Suastari dan Kadek Riky Kerja di Pencucian Motor
Dua saudara sepupu, Ni Made Sri Suastari, 19, dan Kadek Riky Arya Giri, 18, terlihat bahu membahu mencuci sepeda motor. Mereka menanggalkan ’gengsi’ demi bisa sekolah.
TABANAN, NusaBali
Kerja di tempat pencucian motor telah dilakoni sejak 3 tahun lalu, kala ayah Kadek Riky buka usaha cuci motor di depan rumahnya, kawasan Banjar Pemenang, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan.
Sri Suastari mengaku belum tertarik mencari pekerjaan formal lainnya. Semisal bekerja di hotel sesuai latar pendidikannya. Putri kedua pasangan suami istri I Made Suardika dan Ni Made Sriati ini baru saja tamat di SMK Pariwisata yang ada di kota Tabanan. Cewek tomboy ini mengaku lebih senang cuci sepeda motor. Selain pekerjaannya mudah juga tak terikat waktu. Sebab usaha pencucian motor itu milik pamannya. “Lumayan ada uang saku untuk sekolah, termasuk untuk biaya sekolah,” ungkap Sri, Sabtu (9/7) sore.
Sebagai seorang gadis, Sri Suastari mengaku tak malu bekerja sebagai tukang cuci sepeda motor. Baginya, peluang bekerja di tempat cuci motor lebih bagus karena volume kendaraan di wilayahnya cukup banyak. Sementara banyak pemilik kendaraan yang hampir tak punya waktu bersihkan motor sehingga pilih ke tempat pencucian sepeda motor. Ia mengaku, dalam hari biasa, rata-rata ada 30 unit motor yang dibersihkan di tempatnya. Jika pada Tumpek Landep, sehari bisa tembus 60 unit motor. “Meski kerja dengan paman, hitung-hitungannya (upah, red) profesional,” tandas Sri.
Sri Suastari mengaku sejak sebulan ini bisa kerja sehari penuh di tempat pencucian motor pamannya. Sebelum tamat di SMK 3 Saraswati Tabanan, anak kedua dari tiga saudara ini bekerja paruh waktu, sepulang sekolah. Ia mengaku sekolahnya tidak terganggu meski isi cari uang saku dengan ’maburuh’ di tempat pencucian motor. Ia tetap mengutamakan sekolah ataupun tugas-tugas sekolah. “Begitu ada waktu, saya bantu paman di tempat pencucian motor,” imbuhnya.
Selain Sri Suastari, anak baru gede (ABG), Kadek Riky Arya Giri, 18, juga bekerja paruh waktu di tempat pencucian sepeda motor itu. Kadek Riky merupakan anak pemilik usaha itu. Putra kedua pasangan suami istri Bagus Artono Giri dan Ni Nyoman Reniti Diastini ini pilih bantu ayah kandungnya agar pelayanan kepada pelanggan bisa cepat. Meski kerja di tempat usaha ayahnya, Kadek Riky tetap ’dihitung’ agar tetap semangat bekerja. “Saya isi waktu sepulang sekolah. Lumayan bisa dapatkan uang saku dengan keringat sendiri,” ungkap pelajar SMK III Saraswati Tabanan ini. 7 k21
Kerja di tempat pencucian motor telah dilakoni sejak 3 tahun lalu, kala ayah Kadek Riky buka usaha cuci motor di depan rumahnya, kawasan Banjar Pemenang, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan.
Sri Suastari mengaku belum tertarik mencari pekerjaan formal lainnya. Semisal bekerja di hotel sesuai latar pendidikannya. Putri kedua pasangan suami istri I Made Suardika dan Ni Made Sriati ini baru saja tamat di SMK Pariwisata yang ada di kota Tabanan. Cewek tomboy ini mengaku lebih senang cuci sepeda motor. Selain pekerjaannya mudah juga tak terikat waktu. Sebab usaha pencucian motor itu milik pamannya. “Lumayan ada uang saku untuk sekolah, termasuk untuk biaya sekolah,” ungkap Sri, Sabtu (9/7) sore.
Sebagai seorang gadis, Sri Suastari mengaku tak malu bekerja sebagai tukang cuci sepeda motor. Baginya, peluang bekerja di tempat cuci motor lebih bagus karena volume kendaraan di wilayahnya cukup banyak. Sementara banyak pemilik kendaraan yang hampir tak punya waktu bersihkan motor sehingga pilih ke tempat pencucian sepeda motor. Ia mengaku, dalam hari biasa, rata-rata ada 30 unit motor yang dibersihkan di tempatnya. Jika pada Tumpek Landep, sehari bisa tembus 60 unit motor. “Meski kerja dengan paman, hitung-hitungannya (upah, red) profesional,” tandas Sri.
Sri Suastari mengaku sejak sebulan ini bisa kerja sehari penuh di tempat pencucian motor pamannya. Sebelum tamat di SMK 3 Saraswati Tabanan, anak kedua dari tiga saudara ini bekerja paruh waktu, sepulang sekolah. Ia mengaku sekolahnya tidak terganggu meski isi cari uang saku dengan ’maburuh’ di tempat pencucian motor. Ia tetap mengutamakan sekolah ataupun tugas-tugas sekolah. “Begitu ada waktu, saya bantu paman di tempat pencucian motor,” imbuhnya.
Selain Sri Suastari, anak baru gede (ABG), Kadek Riky Arya Giri, 18, juga bekerja paruh waktu di tempat pencucian sepeda motor itu. Kadek Riky merupakan anak pemilik usaha itu. Putra kedua pasangan suami istri Bagus Artono Giri dan Ni Nyoman Reniti Diastini ini pilih bantu ayah kandungnya agar pelayanan kepada pelanggan bisa cepat. Meski kerja di tempat usaha ayahnya, Kadek Riky tetap ’dihitung’ agar tetap semangat bekerja. “Saya isi waktu sepulang sekolah. Lumayan bisa dapatkan uang saku dengan keringat sendiri,” ungkap pelajar SMK III Saraswati Tabanan ini. 7 k21
1
Komentar