dengan menggunakan kayu.
“Dugaan kami ada binatang buas, anehnya anjing peliharaan kami kok tidak ribut saat ada binatang buas,” terang Made Sukra heran. Tidak diketahui jelas apa yang memangsa ternak mereka. Dia menduga kuat hewan peliharaannya dimakan anjing buas yang berkeliaran di tegalan warga. Hanya saja warga tidak pernah melihat secara langsung, namun beberapa warga mengaku pernah mendengar gonggongan anjing yang tidak jelas keberadaannya. Peternak sapi di wilayah tersebut pun berharap pemerintah bisa segera turun tangan untuk menelusuri dan mencari penyebab matinya sapi tersebut.
Kabid Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Gianyar, Ngakan Putu Readi, saat dikonfirmasi, mengakui sudah mengecek ke lokasi kejadian. Dia menjelaskan kepada warga bahwa sapi tersebut dimangsa gerombolan anjing liar. “Wilayah tersebut dekat dengan hutan, anjing hutan liar ini keluar mencari mangsa,” jelas Readi. Dikatakannya, kasus anak sapi mati tersebut sama dengan kasus yang terjadi di Bangli, “Kasusnya sama, ini ulah anjing hutan liar. Kami kesulitan mencari tempat persembunyiannya,” tambahnya.
Selain bergerombol, dia menengarai, anjing tersebut mencari mangsa pada kandang-kandang yang relatif sepi dan jauh dari perumahan warga. “Saran kami, kandang sapi itu dibuatkan pagar agar anjing tidak bisa masuk,” sarannya. Sedangkan bila mau lebih aman, induk dan anakan sapi dipindah dan dipelihara dekat pondok atau rumah, sehingga lebih mudah mengawasi,” harapnya lagi. Sebelumnya kasus serupa juga terjadi di Desa Buahan, Kecamatan Payangan. *nvi
Komentar