Tahun Lalu Seluruh Siswanya Kabur, Tahun Ini Hanya Dapat 5 Siswa
Suasana pendaftaran ulang bagi siswa baru di SMP Saraswati Tabanan tidak seramai sekolah lainnya, terutama sekolah negeri.
Krisis Siswa di SMP Saraswati Tabanan
TABANAN, NusaBali
Siswa yang datang mendaftarkan diri untuk menimba ilmu bisa dihitung jari. Terkait hal tersebut pihak sekolah mengaku pasrah, namun berapa pun siswa yang didapatkan akan diberikan pendidikan yang sama seperti sekolah lainnya.
Untuk tahun ajaran 2016-2017 ini, siswa baru yang mendaftarkan diri pada masa pendaftaran 3-8 Juni 2016 hanya 16 orang. Namun yang sudah mendaftar ulang sekaligus membayar administrasi hanya 7 orang saja. Tak cukup sampai di situ, dari 7 calon siswa tersebut, dua orang datang ke sekolah untuk menarik uang pembayaran dengan alasan ingin pindah ke luar kota. Sehingga sekarang hanya ada 5 siswa saja. "Kemungkinan dua siswa tersebut dapat sekolah negeri, kalau pindah ke luar kota rasanya tidak mungkin karena nilai ujian nasional (NUN)-nya kecil," ujar Kepala SMP Saraswati Tabanan, I Made Sugita, Minggu (10/7).
Sugita menambahkan dari 16 siswa yang mendaftar, sebanyak 9 orang tidak datang melakukan pendaftaran ulang, kemungkinan dapat celah masuk ke sekolah negeri. Kalau dilihat sesuai aturan, hal tersebut sudah tidak boleh dilakukan karena sudah tutup pendaftaran. Mengingat mereka ke sini setelah siswa tersebut dinyatakan tidak diterima di sekolah yang diinginkan karena nilai NUN jelas-jelas rendah, sehingga mendaftar ke sekolah swasta.
"Nah kenapa mereka tidak datang? Ada apa? Kemungkinan mendapat celah ke sekolah negeri atau bagaimana itu," kata Sugita menduga-duga. Adanya aturan sekolah maksimal menerima 320 siswa, awalnya membuat pihaknya sebagai sekolah swasta merasa senang. Jika semuanya memenuhi aturan, pihaknya memprediksi SMP Saraswati akan mendapatkan siswa sekitar 200 orang (tahun ajaran 2016-2017). Namun nyatanya hal tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan. "Saya mimpi kemarin seperti itu, eh nyatanya sama saja," terangnya.
Jika dibandingkan dengan tahun ajaran 2015-2016 pihaknya sama saja krisis siswa. Pada tahun 2015 hanya mendapatkan 5 siswa. Namun ketika proses belajar mengajar berjalan 1 semester, entah bagaimana 2 orang keluar dan kemungkinan pindah ke negeri. Sisa 3 siswa lainnya karena merasa sedikit yang diajak belajar, memilih ogah lanjutkan bersekolah. Padahal ketiganya dapat BSM (Bantuan Siswa Miskin) dan sampai dicari ke rumahnya, namun tetap tidak mau sekolah lagi.
"Akhirnya untuk kelas 2 (kelas VIII) baru sekarang tidak ada, dan kami sudah 3 tahun belakangan ini sulit mendapatkan siswa," jelas Sugita didampingi oleh Waka Kurikulum, I Kadek Arta. Saat ini SMP Saraswati Tabanan masih mengajar kelas 3 (kelas IX) sebanyak 18 siswa. Dengan tenaga guru sebanyak 14 orang, terdiri dari guru negeri 5 orang, kontrak yayasan 5 orang, dan honor 4 orang. "Kalau tamatan 2016 ini, kami meluluskan 50 siswa kelas 3," ujarnya.
Untuk masalah pembelajaran, serta fasilitas yang dimiliki, pihaknya mengaku sama seperti sekolah lainnya. Perpustakaan bukunya ada ribuan, fasilitas kelas memadai, pelajaran yang diberikan sama sesuai standar. "Sampai berakhir MOS (Masa Orientasi Siswa) kami akan tetap menerima siswa," tegasnya.
Sedangkan untuk ke depannya, pihaknya tidak bisa berkata apa dan mengaku pasrah. Sebelumnya untuk masalah sosialisasi sudah dilakukan ke berbagai sekolah SD yang ada di Tabanan. Baik dengan cara menyebar brosur atapun langsung datang ke sekolah. "Kami pasrah, berapa pun siswa yang kami dapatkan, akan kami didik dan bina dengan baik," tegasnya.
