REI Sasar Milenial untuk Miliki Rumah
Jangka Waktu Kredit Hingga 30 Tahun
Sektor properti saat ini lebih menyasar kalangan milenial untuk kepemilikan rumah
DENPASAR, NusaBali
Guna mengenalkan produk properti kepada para milenial yang ada di 4 kota yakni Denpasar, Jakarta, Surabaya dan Medan, Real Estate Indonesia (REI) mengadakan expo atau pameran Indonesia International Property Expo (IIPEX) 2019 dengan menjangkau konsumen lebih luas.
Pemeran ini dibuka Wakil Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara bersama Ketua Panitia Expo, Anak Agung Ngurah Ananta Wijaya di Trans Studio Mall Bali, Jalan Imam Bonjol, Denpasar, Rabu (25/9).
Jaya Negara mengapresiasi kegiatan yang salah satunya diadakan di Kota Denpasar. Pihaknya sangat bangga karena beberapa waktu lalu, Kota Denpasar dinobatkan menjadi Kota Termakmur se-Indonesia. “Kami sangat bangga Kota Denpasar menjadi salah satu tuan rumah kegiatan ini. Artinya di Denpasar memiliki tingkat huni yang baik apalagi beberapa waktu lalu dinobatkan menjadi kota termakmur se-Indonesia,” ujar Jaya Negara.
Ketua Panitia Expo, Anak Agung Ngurah Ananta Wijaya, mengungkapkan di Bali akan ada 22 stand developer REI dan bank sponsor yang partisipasi. Hal ini untuk mendorong penjualan perumahan di Bali. "Target kami untuk pameran bisa tembus Rp 100 miliar, dan kami optimistis," sebutnya. “Kami yakin karena realisasi expo sebelumnya di Juli 2019 mencapai Rp 70 miliar. Sementara untuk unit, akan dijual baik rumah subsidi maupun non subsidi. Mulai harga Rp 158 juta hingga Rp 2 miliar," beber Ananta.
Menurut dia, untuk menarik minat milenial membeli rumah, pada expo ini terdapat kemudahan-kemudahan diantaranya uang muka Rp 5 juta, diskon Rp 25 juta serta free pagar, kanopi, batu sikat, dan lainnya.
Pada pameran ini, sekitar 2.000 unit rumah subsidi yang siap dijual ke masyarakat di Bali. Sementara jika ditotal dengan 4 kota yang ikut expo, maka rumah subsidi mencapai 30 ribu unit. Sedangkan untuk rumah non subsidi ada sekitar 1.000an, dan jika digabung dengan 4 kota mencapai puluhan ribu. Pameran rumah di mall merupakan inisiasi dari DPP REI dan berkolaborasi dengan DPD REI di 4 wilayah.
Sementara itu, Ketua DPD REI Bali, Pande Agus Permana Widura optimistis kebutuhan rumah akan selalu ada selama masih ada cinta (pernikahan). Apalagi backlog atau kebutuhan rumah di Bali mencapai 200 ribu unit.
"Selama ada cinta, maka kebutuhan rumah akan ada. Karena akan hadir keluarga baru. Meski ketidakpastian ekonomi global dan nasional sangat berpengaruh bagi industri perumahan," katanya.
Bagi kaum milenial diberikan jangka waktu cicilan yang lebih panjang hingga 30 tahun. Konsumen bisa mengambil rumah subsidi dengan harga di bawah Rp 200 juta maupun rumah komersil dengan harga Rp 500 juta dan cicilan hanya Rp 4 jutaan dengan tenor 14-20 tahun. "Jika diperpanjang menjadi 30 tahun mungkin hanya Rp 2,5 juta saja per bulan," terang Pande.
REI Bali menargetkan FLPP atau rumah subsidi dari awal tahun hingga akhir 2019 sebanyak 3.000 unit, sampai saat ini telah menembus 1.000 unit. "Pameran ini, juga ingin menekankan bahwa sudah waktunya kaum milenial memiliki rumah. Makanya ada cicilan dengan tenor hingga 30 tahun," bebernya.
