Polemilk RKUHP, Seniman Bali Respon Lewat Karya
Keresahan mereka terkait RKUHP disampaikan lewat media poster, pamflet, kolase.
DENPASAR, NusaBali.com
Polemik pro kontra RKUHP masih terus berlanjut. Kali ini puluhan seniman menyuarakan aspirasi mereka menolak RKUHP lewat karya bertepatan dengan Car Free Day (CFD), Minggu (29/9/2019) di Monumen Bajra Sandhi, Renon.
Para seniman yang terlibat merupakan seniman muda yang bermukim di Denpasar dan Badung. Mereka menyampaikan keresahan mereka terkait RKUHP lewat media poster, pamflet, kolase. Tak hanya seniman, para pengunjung CFD juga diajak untuk ikut aktif menulis dan menggambar untuk menyuarakan aspirasinya yang kemudian dibentangkan di atas kertas sepanjang 50 meter.
Aksi ini berhasil menarik perhatian para pengunjung dan membuat mereka turut menuangkan aspirasi lewat karya di atas kertas yang disediakan.
Dari karya yang dirangkai oleh para seniman ini, banyak menyuarakan penolakan RKUHP seperti, “RKUHP Hurts Like a Broken”, “Think Feel Before You Decide RKUHP”, Ada juga yang menyuarakan tentang kondisi reformasi saat ini seperti, “Darurat Reformasi”.
Inisiator aksi, Savitri mengatakan lewat aksi ini ingin menunjukkan bahwa para seniman juga mendukung gerakan Bali Tidak Diam. Mereka menolak sejumlah RUU yang dinilai bermasalah dengan jalan dengan berkarya.
“Kami tunjukkan bahwa teman–teman seniman bergabung dengan gerakan ini. Kami bebaskan pada teman-teman untuk berkarya, dengan menggambar, berpuisi, menari, hingga berkolase,” ucapnya. “Yang terpenting kami mengajak masyarakat juga untuk berkarya bersama menyuarakan bahwa Bali Tidak Diam,” tambahnya.
Selain berfokus pada isu tujuh tuntutan mahasiswa, Savitri mengatakan di Bali juga ada banyak permasalahan seperti PLTU Celukan Bawang dan rencana reklamasi. "Kami ingin menyuarakan semua permasalahan itu sebenarnya, tapi fokusnya ke isu tujuh tuntutan mahasiswa," katanya.
Ditanya pendapat soal RKUHP ia menganggap walaupun pengesahan RKUHP ditunda, bukan berarti batal. Ia menilai seandainya RKUHP ini disahkan semua orang bisa terkena imbas tanpa terkecuali.
Ia akan mengikuti perkembangan selanjutnya dan jika tak ada perubahan penyampaian aspirasi akan terus dilaksanakan. "Kami akan tunggu perkembangannya. Kalau masih tidak banyak berubah kami suarakan lagi aspirasi kami," katanya.*has
Komentar