Tim Pengabdi LPPM Unud Kembangkan Bibit Durian Kunyit
Uang Hasil ‘Ngempug Celengan’ Pemprov Bali
DENPASAR, NusaBali
Tim pengabdi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Udayana (Unud) melaksanakan Program Pengembangan Unit Produk Intelektual Kampus (PPUPIK) dari Kemenristekdikti bekerjasama dengan Bapelitbang Tabanan dengan melakukan pembibitan Durian Kunyit. Durian ini merupakan jenis durian lokal yang populasinya sudah mulai langka. Dari 15 pohon yang masih ada, tidak lebih dari 5 pohon yang masih produktif. Usaha penanaman sudah banyak dilakukan oleh masyarakat melalui perbanyakan dengan biji, tapi hasilnya kurang memuaskan karena perlu waktu lama dan karakternya tidak sama dengan induknya.
Ketua Tim PPUPIK, Ida Ayu Listia Dewi, Selasa (2/10) mengungkapkan, Durian Kunyit merupakan salah satu jenis durian lokal yang digemari oleh penikmat durian di Bali, bahkan oleh wisatawan yang datang ke Pulau Dewata. Tanaman ini hanya tumbuh di kawasan Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan.
Nama Durian Kunyit diberikan oleh masyarakat karena warna daging buahnya yang kuning seperti warna rimpang kunyit. Keunggulan Durian Kunyit dibandingkan dengan varietas durian yang umum di Bali rasanya manis, gurih, lembut, dan baunya yang tidak menyengat seperti durian pada umumnya.
Selama ini durian kunyit di kawasan tersebut keberadaannya langka yakni hanya 15 pohon, namun yang produktif hanya 5 pohon. "Masyarakat setempat mencoba untuk mengembangkan kembali dengan menanam biji durian kunyit, namun belum efektif dan semakin langka," ungkap Listia Dewi.
Kendati pengembangan dengan biji tersebut ada yang tumbuh namun tanaman baru yang dihasilkan tidak sama dengan karakteristik induknya. Hal inilah yang melatarbelakangi Tim LPPM Unud melakukan kegiatan pembibitan tanaman durian kunyit melalui PPUPIK.
Pembibitan oleh Tim LPPM Unud ini dilakukan dengan aplikasi teknologi yang mampu menghasilkan tanaman hasil perbanyakan yang sama dengan induknya. “Keinginan ini disambut baik Bapelitbang Kabupaten Tabanan yang ingin mengembangkan kawasan Agroteknopark di Kecamatan Pupuan dengan ikon Durian Kunyit,” ujarnya.
Listia Dewi menambahkan, untuk mewujudkan kawasan Agroteknopark ini dibutuhkan bibit Durian Kunyit dalam jumlah yang besar. Unit pembibitan ini juga dapat dijadikan sebagai wahana komersialisasi hasil penelitian kampus, serta mendukung program nasional penggalakan buah lokal dalam rangka menekan konsumsi produk import khususnya pada produk buah-buahan.
Proses pembuatan bibit pada program ini menginginkan bibit yang dihasilkan memiliki sifat yang sama persis seperti sifat induknya, karena itu dipergunakan teknik grafting. Pengaplikasian teknik grafting dilakukan dengan memadukan keunggulan batang bawah dengan batang atas (entries). Batang bawah diambil dari pembenihan biji durian lokal dari daerah tersebut, sementara batang atas (entris) diambil dari pucuk pohon Durian Kunyit.
Kepala Bapelitbang Kabupaten Tabanan Ida Bagus Wiratmaja, ST, MT menyambut baik kegiatan ini. Perbanyakan bibit Durian Kunyit sangat membantu Pemda Tabanan dalam pengembangan produksi buah lokal di Kabupaten Tabanan dan sekaligus melestarikan flasma nuftah lokal.
"Selain itu, program ini juga sangat mendukung program Pemda Tabanan dalam Pengembangan Taman Teknologi Pertanian (TTP) di Desa Sanda, dimana salah satunya akan mengoleksi tanaman buah-buahan lokal Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan," ungkapnya. *mis
Ketua Tim PPUPIK, Ida Ayu Listia Dewi, Selasa (2/10) mengungkapkan, Durian Kunyit merupakan salah satu jenis durian lokal yang digemari oleh penikmat durian di Bali, bahkan oleh wisatawan yang datang ke Pulau Dewata. Tanaman ini hanya tumbuh di kawasan Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan.
Nama Durian Kunyit diberikan oleh masyarakat karena warna daging buahnya yang kuning seperti warna rimpang kunyit. Keunggulan Durian Kunyit dibandingkan dengan varietas durian yang umum di Bali rasanya manis, gurih, lembut, dan baunya yang tidak menyengat seperti durian pada umumnya.
Selama ini durian kunyit di kawasan tersebut keberadaannya langka yakni hanya 15 pohon, namun yang produktif hanya 5 pohon. "Masyarakat setempat mencoba untuk mengembangkan kembali dengan menanam biji durian kunyit, namun belum efektif dan semakin langka," ungkap Listia Dewi.
Kendati pengembangan dengan biji tersebut ada yang tumbuh namun tanaman baru yang dihasilkan tidak sama dengan karakteristik induknya. Hal inilah yang melatarbelakangi Tim LPPM Unud melakukan kegiatan pembibitan tanaman durian kunyit melalui PPUPIK.
Pembibitan oleh Tim LPPM Unud ini dilakukan dengan aplikasi teknologi yang mampu menghasilkan tanaman hasil perbanyakan yang sama dengan induknya. “Keinginan ini disambut baik Bapelitbang Kabupaten Tabanan yang ingin mengembangkan kawasan Agroteknopark di Kecamatan Pupuan dengan ikon Durian Kunyit,” ujarnya.
Listia Dewi menambahkan, untuk mewujudkan kawasan Agroteknopark ini dibutuhkan bibit Durian Kunyit dalam jumlah yang besar. Unit pembibitan ini juga dapat dijadikan sebagai wahana komersialisasi hasil penelitian kampus, serta mendukung program nasional penggalakan buah lokal dalam rangka menekan konsumsi produk import khususnya pada produk buah-buahan.
Proses pembuatan bibit pada program ini menginginkan bibit yang dihasilkan memiliki sifat yang sama persis seperti sifat induknya, karena itu dipergunakan teknik grafting. Pengaplikasian teknik grafting dilakukan dengan memadukan keunggulan batang bawah dengan batang atas (entries). Batang bawah diambil dari pembenihan biji durian lokal dari daerah tersebut, sementara batang atas (entris) diambil dari pucuk pohon Durian Kunyit.
Kepala Bapelitbang Kabupaten Tabanan Ida Bagus Wiratmaja, ST, MT menyambut baik kegiatan ini. Perbanyakan bibit Durian Kunyit sangat membantu Pemda Tabanan dalam pengembangan produksi buah lokal di Kabupaten Tabanan dan sekaligus melestarikan flasma nuftah lokal.
"Selain itu, program ini juga sangat mendukung program Pemda Tabanan dalam Pengembangan Taman Teknologi Pertanian (TTP) di Desa Sanda, dimana salah satunya akan mengoleksi tanaman buah-buahan lokal Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan," ungkapnya. *mis
1
Komentar