Dunia Lirik Taman Bunga Bali
Bagi orang Bali (Hindu), fungsi bunga sangat ganda. Artifisial bunga adalah mahkota dari taman-taman kecil di setiap mrajan atau sanggah (tempat persembahyangan keluarga,Red).
GIANYAR, NusaBali
Sebuah slot iklan televisi nasional beberapa waktu lalu memadukan keunggulan Singapura dan Bali untuk ikon iklan pemasaran kondomium mewah di kawasan Jakarta. Sang bintang iklan menyebut bangunan itu bersih meniru model Singapura, namun indah berkonsepkan taman bergaya Bali yang penuh bunga.
Ikon iklan tersebut tentu tak berlebihan ketika menyebut Bali denga taman bunga. Karena bagi orang Bali (Hindu), fungsi bunga sangat ganda. Artifisial bunga adalah mahkota dari taman-taman kecil di setiap mrajan atau sanggah (tempat persembahyangan keluarga,Red). Pohon-pohon berbunga juga ditanam di sekitar pekarangan rumah. Bunga di mrajan/sanggah dan pekarangan juga berfungsi sama yakni untuk menjaga keindahan rumah sekaligus bahan baku persembahan.
Tak hanya iklan-iklan di televisi, para pegiat dan pencinta bunga tingkat dunia melirik tata hayati bunga di Bali. Antara lain, puluhan delegasi World Flower Council (WFC) Summit berkunjung ke Gianyar, Jumat (20/9), tepatnya di Sekar Bumi Farm, Desa Kerta, Kecamatan Payangan. Lokasi ini dipilih, karena merupakan taman bunga Heliconia terbesar di Bali. Ani Andayani, mantan Direktur Floricultura di Kementerian Pertanian RI periode 2010-2015, menegaskan sekar bumi yang berlokasi di Desa Kerta, Payangan, Gianyar merupakan salah satu perkebunan dengan jenis tanaman dan spesies Heliconia yang bervariasi. Perkebunan ini juga menyimpan pelbagai kekayaan sejarah, seni dan budaya yang masih dipertahankan penduduk setempat. Perkebunan ini sekaligus menjadi contoh agrowisata bunga yang menyeluruh. Hal ini sejalan dengan tujuan dari diadakannya WFC Summit. Summit ini di antaranya sebagai ajang komunikasi bagi pecinta, desainer, kurator dan pelaku di industri perbungaan. Pertemuan ini sekaligus untuk mempererat hubungn antar anggota organisasi World Flower Council. Ajang ini juga dapaat dimanfaatkan sebagai ajang komunikasi sekaligus juga sebagai wadah untuk berbagi trend an ilmu seni merangkai bunga sekaligus memperluas jaringan dalam mengembangkan potensi ekspor bunga-bunga tropis.
“Di Payangan ini khususnya di Desa Kerta kami melihat potensi Heliconia sebagai salah satu jenis floricultura sangat besar,’’ jelasnya saat memandu rombongan.
Dengan adanya kunjungan ini, papar Ani, Indonesia, dan Bali khususnya bisa meyakinkan negara-negara peserta summit bahwa Indonesia mempunyai potensi floris yang cukup besar. Bahkan floricultura bukan hanya sebagai estetika namun juga sebagai penyumbang gerakan lingkungan lebih baik. ‘’Untuk mencapai nilai ekonomi estetika, floris harus bersinergi dengan aspek-aspek lainnya, seperti obyek wisata, sebagai rental, maupun dekorasi hotel, restoran atau Wedding decoration,” jelas Ani.
Pemilik Sekar Bumi Farm I Ketut Subagia berharap para peserta ini nantinya dapat mempromosikan keberadaan Sekar Bumi Farm sebagai salah saatu destinasi wisata di Bali dengan konsep pertanian yang berwawasan wisata.
Asisten 1 Setda Gianyar I Wayan Suardana merasa bangga WFC Summit telah memilih Kabupaten Gianyar sebagai tempat kunjungan dalaam pelaksanaan kegiatan. "Semoga kunjungan ini dapat memberi manfaat sebagi ajang promosi Sekar Bumi Farm dan obyek wisata lainnya yang ada di Kabupaten Gianyar," ujarnya.
Untuk diketahui, Indonesia jadi tuan rumah pada World Flower Council (WFC) Summit tahun ini. Bali dipilih menjadi lokasi pelaksanaan acara. WFC Summit merupakaan ajang bagi para anggota untuk berkumpul dan berdiskusi perihal perkembangan industri bunga dan dekorasi. Acara ini bukan hanya ditujukan bagi anggota saja, tetapi juga bagi pencinta daan pelaku industri bunga, kurator. Baik aktif berperan dalam skala nasional dan internasional. Pada tahun 2019 ini, WFC Summit diselenggarakan di The Westin Hotel, Nusa Dua Bali (19- 22/9), dihadiri anggota dari sekitar 20 negara.7nvi
1
Komentar