Petani Beli Pupuk Pakai Kartu Mirip ATM
Sesuai isyarat Kementerian Pertanian, ke depan jika para petani akan membeli pupuk, mereka bakal menggunakan kartu tani yang bentuknya mirip kartu ATM.
TABANAN, NusaBali
Dinas Pertanian Tabanan kini tengah proses pendataan ke seluruh petani. Kepala Dinas Pertanian Tabanan I Nyoman Budana mengatakan untuk pembuatan kartu tani tersebut, saat ini tengah proses pendataan ke seluruh petani. “Kami terus melakukan pendataan untuk mempercepat pembuatan kartu tani. Jika nanti ada instruksi dari pemerintah pusat untuk mulai pemberlakuannya, petani kita mau tidak mau harus sudah siap,” ujarnya, Rabu (25/9).
Dikatakan kartu tani ini nantinya dipergunakan oleh petani untuk membeli pupuk. Tujuannya agar pupuk yang diberikan ke petani tepat sasaran. “Selain itu pembuatan kartu tani untuk mendata secara riil petani di Tabanan,” imbuhnya.
Diakui Budana pembuatan kartu tani untuk keperluan membeli pupuk sudah terus disosialisasikan. Namun ada saja yang belum paham akan kartu tani tersebut, sehingga masih enggan mengumpulkan KTP. “Meski demikian kami tetap berupaya, karena banyak petani yang mengatakan kesannya ribet. Yang demikian kebanyakan mereka yang sudah lingsir,” tuturnya.
Bahkan selama proses pendataan, kerap pula ditemukan NIK ganda yang dimiliki oleh petani. Ini pula yang membuat prosesnya memerlukan waktu, karena harus koordinasi dengan catatan sipil. “Kendala NIK dobel kerap kami jumpai, dan langsung kami koordinasikan dengan Capil (catatan sipil). Lumayan banyak tapi jumlahnya tidak hafal,” kata Budana.
Mengenai kapan kartu tani bisa digunakan, Budana menyatakan belum bisa memastikan. Namun apabila sudah diwajibkan oleh pusat, siap tak siap harus digunakan. “Belum bisa dipastikan, sekarang saja kami masih proses,” tandasnya.
Sesuai data di Dinas Pertanian Tabanan, untuk program kartu tani sebanyak 31.000 sudah didaftarkan, namun yang sudah dicetak baru sekitar 21.000. *des
Dikatakan kartu tani ini nantinya dipergunakan oleh petani untuk membeli pupuk. Tujuannya agar pupuk yang diberikan ke petani tepat sasaran. “Selain itu pembuatan kartu tani untuk mendata secara riil petani di Tabanan,” imbuhnya.
Diakui Budana pembuatan kartu tani untuk keperluan membeli pupuk sudah terus disosialisasikan. Namun ada saja yang belum paham akan kartu tani tersebut, sehingga masih enggan mengumpulkan KTP. “Meski demikian kami tetap berupaya, karena banyak petani yang mengatakan kesannya ribet. Yang demikian kebanyakan mereka yang sudah lingsir,” tuturnya.
Bahkan selama proses pendataan, kerap pula ditemukan NIK ganda yang dimiliki oleh petani. Ini pula yang membuat prosesnya memerlukan waktu, karena harus koordinasi dengan catatan sipil. “Kendala NIK dobel kerap kami jumpai, dan langsung kami koordinasikan dengan Capil (catatan sipil). Lumayan banyak tapi jumlahnya tidak hafal,” kata Budana.
Mengenai kapan kartu tani bisa digunakan, Budana menyatakan belum bisa memastikan. Namun apabila sudah diwajibkan oleh pusat, siap tak siap harus digunakan. “Belum bisa dipastikan, sekarang saja kami masih proses,” tandasnya.
Sesuai data di Dinas Pertanian Tabanan, untuk program kartu tani sebanyak 31.000 sudah didaftarkan, namun yang sudah dicetak baru sekitar 21.000. *des
Komentar