Dibagikan Kepada 14 LKS dan LKSA
Uang Hasil ‘Ngempug Celengan’ Pemprov Bali
Program donasi dari ‘ngempug celengan’ ini mulai rutin dilaksanakan sejak tahun 2015.
DENPASAR, NusaBali
Pemerintah Provinsi Bali saat merayakan Hari Jadi ke-61 pada 14 Agustus 2019 lalu ‘ngempug celengan’ hasil donasi yang dikumpulkan ASN Pemprov Bali. Dari hasil celengan, terkumpul sebesar Rp 153 juta yang kemudian didonasikan kepada yang membutuhkan.
Melalui inventarisasi dari Dinas Sosial Provinsi Bali, sumbangan tersebut untuk tahun 2019 ini diberikan kepada 14 Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) dan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) yang ada di Bali. Pemberian sumbangan itu digelar di Panti Asuhan Tat Twam Asi, Jalan Jayagiri IX Denpasar, Rabu (2/10).
“Setiap ASN kita persilahkan untuk menyumbangkan donasinya. Jadi setiap UPT itu ada celengannya. Kemudian setiap satu tahun saat momentum, kita buka celengan setelah selesai upacara HUT Provinsi Bali. Nah tahun ini terkumpul sebanyak Rp 153 juta,” ujar Sekda Provinsi Bali, Dewa Made Indra.
Menurutnya, hasil ‘ngempug celengan’ ini harus diberikan kepada orang-orang yang sangat membutuhkan seperti penyandang disabilitas, ODGJ, anak-anak panti asuhan, serta anak yatim piatu yang kurang mampu. “Karena itu saya sudah memberikan arahan kepada Dinas Sosial untuk menginventarisasi yayasan-yayasan anak disabilitas, ODGJ, panti asuhan, dan lain-lain. Setelah diinventarisasi, ternyata jumlahnya banyak. Sedangkan uang yang terkumpul Rp 153 juta. Uang ini kita bagi, sehingga masing-masing yayasan dapat sebanyak Rp 5 Juta,” katanya.
“Saya menyadari betul, uang Rp 5 juta ini jumlahnya masih kecil. Tapi sebagai bentuk kepedulian kita, maka ini yang bisa kita berikan kepada mereka. Mudah-mudahan tahun depan saat momentum HUT Provinsi Bali, saya akan mengajak kawan-kawan ASN untuk memberikan kontribusi yang lebih banyak lagi, sebagai penguatan rasa kemanusiaan,” imbuh Dewa Indra.
Adapun LKSA yang mendapatkan bantuan antara lain Yayasan Sehati Bali (Autis), Peduli Kanker Anak Bali, Sunya Giri, Semara Putra (Disabilitas), LKSA Beiyh-El, Fajar Dua, Darma Widya Kusuma, Kesayan Ikang Papa (Disabilitas), Tulus Dharma Wiarta (ODGJ), LKSA Gayatri Widya Mandala, LKSA Al-Inayah, LKSA Salam, Tat Twam Asi, dan Sayangi Bali.
Menurut Kepala Dinas Sosial Provinsi Bali, Dewa Gede Mahendra Putra, program donasi dari ‘ngempug celengan’ ini mulai rutin dilaksanakan sejak tahun 2015. Dalam pemberian bantuannya, LKS dan LKSA penerima bantuan ini harus terdata secara hukum dan memiliki izin dari Kementerian Sosial RI. Di Bali sendiri, ada sekitar tiga ribu yang terdata. Untuk tahun 2019 ini dipilih 14 LKS dan LKSA yang menerima bantuan, dimana belasan lembaga ini sudah dilakukan verifikasi sebelumnya dengan melihat keadaan panti khususnya melihat keadaan financial panti itu sendiri. “Uang donasi ini nantinya bisa dipergunakan untuk pemberdayaan LKS itu sendiri. Bisa juga untuk membeli beras, atau membayar SPP sekolah, dan yang lainnya,” terang Kadis Dewa Mahendra.
Sementara itu, salah satu penerima yakni Yayasan Tat Twam Asi merasa bersyukur, sebab bantuan yang diberikan sangat bermanfaat terutama untuk membiayai pendidikan anak asuh. Ketua Yayasan, Gusti Ngurah Heru mengatakan, dalam satu bulan, biaya pendidikan anak asuh hampir 80 persen dari biaya operasional, di antaranya untuk menyekolahkan anak-anak tingkat SD, SMP dan SMA.
Yayasan yang sudah berdiri selama 32 tahun ini sekarang memiliki jumlah anak asuh sebanyak 46 orang, di antaranya 6 orang SD, 18 orang SMP, 14 orang SMA dan 8 orang kuliah di perguruan tinggi. Dia merinci, untuk biaya sekolah SD pihaknya membutuhkan dana sebesar Rp 6 juta, untuk SMP Rp 31 juta dan SMA Rp Rp 44 juta. Sehingga biaya pendidikan yang dikeluarkan selama satu tahun untuk menyekolahkan anak-anak asuh sekitar Rp 81 juta. “Yang paling kami butuhkan adalah adalah biaya untuk pendidikan anak-anak asuh di sini. Bantuan ini sangat bermanfaat terutama untuk membiayai pendidikan anak-anak,” ucapnya.