Terkait kondisi tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tabanan, I Putu Santika mengatakan dengan adanya petunjuk teknis PPDB yang ada pihaknya sudah berusaha memetakan siswa agar distribusi siswa merata baik ke negeri maupun swasta. "Kalau memang itu masih krisis siswa ya apa boleh buat," ujarnya. 7 cr61
TABANAN, NusaBali
Siswa yang datang mendaftarkan diri untuk menimba ilmu bisa dihitung jari. Terkait hal tersebut pihak sekolah mengaku pasrah, namun berapa pun siswa yang didapatkan akan diberikan pendidikan yang sama seperti sekolah lainnya.
Untuk tahun ajaran 2016-2017 ini, siswa baru yang mendaftarkan diri pada masa pendaftaran 3-8 Juni 2016 hanya 16 orang. Namun yang sudah mendaftar ulang sekaligus membayar administrasi hanya 7 orang saja. Tak cukup sampai di situ, dari 7 calon siswa tersebut, dua orang datang ke sekolah untuk menarik uang pembayaran dengan alasan ingin pindah ke luar kota. Sehingga sekarang hanya ada 5 siswa saja. "Kemungkinan dua siswa tersebut dapat sekolah negeri, kalau pindah ke luar kota rasanya tidak mungkin karena nilai ujian nasional (NUN)-nya kecil," ujar Kepala SMP Saraswati Tabanan, I Made Sugita, Minggu (10/7).
Sugita menambahkan dari 16 siswa yang mendaftar, sebanyak 9 orang tidak datang melakukan pendaftaran ulang, kemungkinan dapat celah masuk ke sekolah negeri. Kalau dilihat sesuai aturan, hal tersebut sudah tidak boleh dilakukan karena sudah tutup pendaftaran. Mengingat mereka ke sini setelah siswa tersebut dinyatakan tidak diterima di sekolah yang diinginkan karena nilai NUN jelas-jelas rendah, sehingga mendaftar ke sekolah swasta.
"Nah kenapa mereka tidak datang? Ada apa? Kemungkinan mendapat celah ke sekolah negeri atau bagaimana itu," kata Sugita menduga-duga. Adanya aturan sekolah maksimal menerima 320 siswa, awalnya membuat pihaknya sebagai sekolah swasta merasa senang. Jika semuanya memenuhi aturan, pihaknya memprediksi SMP Saraswati akan mendapatkan siswa sekitar 200 orang (tahun ajaran 2016-2017). Namun nyatanya hal tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan. "Saya mimpi kemarin seperti itu, eh nyatanya sama saja," terangnya.
Jika dibandingkan dengan tahun ajaran 2015-2016 pihaknya sama saja krisis siswa. Pada tahun 2015 hanya mendapatkan 5 siswa. Namun ketika proses belajar mengajar berjalan 1 semester, entah bagaimana 2 orang keluar dan kemungkinan pindah ke negeri. Sisa 3 siswa lainnya karena merasa sedikit yang diajak belajar, memilih ogah lanjutkan bersekolah. Padahal ketiganya dapat BSM (Bantuan Siswa Miskin) dan sampai dicari ke rumahnya, namun tetap tidak mau sekolah lagi.
"Akhirnya untuk kelas 2 (kelas VIII) baru sekarang tidak ada, dan kami sudah 3 tahun belakangan ini sulit mendapatkan siswa," jelas Sugita didampingi oleh Waka Kurikulum, I Kadek Arta. Saat ini SMP Saraswati Tabanan masih mengajar kelas 3 (kelas IX) sebanyak 18 siswa. Dengan tenaga guru sebanyak 14 orang, terdiri dari guru negeri 5 orang, kontrak yayasan 5 orang, dan honor 4 orang. "Kalau tamatan 2016 ini, kami meluluskan 50 siswa kelas 3," ujarnya.
Untuk masalah pembelajaran, serta fasilitas yang dimiliki, pihaknya mengaku sama seperti sekolah lainnya. Perpustakaan bukunya ada ribuan, fasilitas kelas memadai, pelajaran yang diberikan sama sesuai standar. "Sampai berakhir MOS (Masa Orientasi Siswa) kami akan tetap menerima siswa," tegasnya.
Sedangkan untuk ke depannya, pihaknya tidak bisa berkata apa dan mengaku pasrah. Sebelumnya untuk masalah sosialisasi sudah dilakukan ke berbagai sekolah SD yang ada di Tabanan. Baik dengan cara menyebar brosur atapun langsung datang ke sekolah. "Kami pasrah, berapa pun siswa yang kami dapatkan, akan kami didik dan bina dengan baik," tegasnya.
Terkait kondisi tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tabanan, I Putu Santika mengatakan dengan adanya petunjuk teknis PPDB yang ada pihaknya sudah berusaha memetakan siswa agar distribusi siswa merata baik ke negeri maupun swasta. "Kalau memang itu masih krisis siswa ya apa boleh buat," ujarnya. 7 cr61
Komentar