Dishub Badung Kaji Pengalihan Arus
Kemacetan Kerap Terjadi di Jalan Raya Uluwatu
Kemacetan parah di Jalan Raya Uluwatu, Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung menjadi pemandangan yang lazim di jam-jam tertentu.
MANGUPURA, NusaBali
Bahkan, kemacetan di salah satu akses menuju sejumlah objek wisata di kawasan Pecatu, Dreamland, dan objek lainnya ini terjadi hampir tiap hari. Guna mencari solusi persoalan itu, Dinas Perhubungan Kabupaten Badung bakal mengkaji perubahan arus lalu lintas di jalan tersebut. Selain itu, keberadaan tugu di simpang supermarket Nirmala juga akan dievaluasi.
Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kabupaten Badung Tofan Priyanto, mengakui di Jalan Raya Uluwatu memang kerap terjadi kemacetan. Penyebab utama kekroditan di jalan raya tersebut karena visi rasionya yang sudah tidak seimbang. Dimana, volumenya mendekati kapasitas jalan yang lebarnya antara 7 meter hingga 8 meter dengan tipe jalan dua jalur. Dengan lebar seperti itu dan kondisi volume lalu lintas yang tinggi, mengakibatkan visi rasionya tinggi dan hal itu memicu kemacetan.
“Penyebab kemacetan karena sudah tidak seimbang lagi kondisi jalan dan volume kendaraan. Sehingga, saat jam-jam sibuk, beberapa titik di jalan itu menjadi macet total,” ungkapnya usai menggelar pertemuan di Kantor Camat Kuta Selatan, Selasa (24/9) siang.
Kemacetan lalu lintas itu juga diperparah adanya dua persimpangan yang ada di Jalan Raya Uluwatu. Simpang pertama adalah simpang Politeknik, dan kedua adalah simpang Nirmala. Untuk simpang Politeknik, penyebab kekroditan karena jalanan yang menanjak serta perpotongan jalur. Selain itu, volume lalu lintas sudah mendekati kapasitas simpang atau dalam bahasa tekniknya mendekati oversaturation (terlalu jenuh). Sehingga, kemacetan tidak bisa dihindari. Salah satu penanganan untuk mengatasi kemacetan itu, perlu dilakukan rekayasa arus lalu lintas di simpang tersebut agar tidak terjadi penumpukan kendaraan.
“Ini yang perlu kami kaji, apakah nanti dibuat satu arah dan berputar. Itu harus dilakukan kajian mendalam,” kata Tofan. Kepadatan arus lalu lintas yang kedua adalah di simpang Nirmala. Untuk simpang Nirmala disebabkan oleh tugu yang ada di tengah simpang tersebut. Hal itulah yang memicu kendaraan yang ke arah Selatan dan Utara tidak bisa berpapasan secara bersamaan. Sehingga kendaraan harus saling menunggu. Hal ini yang membuat kekroditan. Ke depannya, pihak Dishub akan melakukan kajian keberadaan tugu tersebut. Meski hasil kajian nantinya mengerucut pada pemindahan tugu, tentu Dishub tidak bisa melakukan tanpa ada pembicaraan dan persetujuan terlebih dahulu dengan pihak krama adat.
“Kita akui bahwa tugu itu menjadi satu pemicu kemacetan. Tapi, tugu itu kan tempat untuk meletakkan sajen. Sehingga tidak bisa semena-mena melakukan pemindahan. Ini perlu pembicaran dengan krama adat untuk pemindahannya. Salah satu contoh pemindahan yang sudah dilakukan dan membuat arus lancar seperti di simpang bangsal Dalung. Dulu ada tugu kecil dan ada satu lampu penerangan jalan. Nah, setelah itu dihilangkan, akhirnya lancar,” ucap Tofan seraya berharap hal itu juga bisa dilakukan terhadap tugu di simpang Nirmala. *dar
Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kabupaten Badung Tofan Priyanto, mengakui di Jalan Raya Uluwatu memang kerap terjadi kemacetan. Penyebab utama kekroditan di jalan raya tersebut karena visi rasionya yang sudah tidak seimbang. Dimana, volumenya mendekati kapasitas jalan yang lebarnya antara 7 meter hingga 8 meter dengan tipe jalan dua jalur. Dengan lebar seperti itu dan kondisi volume lalu lintas yang tinggi, mengakibatkan visi rasionya tinggi dan hal itu memicu kemacetan.
“Penyebab kemacetan karena sudah tidak seimbang lagi kondisi jalan dan volume kendaraan. Sehingga, saat jam-jam sibuk, beberapa titik di jalan itu menjadi macet total,” ungkapnya usai menggelar pertemuan di Kantor Camat Kuta Selatan, Selasa (24/9) siang.
Kemacetan lalu lintas itu juga diperparah adanya dua persimpangan yang ada di Jalan Raya Uluwatu. Simpang pertama adalah simpang Politeknik, dan kedua adalah simpang Nirmala. Untuk simpang Politeknik, penyebab kekroditan karena jalanan yang menanjak serta perpotongan jalur. Selain itu, volume lalu lintas sudah mendekati kapasitas simpang atau dalam bahasa tekniknya mendekati oversaturation (terlalu jenuh). Sehingga, kemacetan tidak bisa dihindari. Salah satu penanganan untuk mengatasi kemacetan itu, perlu dilakukan rekayasa arus lalu lintas di simpang tersebut agar tidak terjadi penumpukan kendaraan.
“Ini yang perlu kami kaji, apakah nanti dibuat satu arah dan berputar. Itu harus dilakukan kajian mendalam,” kata Tofan. Kepadatan arus lalu lintas yang kedua adalah di simpang Nirmala. Untuk simpang Nirmala disebabkan oleh tugu yang ada di tengah simpang tersebut. Hal itulah yang memicu kendaraan yang ke arah Selatan dan Utara tidak bisa berpapasan secara bersamaan. Sehingga kendaraan harus saling menunggu. Hal ini yang membuat kekroditan. Ke depannya, pihak Dishub akan melakukan kajian keberadaan tugu tersebut. Meski hasil kajian nantinya mengerucut pada pemindahan tugu, tentu Dishub tidak bisa melakukan tanpa ada pembicaraan dan persetujuan terlebih dahulu dengan pihak krama adat.
“Kita akui bahwa tugu itu menjadi satu pemicu kemacetan. Tapi, tugu itu kan tempat untuk meletakkan sajen. Sehingga tidak bisa semena-mena melakukan pemindahan. Ini perlu pembicaran dengan krama adat untuk pemindahannya. Salah satu contoh pemindahan yang sudah dilakukan dan membuat arus lancar seperti di simpang bangsal Dalung. Dulu ada tugu kecil dan ada satu lampu penerangan jalan. Nah, setelah itu dihilangkan, akhirnya lancar,” ucap Tofan seraya berharap hal itu juga bisa dilakukan terhadap tugu di simpang Nirmala. *dar
1
Komentar