nusabali

Jembatan Kelating-Tibubiu Makin Berbahaya

  • www.nusabali.com-jembatan-kelating-tibubiu-makin-berbahaya

Jika musim hujan, tanah yang ditumpuk di atas jembatan hanyut sehingga terlihat kerangka besi dan kayu.

TABANAN, NusaBali
Jembatan di telabah Yeh Lating yang menghubungkan Banjar Dauh Jalan Desa Kelating dengan Banjar Tegal Tamu Desa Tibibiu, Kecamatan Kerambitan, Tabanan makin membahayakan. Pasalnya, jembatan tua buatan tahun 1988 itu tambah rusak. Aspal mengelupas diganti dengan tumpukan kayu dan tain kalian (ampas batu padas). Pada bagian tengah, terlihat berlubang. Ditengarai jembatan ini rusak akibat truk galian C.

Meski jembatan ini ringkih, namun masyarakat masih banyak menggunakan sebagai jalan pintas menuju Desa Kelating maupun sebaliknya ke Desa Tibubiu. Melintasi jembatan ini mesti hati-hati jika tak ingin jatuh ke telabah Yeh Lating yang menjadi batas alam kedua desa bertetangga di kecamatan Kerambitan itu. Pengendara roda dua melintas di sisi utara karena lebih kokoh. Kendaraan roda empat sejenis truk masih kerap lalu lalang. Sebab truk mengambil batu padas dari galian C di Banjar Dauh Jalan, timur Telabah Yeh Lating.

Seorang warga, I Wayan Sudiana, 70, mengaku terpaksa melintasi jembatan Yeh Lating karena terpaksa. Sebab jembatan itu menjadi jalur alternatif terdekat menuju Desa Kelating maupun ke Kota Tabanan. Warga asal Banjar Penarukan, Desa Penarukan, Kerambitan ini mengaku ngeri mengendarai motor di atas jembatan. Pasalnya, kayu penyangga jembatan sudah lapuk. “Telabah terlihat jelas dari lubang jembatan yang jebol,” ungkapnya, Jumat (8/7).

Menurut Sudiana, jembatan itu jebol sejak 10 hari lalu. Jembatan sepanjang 12 meter, lebar 4 meter, dan tinggi 6 meter itu memang langganan rusak. Sebab penanganannya bersifat sementara dari warga setempat. Seperti mengisi tumpukan balok dan ampas batu padas. Kayu-kayu penyangga jembatan juga sudah lapuk “Kalau pakai motor hanya bisa dilintasi di sisi utara saja. Di bagian tengah jebolnya mencapai diameter 30 centimeter,” imbuh Sudiana.

Salah seorang sopir truk, Sumerta, 47, mengungkapkan jembatan ini pernah diperbaiki pada tahun 2013. Namun sejak tahun 2014, jembatan penghubung Kelating-Tibubiu kembali mengalami kerusakan. Sumerta membantah jika jembatan ini cepat rusak akibat lalu lalang truk pengangkut batu padas. Justru jembatan ini dirawat para pemilik galian C dan pemilik truk. “Hampir 20 hari sekali kami ganti balok kayunya agar bisa dilewati,” ungkap Sumerta.

Sumerta mengatakan, para pemilik galian C dan para sopir truk secara swadaya mengganti kayu-kayu balok yang rusak agar jembatan bisa dilalui. Sopir truk ini mengakui jika musim hujan, terlihat hanya rangka besi dan balok kayu karena tanahnya dihanyutkan air hujan. Selaku warga, ia pun berharap jembatan ini mendapatkan perbaikan. Ia pun mengaku ngeri melintasi kreteg tersebut apalagi truk isi muatan. “Kalau harus lewat jembatan ini, paling berani angkut 400 biji batu padas. Truk yang saya kendarai pernah terjebak di jembatan ini,” ungkap Sumerta, belum lama ini.

Terpisah, Perbekel Desa Kelating, mengatakan jembatan Yeh Lating dibuat pada tahun 1998 melalui program TMMD (Tentara Manunggal Masuk Desa). Sejak jebol, jembatan belum pernah diperbaiki oleh pemerintah. Sebagai jalan alternative, jembatan itu banyak yang melintasi. Baik yang ke Desa Tibubiu hingga Pantai Soka, Selemadeg Timur. Sedangkan yang datang dari barat, memangkas jarak ke Desa Kelating, Pantai Yeh Gangga, Kota Tabanan, hingga Pantai Tanah Lot, Desa Beraban, Kecamatan Kediri.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Tabanan, I Gusti Ngurah Anom Anthara mengatakan jembatan Yeh Lating telah diusulkan mendapat perbaikan pada tahun 2017. Pemkab Tabanan masih melakukan tahap pemeliharaan. Dikatakan, roda dua masih bisa lewat, namun kendaraan roda empat rawan kecelakaan. Anom Anthara mengimbau pengemudi kendaraan sarat berat untuk tidak melintas di jembatan tersebut. 7 cr61, k21

Komentar