REI menyasar kaum milenial yang berada pada rentang usia 25-30 tahun. Sehingga jangka waktu mencicilnya bisa lebih panjang dan biaya yang dikeluarkan lebih murah. "Hanya saja banyak kaum muda yang enggan atau takut. Padahal sebenarnya kebutuhan rumah sangat penting," cetusnya. *
Pemeran ini dibuka Wakil Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara bersama Ketua Panitia Expo, Anak Agung Ngurah Ananta Wijaya di Trans Studio Mall Bali, Jalan Imam Bonjol, Denpasar, Rabu (25/9).
Jaya Negara mengapresiasi kegiatan yang salah satunya diadakan di Kota Denpasar. Pihaknya sangat bangga karena beberapa waktu lalu, Kota Denpasar dinobatkan menjadi Kota Termakmur se-Indonesia. “Kami sangat bangga Kota Denpasar menjadi salah satu tuan rumah kegiatan ini. Artinya di Denpasar memiliki tingkat huni yang baik apalagi beberapa waktu lalu dinobatkan menjadi kota termakmur se-Indonesia,” ujar Jaya Negara.
Ketua Panitia Expo, Anak Agung Ngurah Ananta Wijaya, mengungkapkan di Bali akan ada 22 stand developer REI dan bank sponsor yang partisipasi. Hal ini untuk mendorong penjualan perumahan di Bali. "Target kami untuk pameran bisa tembus Rp 100 miliar, dan kami optimistis," sebutnya. “Kami yakin karena realisasi expo sebelumnya di Juli 2019 mencapai Rp 70 miliar. Sementara untuk unit, akan dijual baik rumah subsidi maupun non subsidi. Mulai harga Rp 158 juta hingga Rp 2 miliar," beber Ananta.
Menurut dia, untuk menarik minat milenial membeli rumah, pada expo ini terdapat kemudahan-kemudahan diantaranya uang muka Rp 5 juta, diskon Rp 25 juta serta free pagar, kanopi, batu sikat, dan lainnya.
Pada pameran ini, sekitar 2.000 unit rumah subsidi yang siap dijual ke masyarakat di Bali. Sementara jika ditotal dengan 4 kota yang ikut expo, maka rumah subsidi mencapai 30 ribu unit. Sedangkan untuk rumah non subsidi ada sekitar 1.000an, dan jika digabung dengan 4 kota mencapai puluhan ribu. Pameran rumah di mall merupakan inisiasi dari DPP REI dan berkolaborasi dengan DPD REI di 4 wilayah.
Sementara itu, Ketua DPD REI Bali, Pande Agus Permana Widura optimistis kebutuhan rumah akan selalu ada selama masih ada cinta (pernikahan). Apalagi backlog atau kebutuhan rumah di Bali mencapai 200 ribu unit.
"Selama ada cinta, maka kebutuhan rumah akan ada. Karena akan hadir keluarga baru. Meski ketidakpastian ekonomi global dan nasional sangat berpengaruh bagi industri perumahan," katanya.
Bagi kaum milenial diberikan jangka waktu cicilan yang lebih panjang hingga 30 tahun. Konsumen bisa mengambil rumah subsidi dengan harga di bawah Rp 200 juta maupun rumah komersil dengan harga Rp 500 juta dan cicilan hanya Rp 4 jutaan dengan tenor 14-20 tahun. "Jika diperpanjang menjadi 30 tahun mungkin hanya Rp 2,5 juta saja per bulan," terang Pande.
REI Bali menargetkan FLPP atau rumah subsidi dari awal tahun hingga akhir 2019 sebanyak 3.000 unit, sampai saat ini telah menembus 1.000 unit. "Pameran ini, juga ingin menekankan bahwa sudah waktunya kaum milenial memiliki rumah. Makanya ada cicilan dengan tenor hingga 30 tahun," bebernya.
REI menyasar kaum milenial yang berada pada rentang usia 25-30 tahun. Sehingga jangka waktu mencicilnya bisa lebih panjang dan biaya yang dikeluarkan lebih murah. "Hanya saja banyak kaum muda yang enggan atau takut. Padahal sebenarnya kebutuhan rumah sangat penting," cetusnya. *
Komentar