Ribuan Buku Seharga Rp 7,45 M Disebar ke 149 SD
4.165 eksemplar buku dengan 1.080 judul didistribusikan ke 149 Sekolah Dasar (SD) di Buleleng.
SINGARAJA, NusaBali
Pengadaan buku perpustakaan sekolah dan bahan ajar itu bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Pusat senilai Rp 7,45 miliar.
Puluhan guru perwakilan dari SD penerima bantuan nampak sibuk menghitung, mengecek dan memasukkan buku-buku ke dalam kardus untuk di-pack, lalu didistribusikan ke sekolah masing-masing. Pengecekan dan pendistribusian buku-buku itu dilakukan dari tanggal 23-24 September. Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng I Made Astika, Selasa (24/9), menjelaskan bantuan buku yang bersumber dari DAK Pusat bertujuan untuk memperkuat program literasi di Buleleng.
Pengadaan buku pun dilakukan melalui e-katalog dan bersumber dari 17 penerbit yang sudah lulus penilaian pusat menyoal perbukuan nasional Kemendikbud. “Ribuan buku ini ada tiga kategori yakni ada buku pengayaan, buku pintar samapi buku refrensi. Buku-buku ini nanti akan digunakan untuk memenuhi kekurangan judul buku dan sumber bacaan di sekolah,” jelas I Made Astika.
Menurut Sekdisdikpora I Made Astika, bantuan buku ini merupakan program kedua kalinya dari pemerintah pusat. Dari 285 SD yang sudah memiliki gedung perpustakaan menyisakan sepuluh sekolah yang belum mendapatkan bantuan pengadaan buku dari program pusat ini. Sekdis Astika pun mengaku akan mengclearkan dan mengajukan sepuluh sekolah itu di program tahun depan.
Namun disisi lain tak dipungkiri olehnya masih banyak sekolah dasar yang belum memiliki gedung perpustakaan, sehingga belum dapat menerima bantuan buku karena tidak ada tempat penyimpanan. “Dari total 476 SD baru 285 sekolah yang punya perpustakaan sisanya sekitar 191 sekolah memang belum punya. Bertahap kami akan bantu infrastruktur pembangunannya,” jelas dia.
I Made Astika seizin Kadisdikpora I Gde Dharmaja, mengatakan sejauh ini sekolah yang belum memiliki gedung perpustakaan masih terkendala lahan. Rata-rata sekolah tidak memiliki lahan untuk dibangun gedung perpustakan. Meski demikian Disdikpora mengaku akan mencarikan jalan keluar, apakah akan dibangun ke atas berlantai dua atau jalan keluar lainnya. Sementara itu dari hasil pengecekan dan pengitungan buku oleh masing-masing sekolah memang ditemukan kekurangan, tetapi tidak banyak. Kekurangan itu akan segera dilengkapi oleh penyedia. Sedangkan buku yang lebih sesuai kebijakan penyedia akan dihibakan kepada sekolah yang bersangkutan. *k23
Puluhan guru perwakilan dari SD penerima bantuan nampak sibuk menghitung, mengecek dan memasukkan buku-buku ke dalam kardus untuk di-pack, lalu didistribusikan ke sekolah masing-masing. Pengecekan dan pendistribusian buku-buku itu dilakukan dari tanggal 23-24 September. Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng I Made Astika, Selasa (24/9), menjelaskan bantuan buku yang bersumber dari DAK Pusat bertujuan untuk memperkuat program literasi di Buleleng.
Pengadaan buku pun dilakukan melalui e-katalog dan bersumber dari 17 penerbit yang sudah lulus penilaian pusat menyoal perbukuan nasional Kemendikbud. “Ribuan buku ini ada tiga kategori yakni ada buku pengayaan, buku pintar samapi buku refrensi. Buku-buku ini nanti akan digunakan untuk memenuhi kekurangan judul buku dan sumber bacaan di sekolah,” jelas I Made Astika.
Menurut Sekdisdikpora I Made Astika, bantuan buku ini merupakan program kedua kalinya dari pemerintah pusat. Dari 285 SD yang sudah memiliki gedung perpustakaan menyisakan sepuluh sekolah yang belum mendapatkan bantuan pengadaan buku dari program pusat ini. Sekdis Astika pun mengaku akan mengclearkan dan mengajukan sepuluh sekolah itu di program tahun depan.
Namun disisi lain tak dipungkiri olehnya masih banyak sekolah dasar yang belum memiliki gedung perpustakaan, sehingga belum dapat menerima bantuan buku karena tidak ada tempat penyimpanan. “Dari total 476 SD baru 285 sekolah yang punya perpustakaan sisanya sekitar 191 sekolah memang belum punya. Bertahap kami akan bantu infrastruktur pembangunannya,” jelas dia.
I Made Astika seizin Kadisdikpora I Gde Dharmaja, mengatakan sejauh ini sekolah yang belum memiliki gedung perpustakaan masih terkendala lahan. Rata-rata sekolah tidak memiliki lahan untuk dibangun gedung perpustakan. Meski demikian Disdikpora mengaku akan mencarikan jalan keluar, apakah akan dibangun ke atas berlantai dua atau jalan keluar lainnya. Sementara itu dari hasil pengecekan dan pengitungan buku oleh masing-masing sekolah memang ditemukan kekurangan, tetapi tidak banyak. Kekurangan itu akan segera dilengkapi oleh penyedia. Sedangkan buku yang lebih sesuai kebijakan penyedia akan dihibakan kepada sekolah yang bersangkutan. *k23
1
Komentar