Supporter Dipukul Oknum Satpol PP Tabanan
Lagi, Ricuh di Arena Porprov Bali XIV
Peristiwa terjadi saat final voli putri antara Denpasar vs Badung. Akibat kejadian tersebut, korban luka di kepala hingga mendapat 6 jahitan.
TABANAN, NusaBali
Kericuhan kembali terjadi di arena Porprov Bali XIV 2019 di Kabupaten Tabanan pada Rabu (18/9). Korbannya adalah Anak Agung Gede Surya Parawansa asal Banjar/Desa Padang Sambian, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar, yang diduga menjadi korban pemukulan yang dilakukan oknum Satpol PP Tabanan.
Akibat kejadian tersebut korban luka di kepala hingga mendapat 6 jahitan. Kasus tersebut dilaporkan ke Polres Tabanan dan sedang dilakukan pemeriksaan.
Menurut saksi sekaligus saudara korban, Agung Kompyang Eka Pertama, sebelum kericuhan terjadi dia datang ke Tabanan bersama lima orang untuk menonton final voli putri antara Denpasar vs Badung, karena saudaranya menjadi salah satu atlet Denpasar.
Saat saudaranya Anak Agung Gede Pasca Prastinata hendak menyalami Wakil Walikota Denpasar yang ikut menyaksikan pertandingan bola voli tersebut, tiba-tiba Gede Pasca Prastinata ini tersandung kaki penonton wanita yang membuat hampir jatuh.
Saat itu ada bapak-bapak complain dari atas dengan mengeluarkan kata ‘woe gimana ini’, dikira Gede Pasca Prastinata yang menyenggol kaki penonton tersebut. Karena tidak terima, korban Surya Parawansa yang awalnya duduk di tribun barat utara ini datang membela sang kakak. “Di sanalah terjadi keributan itu,” ungkapnya ketika ditemui di Polres Tabanan, Rabu malam.
Dengan keributan itu datang Satpol PP lebih dari 10 orang mengamankan, dan kemudian keributan berakhir damai. Namun selang beberapa menit, datang lebih dari 5 orang Satpol PP Tabanan mengajak saksi dan korban serta dua rekan lainnya keluar tribun.
“Di sana saya dipisah, saya dan rekan saya dua orang dibawa ke utara, korban dan satu rekannya dibawa ke barat. Yang dibawa ke barat inilah dipukul menggunakan kursi dan balok sama Satpol PP hingga korban luka,” ungkapnya.
Karena banyak darah yang keluar, korban dibawa ke BRSUD Tabanan oleh warga. “Kejadiannya siang sekitar pukul 13.00 Wita. Saudara saya dibawa warga ke rumah sakit oleh warga karena berdarah,” beber Agung Pertama.
Menurut Agung Pertama, baik korban dan rekannya tidak ada pengaruh alkohol. Murni datang untuk menonton saudara misan yang ikut tanding di Porprov Bali.
Sementara itu, korban Agung Parawansa juga mengaku memang dipukul oleh Satpol PP. Awalnya saat sang kakak dibilang nendang kaki supporter dan tidak terima dengan salah satu supporter, dia mengatakan ‘yih ci mai ci’ (kamu, sini kamu) sehingga terjadi keributan. Namun setelah damai, kembali dicari oleh Satpol PP dan diajak keluar. Di luar korban mengaku sempat meminta maaf dan ingin menonton kembali pertandingan.
Hanya saja kembali ada oknum Satpol PP memakai baju hitam yang mengatakan, ‘Kenken keneh ci ngae rusuh’ (apa maksudnya buat rusuh). Sehingga korban juga mengeluarkan kata-kata, ‘yen saje wanen mai ci satu lawan satu’ (kalau berani ayo satu lawan satu). “Di sanalah saya ‘dibantai’ dan dipukul gunakan kayu,” akunya. Karena tidak terima, korban dan keluarga korban melapor ke Polres Tabanan.
Pantauan di Polres Tabanan, keluarga korban sedang menunggu korban dimintai keterangan. Ada sekitar 3 orang Satpol PP juga diminta keterangan oleh polisi.
Kasat Reskrim Polres Tabanan AKP I Made Pramasetia mengatakan terkait kasus tersebut masih dilakukan pemeriksaan.
Sementara itu, Kepala Satpol PP Tabanan Wayan Sarba mengatakan prihatin atas insiden tersebut. Pihaknya memohon maaf kepada publik atas ketidak-profesional-nya anggota sehingga emosinya terpancing. Awalnya terjadi keributan antar-supporter. Karena anggota bertugas menjaga pertandingan, akhirnya melerai.
Akan tetapi supporter Denpasar ini agak emosi dan susah dilerai, sehingga diamankan keluar gedung. Tetapi di luar gedung terjadi lagi keributan yang agak keras, sehingga anggotanya terpancing emosinya dan terjadi insiden itu. “Saya juga sangat sayangkan, kita pengaman ikut-ikutan tidak bisa menahan emosi yang membuat kita tidak profesional,” ujarnya.
Namun karena sudah terjadi, Sarba mewakili lembaga Satpol PP meminta maaf atas kekeliuran dan kesalahan anggotanya. Dan sudah diserahkan proses hukumnya sebab korban ini melapor.
“Ada 7 anggota yang diminta keterangan. Dan kami tidak tahu gimana kejadian di luar. Saya tengok ke Polres, anggota saya juga luka di kepalanya. Saya pikir sudah aman karena saya di dalam nonton,” ujarnya.
