Gubernur Targetkan Semua RS di Bali Miliki Layanan Kesehatan Tradisional
Kemarin Launching Program Yankestrad Pertama di RSU Bangli
Program unggulan Unit Layanan Kesehatan Tradisional Integrasi (Yankestrad) di RSUD Bangli secara resmi dilaunching Gubernur Bali Wayan Koster, Rabu (2/10).
BANGLI, NusaBali
Ke depan, Gubernur Koster targetkan seruluh rumah sakit di Bali memiliki unit layanan kesehatan tradisional. Launching Yankestrad RSUD Bangli, Rabu pagi pukul 10.00 Wita, ditandai pemotongan pita dan penandatanganan prasasti oleh Gubernur Koster. Selain Bupati Bangli Made Gianyar, acara peresmian Yangkestrad RSUD Bangli juga dihadiri Kadis Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya, Karo Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali AA Ngurah Oka Sutha Diana, serta para direktur rumah sakit se-Bali. Bahkan, Direktur Layanan Kesehatan Tradisional Kementerian Kesehatan, Ina Rosalina, juga hadir.
Bupati Made Gianyar memaparkan, Yankestrad RSUD Bangli ini mengadopsi layanan griya sehat. Ini sejalan dengan pemerintah pusat yang terus mengembangkan layanan kesehatan tradisional dan sesuai visi Pemprov Bali ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’.
Menurut Bupati Made Gianyar, sejak 2015 RSUD Bangli sebetulnya sudah memiliki Poli Herbal. Namun, Poli Herbal tersebyt tidak dijalankan lagi sejak 2017, karena terbentur pembiayaan. Ketika Poli Herbal dijalankan, pihak rumah sakit menyediakan pengobatan melalui jamu.
Kini, Poli Herbal RSUD Bangli dikembangkan lagi menjadi Yankestrad, yang terbagi dalam tiga sub unit, masing-masing Sub Unit Ramuan, Sub Unit Keterampilan, dan Sub Unit Khusus. Sub Unit Ramuan meliputi layanan kesehatan tradisional berupa jamu-jamuan. Sedangkan Sub Unit Keterampilan meliputi akupuntur, akupresur, serta spa ibu hamil dan bayi. Sementara Sub Unit Khusus, meliputi yoga dan meditasi.
“Kami sebelumnya sempat melakukan studi banding ke Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Tawamangu, Jawa Tengah. Ilmu yang diperoleh dari sana diimpelentasikan di sini. Tenaga medis juga sudah siap,” ujar Gianyar.
Gianyar menyebutkan, dibukanya Yankestrad di RSUD Bangli ini juga tak terlepas dari potensi Kabupaten Bangli yang memiliki kondisi geografis pegunungan dan terdapat berbagai tanaman obat herbal. Dengan dibangunnya unit layanan kesehatan ini, diharapkan dapat membantu peningkatan derajat kesehatan masyarakat Bangli.
Sementara itu, Gubernur Koster mengatakan Yankestrad RSUD Bangli merupakan yang pertama di Bali. Nantinya akan menyusul unit layanan serupa di RSUD Klungkung. Ke depan, seluuh rumah sakit daerah (RSUD) di Bali ditargetkan memiliki unit layanan kesehatan tradisional. Gubernur Koster menyatakan, layan kesehatan tradisional merupakan salah satu kearifan lokal, sehingga harus diberdayakan secara maksimal untuk kepentingan masyarakat.
Menurut Koster, untuk menindaklanjuti layanan unggulan tersebut, nantinya akan dikembangkan kawasan tanaman khusus yang ditanamami tanaman obat dan tanaman keperluan upacara. “Akan ada kawasan tanaman khusus ditanamami tanaman obat dan tanaman untuk keperluan kegiatan upacara keagamaan,” katanya.