Sedangkan biaya pendidikan di perguruan tinggi gratis, karena yayasan tersebut sudah bekerjasama dengan beberapa perguruan tinggi di Bali. “Sekarang kami sudah menamatkan sebanyak 19 sarjana dari berbagai disipilin ilmu. Yang sedang kuliah ada 9 orang,” tandasnya. *ind
Melalui inventarisasi dari Dinas Sosial Provinsi Bali, sumbangan tersebut untuk tahun 2019 ini diberikan kepada 14 Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) dan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) yang ada di Bali. Pemberian sumbangan itu digelar di Panti Asuhan Tat Twam Asi, Jalan Jayagiri IX Denpasar, Rabu (2/10).
“Setiap ASN kita persilahkan untuk menyumbangkan donasinya. Jadi setiap UPT itu ada celengannya. Kemudian setiap satu tahun saat momentum, kita buka celengan setelah selesai upacara HUT Provinsi Bali. Nah tahun ini terkumpul sebanyak Rp 153 juta,” ujar Sekda Provinsi Bali, Dewa Made Indra.
Menurutnya, hasil ‘ngempug celengan’ ini harus diberikan kepada orang-orang yang sangat membutuhkan seperti penyandang disabilitas, ODGJ, anak-anak panti asuhan, serta anak yatim piatu yang kurang mampu. “Karena itu saya sudah memberikan arahan kepada Dinas Sosial untuk menginventarisasi yayasan-yayasan anak disabilitas, ODGJ, panti asuhan, dan lain-lain. Setelah diinventarisasi, ternyata jumlahnya banyak. Sedangkan uang yang terkumpul Rp 153 juta. Uang ini kita bagi, sehingga masing-masing yayasan dapat sebanyak Rp 5 Juta,” katanya.
“Saya menyadari betul, uang Rp 5 juta ini jumlahnya masih kecil. Tapi sebagai bentuk kepedulian kita, maka ini yang bisa kita berikan kepada mereka. Mudah-mudahan tahun depan saat momentum HUT Provinsi Bali, saya akan mengajak kawan-kawan ASN untuk memberikan kontribusi yang lebih banyak lagi, sebagai penguatan rasa kemanusiaan,” imbuh Dewa Indra.
Adapun LKSA yang mendapatkan bantuan antara lain Yayasan Sehati Bali (Autis), Peduli Kanker Anak Bali, Sunya Giri, Semara Putra (Disabilitas), LKSA Beiyh-El, Fajar Dua, Darma Widya Kusuma, Kesayan Ikang Papa (Disabilitas), Tulus Dharma Wiarta (ODGJ), LKSA Gayatri Widya Mandala, LKSA Al-Inayah, LKSA Salam, Tat Twam Asi, dan Sayangi Bali.
Menurut Kepala Dinas Sosial Provinsi Bali, Dewa Gede Mahendra Putra, program donasi dari ‘ngempug celengan’ ini mulai rutin dilaksanakan sejak tahun 2015. Dalam pemberian bantuannya, LKS dan LKSA penerima bantuan ini harus terdata secara hukum dan memiliki izin dari Kementerian Sosial RI. Di Bali sendiri, ada sekitar tiga ribu yang terdata. Untuk tahun 2019 ini dipilih 14 LKS dan LKSA yang menerima bantuan, dimana belasan lembaga ini sudah dilakukan verifikasi sebelumnya dengan melihat keadaan panti khususnya melihat keadaan financial panti itu sendiri. “Uang donasi ini nantinya bisa dipergunakan untuk pemberdayaan LKS itu sendiri. Bisa juga untuk membeli beras, atau membayar SPP sekolah, dan yang lainnya,” terang Kadis Dewa Mahendra.
Sementara itu, salah satu penerima yakni Yayasan Tat Twam Asi merasa bersyukur, sebab bantuan yang diberikan sangat bermanfaat terutama untuk membiayai pendidikan anak asuh. Ketua Yayasan, Gusti Ngurah Heru mengatakan, dalam satu bulan, biaya pendidikan anak asuh hampir 80 persen dari biaya operasional, di antaranya untuk menyekolahkan anak-anak tingkat SD, SMP dan SMA.
Yayasan yang sudah berdiri selama 32 tahun ini sekarang memiliki jumlah anak asuh sebanyak 46 orang, di antaranya 6 orang SD, 18 orang SMP, 14 orang SMA dan 8 orang kuliah di perguruan tinggi. Dia merinci, untuk biaya sekolah SD pihaknya membutuhkan dana sebesar Rp 6 juta, untuk SMP Rp 31 juta dan SMA Rp Rp 44 juta. Sehingga biaya pendidikan yang dikeluarkan selama satu tahun untuk menyekolahkan anak-anak asuh sekitar Rp 81 juta. “Yang paling kami butuhkan adalah adalah biaya untuk pendidikan anak-anak asuh di sini. Bantuan ini sangat bermanfaat terutama untuk membiayai pendidikan anak-anak,” ucapnya.
Sedangkan biaya pendidikan di perguruan tinggi gratis, karena yayasan tersebut sudah bekerjasama dengan beberapa perguruan tinggi di Bali. “Sekarang kami sudah menamatkan sebanyak 19 sarjana dari berbagai disipilin ilmu. Yang sedang kuliah ada 9 orang,” tandasnya. *ind
1
Komentar