Sarba menyerahkan ke Polres untuk mengetahui kronologi jelasnya kejadian tersebut. Namun dia berharap bisa diselesaikan secara damai dan kekeluargaan. “Saya tidak salahkan siapa-siapa, tetapi kalau bisa saling memaafkan. Kita bertugas demi keamanan, demi kelancaran semua,” ujarnya. *des
Kericuhan kembali terjadi di arena Porprov Bali XIV 2019 di Kabupaten Tabanan pada Rabu (18/9). Korbannya adalah Anak Agung Gede Surya Parawansa asal Banjar/Desa Padang Sambian, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar, yang diduga menjadi korban pemukulan yang dilakukan oknum Satpol PP Tabanan.
Akibat kejadian tersebut korban luka di kepala hingga mendapat 6 jahitan. Kasus tersebut dilaporkan ke Polres Tabanan dan sedang dilakukan pemeriksaan.
Menurut saksi sekaligus saudara korban, Agung Kompyang Eka Pertama, sebelum kericuhan terjadi dia datang ke Tabanan bersama lima orang untuk menonton final voli putri antara Denpasar vs Badung, karena saudaranya menjadi salah satu atlet Denpasar.
Saat saudaranya Anak Agung Gede Pasca Prastinata hendak menyalami Wakil Walikota Denpasar yang ikut menyaksikan pertandingan bola voli tersebut, tiba-tiba Gede Pasca Prastinata ini tersandung kaki penonton wanita yang membuat hampir jatuh.
Saat itu ada bapak-bapak complain dari atas dengan mengeluarkan kata ‘woe gimana ini’, dikira Gede Pasca Prastinata yang menyenggol kaki penonton tersebut. Karena tidak terima, korban Surya Parawansa yang awalnya duduk di tribun barat utara ini datang membela sang kakak. “Di sanalah terjadi keributan itu,” ungkapnya ketika ditemui di Polres Tabanan, Rabu malam.
Dengan keributan itu datang Satpol PP lebih dari 10 orang mengamankan, dan kemudian keributan berakhir damai. Namun selang beberapa menit, datang lebih dari 5 orang Satpol PP Tabanan mengajak saksi dan korban serta dua rekan lainnya keluar tribun.
“Di sana saya dipisah, saya dan rekan saya dua orang dibawa ke utara, korban dan satu rekannya dibawa ke barat. Yang dibawa ke barat inilah dipukul menggunakan kursi dan balok sama Satpol PP hingga korban luka,” ungkapnya.
Karena banyak darah yang keluar, korban dibawa ke BRSUD Tabanan oleh warga. “Kejadiannya siang sekitar pukul 13.00 Wita. Saudara saya dibawa warga ke rumah sakit oleh warga karena berdarah,” beber Agung Pertama.
Menurut Agung Pertama, baik korban dan rekannya tidak ada pengaruh alkohol. Murni datang untuk menonton saudara misan yang ikut tanding di Porprov Bali.
Sementara itu, korban Agung Parawansa juga mengaku memang dipukul oleh Satpol PP. Awalnya saat sang kakak dibilang nendang kaki supporter dan tidak terima dengan salah satu supporter, dia mengatakan ‘yih ci mai ci’ (kamu, sini kamu) sehingga terjadi keributan. Namun setelah damai, kembali dicari oleh Satpol PP dan diajak keluar. Di luar korban mengaku sempat meminta maaf dan ingin menonton kembali pertandingan.
Hanya saja kembali ada oknum Satpol PP memakai baju hitam yang mengatakan, ‘Kenken keneh ci ngae rusuh’ (apa maksudnya buat rusuh). Sehingga korban juga mengeluarkan kata-kata, ‘yen saje wanen mai ci satu lawan satu’ (kalau berani ayo satu lawan satu). “Di sanalah saya ‘dibantai’ dan dipukul gunakan kayu,” akunya. Karena tidak terima, korban dan keluarga korban melapor ke Polres Tabanan.
Pantauan di Polres Tabanan, keluarga korban sedang menunggu korban dimintai keterangan. Ada sekitar 3 orang Satpol PP juga diminta keterangan oleh polisi.
Kasat Reskrim Polres Tabanan AKP I Made Pramasetia mengatakan terkait kasus tersebut masih dilakukan pemeriksaan.
Sementara itu, Kepala Satpol PP Tabanan Wayan Sarba mengatakan prihatin atas insiden tersebut. Pihaknya memohon maaf kepada publik atas ketidak-profesional-nya anggota sehingga emosinya terpancing. Awalnya terjadi keributan antar-supporter. Karena anggota bertugas menjaga pertandingan, akhirnya melerai.
Akan tetapi supporter Denpasar ini agak emosi dan susah dilerai, sehingga diamankan keluar gedung. Tetapi di luar gedung terjadi lagi keributan yang agak keras, sehingga anggotanya terpancing emosinya dan terjadi insiden itu. “Saya juga sangat sayangkan, kita pengaman ikut-ikutan tidak bisa menahan emosi yang membuat kita tidak profesional,” ujarnya.
Namun karena sudah terjadi, Sarba mewakili lembaga Satpol PP meminta maaf atas kekeliuran dan kesalahan anggotanya. Dan sudah diserahkan proses hukumnya sebab korban ini melapor.
“Ada 7 anggota yang diminta keterangan. Dan kami tidak tahu gimana kejadian di luar. Saya tengok ke Polres, anggota saya juga luka di kepalanya. Saya pikir sudah aman karena saya di dalam nonton,” ujarnya.
Sarba menyerahkan ke Polres untuk mengetahui kronologi jelasnya kejadian tersebut. Namun dia berharap bisa diselesaikan secara damai dan kekeluargaan. “Saya tidak salahkan siapa-siapa, tetapi kalau bisa saling memaafkan. Kita bertugas demi keamanan, demi kelancaran semua,” ujarnya. *des
1
Komentar