Koster menyatakan, pihaknya juga mengembangkan Pusat Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat (P4TO) di 3 kabupaten di Bali, yakni Bangli, Karangasem, dan Tabanan. Untuk Kabupaten Bangli, P4TO berada di Desa Pengotan, Kecamatan Bangli. Sedangkan untuk Kabupaten Tabanan, P4TO dikembangkan di Desa/Kecamatan Baturiti. Sebaliknya, untuk Kabupaten Karangasem, P4TO dikembangkan di De-sa Nongan, Kecamatan Selat.
Koster menyebutkan, dukungan terhadap sistem pengobatan tradisional tidak terlepas dari pengalaman pribadinya yang berhasil sembuh berkat bantuan pengobatan tradisional berupa loloh, yang resepnya diperoleh dari seorang sulinggih praktisi pengobatan tradisional. "Bukan menampik khasiat pengobatan konvensional, tapi dari pengalaman saya sendiri, pengobatan tradisional sangat mujarab,” jelas Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Menurut Koster, pengembangan pengobatan tradisional di Bali saat ini juga melibatkan Unud dan Unhi Denpasar untuk melakukan riset dan pengembangn bahan obat-obatan tradisional. "Kami akan terus kembangkan ini. Kami menggandeng Unud dan Unhi untuk melakukan riset, bahkan saat ini sudah didaftarkan agar mendapatkan Haki (hak kekayaan intelektual)," katanya.
Sementara, Direktur Pelayanan Kesehatan Kemenkes, Ina Rosalina, menyampaikan kecenderungan masyarakat memanfaatkan pengobatan tradisional dari tahun 2018 terus meningkat hampir 50 persen. Untuk itu, pengembangan layanan kesehatan masyarakat cara tradisional harus didukung, namun tetap dintegrasikan dengan layanan kesehatan konvensional.
"Cara pengobatan tradisional yang sudah berlangsung turun temurun di lingkungan masyarakat adalah inovasi yang bisa dibangun di Indonesia. Sebab, masing-masing daerah tentu memiliki potensi yang berbeda-beda sesuai sistem pengobatan tradisional yang ada. Namun, harus tetap mengikuti aturan yang ada, mesti berbasis bukti yang menyembuhkan," tandas Ina. *esaa
Ke depan, Gubernur Koster targetkan seruluh rumah sakit di Bali memiliki unit layanan kesehatan tradisional. Launching Yankestrad RSUD Bangli, Rabu pagi pukul 10.00 Wita, ditandai pemotongan pita dan penandatanganan prasasti oleh Gubernur Koster. Selain Bupati Bangli Made Gianyar, acara peresmian Yangkestrad RSUD Bangli juga dihadiri Kadis Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya, Karo Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali AA Ngurah Oka Sutha Diana, serta para direktur rumah sakit se-Bali. Bahkan, Direktur Layanan Kesehatan Tradisional Kementerian Kesehatan, Ina Rosalina, juga hadir.
Bupati Made Gianyar memaparkan, Yankestrad RSUD Bangli ini mengadopsi layanan griya sehat. Ini sejalan dengan pemerintah pusat yang terus mengembangkan layanan kesehatan tradisional dan sesuai visi Pemprov Bali ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’.
Menurut Bupati Made Gianyar, sejak 2015 RSUD Bangli sebetulnya sudah memiliki Poli Herbal. Namun, Poli Herbal tersebyt tidak dijalankan lagi sejak 2017, karena terbentur pembiayaan. Ketika Poli Herbal dijalankan, pihak rumah sakit menyediakan pengobatan melalui jamu.
Kini, Poli Herbal RSUD Bangli dikembangkan lagi menjadi Yankestrad, yang terbagi dalam tiga sub unit, masing-masing Sub Unit Ramuan, Sub Unit Keterampilan, dan Sub Unit Khusus. Sub Unit Ramuan meliputi layanan kesehatan tradisional berupa jamu-jamuan. Sedangkan Sub Unit Keterampilan meliputi akupuntur, akupresur, serta spa ibu hamil dan bayi. Sementara Sub Unit Khusus, meliputi yoga dan meditasi.
