Tim LPPM Unud Kembangkan Bibit Durian Kunyit
Durian Kunyit hanya ada 15 pohon di Pupuan, Tabanan.
DENPASAR, NusaBali
Tim dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Udayana bekerjasama dengan Bapelitbang Tabanan menemukan populasi Durian Kunyit yang hanya mencapai 15 pohon. Dari 15 pohon ini, tidak lebih dari 5 pohon yang masih produktif. Usaha penanaman sudah banyak dilakukan oleh masyarakat melalui perbanyakan dengan biji. Namun, populasi tanaman Durian Kunyit saat ini semakin terbatas.
Ketua LPPM Unud, Ida Ayu Listia Dewi, Selasa (1/10/2019) mengungkapkan, Durian Kunyit merupakan salah satu varietas durian lokal yang digemari oleh penikmat durian di Bali, bahkan oleh wisatawan yang datang ke Pulau Dewata. Tanaman ini hanya tumbuh di kawasan Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan.
Nama Durian Kunyit diberikan oleh masyarakat karena warna daging buahnya yang kuning seperti warna rimpang kunyit. Keunggulan Durian Kunyit dibandingkan dengan varietas durian yang umum di Bali rasanya manis, gurih, lembut, dan baunya yang tidak menyengat seperti durian pada umumnya.
Selama ini Durian Kunyit di kawasan tersebut keberadaannya langka, yakni, hanya 15 pohon, namun yang produktif hanya 5 pohon. "Masyarakat setempat mencoba untuk mengembangkan kembali dengan menanam biji Durian Kunyit, namun belum efektif dan semakin langka," ungkap Listia Dewi.
Kendati pengembangan dengan biji tersebut ada yang tumbuh, namun tanaman baru yang dihasilkan tidak sama dengan karakteristik induknya. Hal inilah yang melatarbelakangi Tim LPPM Unud melakukan kegiatan pembibitan tanaman Durian Kunyit melalui Program Pengembangan Unit Produk Intelektual Kampus (PPUPIK) dari Kemenristekdikti.
Pembibitan oleh Tim LPPM Unud ini dilakukan dengan aplikasi teknologi yang mampu menghasilkan tanaman hasil perbanyakan yang sama dengan induknya. “Keinginan ini disambut baik Bapelitbang Kabupaten Tabanan yang ingin mengembangkan kawasan Agroteknopark di Kecamatan Pupuan dengan ikon Durian Kunyit,” ujarnya.
Listia Dewi menambahkan, untuk mewujudkan kawasan Agroteknopark ini dibutuhkan bibit Durian Kunyit dalam jumlah yang besar. Unit pembibitan ini juga dapat dijadikan sebagai wahana komersialisasi hasil penelitian kampus, serta mendukung program nasional penggalakan buah lokal dalam rangka menekan konsumsi produk import khususnya pada produk buah-buahan.
Proses pembuatan bibit pada program ini menginginkan bibit yang dihasilkan memiliki sifat yang sama persis seperti sifat induknya, karena itu dipergunakan teknik grafting. Pengaplikasian teknik grafting dilakukan dengan memadukan keunggulan batang bawah dengan batang atas (entries). Batang bawah diambil dari pembenihan biji durian lokal dari daerah tersebut, sementara batang atas (entris) diambil dari pucuk pohon Durian Kunyit.
Kepala Bapelitbang Kabupaten Tabanan Ida Bagus Wiratmaja menyambut baik kegiatan ini. Menurutnya, perbanyakan bibit Durian Kunyit sangat membantu Pemda Tabanan dalam pengembangan produksi buah lokal di Kabupaten Tabanan dan sekaligus melestarikan flasma nuftah lokal. "Selain itu, program ini juga sangat mendukung program Pemda Tabanan dalam Pengembangan Taman Teknologi Pertanian (TTP) di Desa Sanda, dimana salah satunya akan mengoleksi tanaman buah-buahan lokal Kecamatan Pupuan Kabupaten Tabanan," ungkapnya. *mis
Ketua LPPM Unud, Ida Ayu Listia Dewi, Selasa (1/10/2019) mengungkapkan, Durian Kunyit merupakan salah satu varietas durian lokal yang digemari oleh penikmat durian di Bali, bahkan oleh wisatawan yang datang ke Pulau Dewata. Tanaman ini hanya tumbuh di kawasan Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan.
Nama Durian Kunyit diberikan oleh masyarakat karena warna daging buahnya yang kuning seperti warna rimpang kunyit. Keunggulan Durian Kunyit dibandingkan dengan varietas durian yang umum di Bali rasanya manis, gurih, lembut, dan baunya yang tidak menyengat seperti durian pada umumnya.
Selama ini Durian Kunyit di kawasan tersebut keberadaannya langka, yakni, hanya 15 pohon, namun yang produktif hanya 5 pohon. "Masyarakat setempat mencoba untuk mengembangkan kembali dengan menanam biji Durian Kunyit, namun belum efektif dan semakin langka," ungkap Listia Dewi.
Kendati pengembangan dengan biji tersebut ada yang tumbuh, namun tanaman baru yang dihasilkan tidak sama dengan karakteristik induknya. Hal inilah yang melatarbelakangi Tim LPPM Unud melakukan kegiatan pembibitan tanaman Durian Kunyit melalui Program Pengembangan Unit Produk Intelektual Kampus (PPUPIK) dari Kemenristekdikti.
Pembibitan oleh Tim LPPM Unud ini dilakukan dengan aplikasi teknologi yang mampu menghasilkan tanaman hasil perbanyakan yang sama dengan induknya. “Keinginan ini disambut baik Bapelitbang Kabupaten Tabanan yang ingin mengembangkan kawasan Agroteknopark di Kecamatan Pupuan dengan ikon Durian Kunyit,” ujarnya.
Listia Dewi menambahkan, untuk mewujudkan kawasan Agroteknopark ini dibutuhkan bibit Durian Kunyit dalam jumlah yang besar. Unit pembibitan ini juga dapat dijadikan sebagai wahana komersialisasi hasil penelitian kampus, serta mendukung program nasional penggalakan buah lokal dalam rangka menekan konsumsi produk import khususnya pada produk buah-buahan.
Proses pembuatan bibit pada program ini menginginkan bibit yang dihasilkan memiliki sifat yang sama persis seperti sifat induknya, karena itu dipergunakan teknik grafting. Pengaplikasian teknik grafting dilakukan dengan memadukan keunggulan batang bawah dengan batang atas (entries). Batang bawah diambil dari pembenihan biji durian lokal dari daerah tersebut, sementara batang atas (entris) diambil dari pucuk pohon Durian Kunyit.
Kepala Bapelitbang Kabupaten Tabanan Ida Bagus Wiratmaja menyambut baik kegiatan ini. Menurutnya, perbanyakan bibit Durian Kunyit sangat membantu Pemda Tabanan dalam pengembangan produksi buah lokal di Kabupaten Tabanan dan sekaligus melestarikan flasma nuftah lokal. "Selain itu, program ini juga sangat mendukung program Pemda Tabanan dalam Pengembangan Taman Teknologi Pertanian (TTP) di Desa Sanda, dimana salah satunya akan mengoleksi tanaman buah-buahan lokal Kecamatan Pupuan Kabupaten Tabanan," ungkapnya. *mis
1
Komentar