Hadiri Karya Atma Wedana di Tuban, Wabup Suiasa Serahkan Bantuan Rp 600 Juta
Puncak karya Atma Wedana Desa Adat/Pakraman Tuban, Kecamatan Kuta, berlangsung pada Wraspati Wage Medangkungan, Kamis (26/9).
MANGUPURA, NusaBali
Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa hadir di upacara tersebut, serta menyerahkan bantuan sebesar Rp 600.000.000. “Mewakili Bupati Badung, saya mengucapkan terima kasih kepada krama Desa Adat/Pakraman Tuban, karena telah melaksanakan dan memberikan kesempatan kepada kami untuk ikut menyaksikan karya ini,” ujar Wabup Suiasa. Hadir di acara tersebut Wakil Ketua II DPRD Badung I Made Sunarta, anggota DPRD Badung Dapil Kuta Ni Luh Gede Sri Mediastuti, Camat Kuta Nyoman Rudiarta, dan Lurah Tuban Ketut Murdika.
“Dalam sastra menyebutkan, ketika pelaksanaan yadnya disaksikan pula oleh pemerintah, maka yadnya akan jadi lebih sempurna. Ketulusan dan keseriusan adalah hal utama dalam pelaksanaan yadnya. Jangan sampai godaan membuat pelaksanaan yadnya menjadi cacat,” imbuh Wabup Suiasa.
Bendesa Adat Tuban I Wayan Mendra sangat berterima kasih atas kehadiran Wabup Suiasa. Kata dia, karya itu merupakan program Desa Adat/Pakraman Tuban yang dilaksanakan tiga tahun sekali atau ketika ada 25 sawa. Dan kali ini, merupakan pelaksanaan untuk yang ke-10 kalinya. “Rangkaian karya ini sudah kami laksanakan sejak 12 Agustus 2019 lalu. Untuk pesertanya, 54 peserta nyekah/mamukur, 39 peserta ngelangkir, 6 peserta ngelungah, dan 6 peserta ngaben. Selain itu, karya kami rangkai pula dengan upacara potong gigi atau metatah, dengan peserta sebanyak 48 orang,” bebernya
Selain membeberkan soal pelaksanaan karya, Mendra juga sempat mengingatkan soal harapan masyarakat Tuban. Salah satu yang dianggap penting yakni penataan Catus Pata Desa Adat/Pakraman Tuban. “Desa Adat/Pakraman Tuban ini adalah gerbangnya pulau dewata, yang hampir 2/3 wilayahnya dipergunakan sebagai Bandara I Gusti Ngurah Rai. Jadi saya harap pemerintah bisa segera merealisasikan harapan itu. Yakni melakukan penataan terhadap Catus Pata Desa Adat/Pakraman Tuban, agar memberi kesan pertama lebih baik pada para wisatawan yang datang ke Bali,” harapnya.
Sepengetahuan dia, sudah ada proses detail engineering design (DED). Karena itulah, Pemkab Badung diminta segera merealisasikannya. *dar
“Dalam sastra menyebutkan, ketika pelaksanaan yadnya disaksikan pula oleh pemerintah, maka yadnya akan jadi lebih sempurna. Ketulusan dan keseriusan adalah hal utama dalam pelaksanaan yadnya. Jangan sampai godaan membuat pelaksanaan yadnya menjadi cacat,” imbuh Wabup Suiasa.
Bendesa Adat Tuban I Wayan Mendra sangat berterima kasih atas kehadiran Wabup Suiasa. Kata dia, karya itu merupakan program Desa Adat/Pakraman Tuban yang dilaksanakan tiga tahun sekali atau ketika ada 25 sawa. Dan kali ini, merupakan pelaksanaan untuk yang ke-10 kalinya. “Rangkaian karya ini sudah kami laksanakan sejak 12 Agustus 2019 lalu. Untuk pesertanya, 54 peserta nyekah/mamukur, 39 peserta ngelangkir, 6 peserta ngelungah, dan 6 peserta ngaben. Selain itu, karya kami rangkai pula dengan upacara potong gigi atau metatah, dengan peserta sebanyak 48 orang,” bebernya
Selain membeberkan soal pelaksanaan karya, Mendra juga sempat mengingatkan soal harapan masyarakat Tuban. Salah satu yang dianggap penting yakni penataan Catus Pata Desa Adat/Pakraman Tuban. “Desa Adat/Pakraman Tuban ini adalah gerbangnya pulau dewata, yang hampir 2/3 wilayahnya dipergunakan sebagai Bandara I Gusti Ngurah Rai. Jadi saya harap pemerintah bisa segera merealisasikan harapan itu. Yakni melakukan penataan terhadap Catus Pata Desa Adat/Pakraman Tuban, agar memberi kesan pertama lebih baik pada para wisatawan yang datang ke Bali,” harapnya.
Sepengetahuan dia, sudah ada proses detail engineering design (DED). Karena itulah, Pemkab Badung diminta segera merealisasikannya. *dar
1
Komentar