“Kami sebelumnya sempat melakukan studi banding ke Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Tawamangu, Jawa Tengah. Ilmu yang diperoleh dari sana diimpelentasikan di sini. Tenaga medis juga sudah siap,” ujar Gianyar.
Gianyar menyebutkan, dibukanya Yankestrad di RSUD Bangli ini juga tak terlepas dari potensi Kabupaten Bangli yang memiliki kondisi geografis pegunungan dan terdapat berbagai tanaman obat herbal. Dengan dibangunnya unit layanan kesehatan ini, diharapkan dapat membantu peningkatan derajat kesehatan masyarakat Bangli.
Sementara itu, Gubernur Koster mengatakan Yankestrad RSUD Bangli merupakan yang pertama di Bali. Nantinya akan menyusul unit layanan serupa di RSUD Klungkung. Ke depan, seluuh rumah sakit daerah (RSUD) di Bali ditargetkan memiliki unit layanan kesehatan tradisional. Gubernur Koster menyatakan, layan kesehatan tradisional merupakan salah satu kearifan lokal, sehingga harus diberdayakan secara maksimal untuk kepentingan masyarakat.
Menurut Koster, untuk menindaklanjuti layanan unggulan tersebut, nantinya akan dikembangkan kawasan tanaman khusus yang ditanamami tanaman obat dan tanaman keperluan upacara. “Akan ada kawasan tanaman khusus ditanamami tanaman obat dan tanaman untuk keperluan kegiatan upacara keagamaan,” katanya.
Koster menyatakan, pihaknya juga mengembangkan Pusat Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat (P4TO) di 3 kabupaten di Bali, yakni Bangli, Karangasem, dan Tabanan. Untuk Kabupaten Bangli, P4TO berada di Desa Pengotan, Kecamatan Bangli. Sedangkan untuk Kabupaten Tabanan, P4TO dikembangkan di Desa/Kecamatan Baturiti. Sebaliknya, untuk Kabupaten Karangasem, P4TO dikembangkan di De-sa Nongan, Kecamatan Selat.
Koster menyebutkan, dukungan terhadap sistem pengobatan tradisional tidak terlepas dari pengalaman pribadinya yang berhasil sembuh berkat bantuan pengobatan tradisional berupa loloh, yang resepnya diperoleh dari seorang sulinggih praktisi pengobatan tradisional. "Bukan menampik khasiat pengobatan konvensional, tapi dari pengalaman saya sendiri, pengobatan tradisional sangat mujarab,” jelas Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Menurut Koster, pengembangan pengobatan tradisional di Bali saat ini juga melibatkan Unud dan Unhi Denpasar untuk melakukan riset dan pengembangn bahan obat-obatan tradisional. "Kami akan terus kembangkan ini. Kami menggandeng Unud dan Unhi untuk melakukan riset, bahkan saat ini sudah didaftarkan agar mendapatkan Haki (hak kekayaan intelektual)," katanya.
Sementara, Direktur Pelayanan Kesehatan Kemenkes, Ina Rosalina, menyampaikan kecenderungan masyarakat memanfaatkan pengobatan tradisional dari tahun 2018 terus meningkat hampir 50 persen. Untuk itu, pengembangan layanan kesehatan masyarakat cara tradisional harus didukung, namun tetap dintegrasikan dengan layanan kesehatan konvensional.
"Cara pengobatan tradisional yang sudah berlangsung turun temurun di lingkungan masyarakat adalah inovasi yang bisa dibangun di Indonesia. Sebab, masing-masing daerah tentu memiliki potensi yang berbeda-beda sesuai sistem pengobatan tradisional yang ada. Namun, harus tetap mengikuti aturan yang ada, mesti berbasis bukti yang menyembuhkan," tandas Ina. *esaa
Komentar