BPBD Suplai Air Bersih ke Desa Seraya Timur
BPBD Karangasem suplai air bersih untuk warga Banjar Gili Selang, Banjar Bukit Catu, dan Banjar Kangin, Desa Seraya Timur, Kecamatan/Kabupaten Karangasem, Selasa (1/10).
AMLAPURA, NusaBali
Masing-masing banjar dibantu 5.000 liter air bersih. Setiap musim hujan warga Desa Seraya Timur selalu krisis air bersih karena geografis di lahan bebukitan.
Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa mengatakan pelayanan air bersih di Banjar Gili Selang untuk 25 KK, Banjar Kangin untuk 30 KK, dan Banjar Bukit Catu untuk 25 KK. “Ada permintaan dari ketiga banjar yang direkomendasikan oleh Perbekel Seraya Timur,” ungkap Ida Bagus Ketut Arimbawa. Diakui, permintaan air sangat banyak, namun BPBD tidak mampu melayani semuanya dalam waktu cepat. BPBD melakukan pelayanan bergilir.
BPBD juga berkoordinasi dengan Dinas Sosial, PMI Karangasem, dan ACT (aksi cepat tanggap) yang punya mobil tangki. BPBD hanya memiliki satu mobil tangki, biasanya melayani suplai air di daerah pegunungan yang lokasinya cukup jauh. Maksimal dalam sehari hanya mampu melayani dua banjar. BPBD Karangasem telah menyuplai air bersih sebanyak 180.000 liter, Dinas Sosial Karangasem 112.000 liter, PMI Karangasem 95.000 liter, dan ACT sebanyak 90.000 liter.
Perbekel Desa Seraya Timur I Made Pertu mengatakan, di Banjar Gili Selang dan Banjar Kangin telah dapat pelayanan dari Perumda Tirta Tohlangkir, hanya saja pembagian airnya bergilir. Sedangkan yang tidak punya stok air lagi adalah krama di Banjar Tanah Barak, Banjar Tinjalas, Banjar Bukit Catu, dan Banjar Tukad Buah. “Stok air di cubang telah habis, biasanya mereka mencari air ke bawah di Banjar Tanah Barak dekat pantai menggunakan sepeda motor. Itu pun menunggu lama beberapa jam untuk dapat satu jerigen,” katanya.
Dikatakan, Desa Seraya Timur berpenduduk 8.636 jiwa mewilayahi 9 banjar setiap musim panas mengalami kesulitan air bersih. Secara geografis tinggal di lahan bebukitan. Sembilan banjar itu yakni Banjar Batu Kori, Banjar Bukit Catu, Banjar Gili Selang, Banjar Kangin, Banjar Tanah Barak, Banjar Tinjalas, Banjar Tukad Buah, Banjar Tukad Hitem, dan Banjar Tukad Tiis. Made Pertu berjanji bersurat ke BPBD dan Dinas Sosial agar dapat suplai air ke beberapa banjar yang kesulitan air. Meski menuju lokasi tidak memungkinkan didatangi mobil tangki, setidaknya air bisa dimasukkan ke dalam cubang selanjutnya air dibagikan ke warga.
Diakui, di Banjar Bukit Catu ada mata air, sejak musim panas Agustus lalu tidak lagi keluar air karena telah kering. “Ini masalah vital terjadi setiap setahun sekali di saat musim panas,” ungkapnya. Sementara Kelian Banjar Tinjalas I Wayan Direng mengakui selama musim panas kesulitan air bersih karena cubang tempat stok air milik warga telah habis. “Saya juga berharap dapat bantuan air. Selama ini mengandalkan air hujan, di musim panas mencari air di dekat pantai yang lokasinya cukup jauh,” katanya. *k16
Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa mengatakan pelayanan air bersih di Banjar Gili Selang untuk 25 KK, Banjar Kangin untuk 30 KK, dan Banjar Bukit Catu untuk 25 KK. “Ada permintaan dari ketiga banjar yang direkomendasikan oleh Perbekel Seraya Timur,” ungkap Ida Bagus Ketut Arimbawa. Diakui, permintaan air sangat banyak, namun BPBD tidak mampu melayani semuanya dalam waktu cepat. BPBD melakukan pelayanan bergilir.
BPBD juga berkoordinasi dengan Dinas Sosial, PMI Karangasem, dan ACT (aksi cepat tanggap) yang punya mobil tangki. BPBD hanya memiliki satu mobil tangki, biasanya melayani suplai air di daerah pegunungan yang lokasinya cukup jauh. Maksimal dalam sehari hanya mampu melayani dua banjar. BPBD Karangasem telah menyuplai air bersih sebanyak 180.000 liter, Dinas Sosial Karangasem 112.000 liter, PMI Karangasem 95.000 liter, dan ACT sebanyak 90.000 liter.
Perbekel Desa Seraya Timur I Made Pertu mengatakan, di Banjar Gili Selang dan Banjar Kangin telah dapat pelayanan dari Perumda Tirta Tohlangkir, hanya saja pembagian airnya bergilir. Sedangkan yang tidak punya stok air lagi adalah krama di Banjar Tanah Barak, Banjar Tinjalas, Banjar Bukit Catu, dan Banjar Tukad Buah. “Stok air di cubang telah habis, biasanya mereka mencari air ke bawah di Banjar Tanah Barak dekat pantai menggunakan sepeda motor. Itu pun menunggu lama beberapa jam untuk dapat satu jerigen,” katanya.
Dikatakan, Desa Seraya Timur berpenduduk 8.636 jiwa mewilayahi 9 banjar setiap musim panas mengalami kesulitan air bersih. Secara geografis tinggal di lahan bebukitan. Sembilan banjar itu yakni Banjar Batu Kori, Banjar Bukit Catu, Banjar Gili Selang, Banjar Kangin, Banjar Tanah Barak, Banjar Tinjalas, Banjar Tukad Buah, Banjar Tukad Hitem, dan Banjar Tukad Tiis. Made Pertu berjanji bersurat ke BPBD dan Dinas Sosial agar dapat suplai air ke beberapa banjar yang kesulitan air. Meski menuju lokasi tidak memungkinkan didatangi mobil tangki, setidaknya air bisa dimasukkan ke dalam cubang selanjutnya air dibagikan ke warga.
Diakui, di Banjar Bukit Catu ada mata air, sejak musim panas Agustus lalu tidak lagi keluar air karena telah kering. “Ini masalah vital terjadi setiap setahun sekali di saat musim panas,” ungkapnya. Sementara Kelian Banjar Tinjalas I Wayan Direng mengakui selama musim panas kesulitan air bersih karena cubang tempat stok air milik warga telah habis. “Saya juga berharap dapat bantuan air. Selama ini mengandalkan air hujan, di musim panas mencari air di dekat pantai yang lokasinya cukup jauh,” katanya. *k16
1
Komentar