Urip, Rai Wirajaya dan Demer Berpeluang
Duduki Jabatan AKD karena Incumbent di Komisinya
Meski pembagian alat kelengkapan dewan (AKD) DPR RI belum ditetapkan, namun wakil rakyat Bali dari Fraksi PDIP dan Golkar berpeluang menempati posisi pimpinan.
JAKARTA, NusaBali
Lantaran kedua parpol tersebut merupakan peraih kursi terbanyak pertama dan kedua di parlemen. Dari Fraksi PDIP berpeluang menempati jabatan di AKD adalah I Made Urip dan I Gusti Agung Rai Wirajaya. Sementara dari Fraksi Golkar ada Gde Sumarjaya Linggih alias Demer. Di masa bakti anggota DPR RI 2019-2024 ini merupakan ke empat kalinya Demer berada di Senayan. Tercatat Demer lebih banyak berada di Komisi VI DPR RI yang antara lain membidangi masalah industri, perdagangan, investasi, koperasi dan UKM.
Di periode kali ini, Demer juga kembali bakal berada di Komisi VI DPR RI. Sebagai incumbent, Demer berpeluang memegang pimpinan di Komisi tersebut. Apalagi Fraksi Golkar berkekuatan 85 kursi. Bila dibagi ke 11 Komisi, maka akan ada tujuh atau delapan orang di tiap Komisi.
Diprediksi Fraksi Golkar akan mendapat jatah 3 Ketua dan 9 Wakil Ketua Komisi. Dengan begitu, kans Demer menempati kursi pimpinan sebagai Ketua atau Wakil Ketua Komisi VI DPR RI semakin terbuka. Terlebih dalam menentukan posisi pimpinan berada di tangan Ketum Golkar Airlangga Hartarto.
Demer dan Airlangga sangat dekat mengingat mereka pernah berada di Komisi VI DPR RI. Plus Demer selaku Plt Ketua Golkar Bali juga sangat mendukung penuh Airlangga menjadi Ketum Golkar lagi. Ketika di konfirmasi mengenai kansnya menjadi pimpinan Komisi, Demer mengatakan, menyerahkan sepenuhnya kepada partai dan Ketum Golkar.
"Karena mengenai keputusan itu berada di ranah mereka. Saya sebagai kader partai, siap berada di manapun," ujar Demer saat NusaBali hubungi, Sabtu (5/10).
Demer yakin, Ketum Golkar akan menentukan kader-kader terbaiknya untuk menempati posisi penting di Alat Kelengkapan Dewan (AKD). Oleh karena itu, dia tidak terlalu melakukan upaya-upaya tertentu untuk menempati posisi tersebut.
Hal senada dikatakan Made Urip. Urip mengaku tidak melakukan upaya apapun agar memperoleh posisi pimpinan di Komisi IV DPR RI. Baginya sebagai, petugas partai harus siap ditugaskan di mana saja. "Saya menerima saja penugasan partai. Kalau pun, menjadi anggota biasa tidak mengapa. Saya serahkan semua ke partai," katanya.
Menurut Urip pernah menjadi Wakil Ketua Komisi III DPR RI masa bakti 1999-2004 silam. Kala itu, Komisi III DPR RI membidangi masalah pertanian, kehutanan, perikanan dan kelautan. "Saat ini menjadi Komisi IV DPR RI," terangnya.
Urip sendiri berpeluang menjadi pimpinan di Komisi IV, karena sudah empat periode di sana. Di periode kelimanya, dia juga akan berada di Komisi IV sehingga sangat mendalami permasalah di Komisi itu. Ditambah lagi, Urip merupakan peraih suara terbanyak ke tujuh secara nasional. Dengan prestasi seperti itu, kans Urip sangat terbuka menempati posisi pimpinan Komisi IV DPR RI.
Sementara I Gusti Agung Rai Wirajaya berpeluang sebagai pimpinan di Komisi XI DPR RI yang menangani masalah keuangan dan perbankan. Dia sudah tiga periode di Komisi tersebut.
Bahkan di periode 2014-2019 dipercaya menjadi Ketua Kelompok Fraksi PDIP di Komisi XI DPR RI. Kesempatan dia naik menjadi pimpinan di Komisi XI itu juga terbuka, karena dia akan berada di Komisi XI DPR RI pada masa jabatan 2019-2024 ini. Namun dia menyerahkan pula keputusan itu kepada partai.
"Saya menunggu keputusan partai saja, karena sebagai petugas partai harus siap dimana pun," ucap Rai Wirajaya usai pelantikan anggota DPR RI di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Selasa (1/10). *k22
Di periode kali ini, Demer juga kembali bakal berada di Komisi VI DPR RI. Sebagai incumbent, Demer berpeluang memegang pimpinan di Komisi tersebut. Apalagi Fraksi Golkar berkekuatan 85 kursi. Bila dibagi ke 11 Komisi, maka akan ada tujuh atau delapan orang di tiap Komisi.
Diprediksi Fraksi Golkar akan mendapat jatah 3 Ketua dan 9 Wakil Ketua Komisi. Dengan begitu, kans Demer menempati kursi pimpinan sebagai Ketua atau Wakil Ketua Komisi VI DPR RI semakin terbuka. Terlebih dalam menentukan posisi pimpinan berada di tangan Ketum Golkar Airlangga Hartarto.
Demer dan Airlangga sangat dekat mengingat mereka pernah berada di Komisi VI DPR RI. Plus Demer selaku Plt Ketua Golkar Bali juga sangat mendukung penuh Airlangga menjadi Ketum Golkar lagi. Ketika di konfirmasi mengenai kansnya menjadi pimpinan Komisi, Demer mengatakan, menyerahkan sepenuhnya kepada partai dan Ketum Golkar.
"Karena mengenai keputusan itu berada di ranah mereka. Saya sebagai kader partai, siap berada di manapun," ujar Demer saat NusaBali hubungi, Sabtu (5/10).
Demer yakin, Ketum Golkar akan menentukan kader-kader terbaiknya untuk menempati posisi penting di Alat Kelengkapan Dewan (AKD). Oleh karena itu, dia tidak terlalu melakukan upaya-upaya tertentu untuk menempati posisi tersebut.
Hal senada dikatakan Made Urip. Urip mengaku tidak melakukan upaya apapun agar memperoleh posisi pimpinan di Komisi IV DPR RI. Baginya sebagai, petugas partai harus siap ditugaskan di mana saja. "Saya menerima saja penugasan partai. Kalau pun, menjadi anggota biasa tidak mengapa. Saya serahkan semua ke partai," katanya.
Menurut Urip pernah menjadi Wakil Ketua Komisi III DPR RI masa bakti 1999-2004 silam. Kala itu, Komisi III DPR RI membidangi masalah pertanian, kehutanan, perikanan dan kelautan. "Saat ini menjadi Komisi IV DPR RI," terangnya.
Urip sendiri berpeluang menjadi pimpinan di Komisi IV, karena sudah empat periode di sana. Di periode kelimanya, dia juga akan berada di Komisi IV sehingga sangat mendalami permasalah di Komisi itu. Ditambah lagi, Urip merupakan peraih suara terbanyak ke tujuh secara nasional. Dengan prestasi seperti itu, kans Urip sangat terbuka menempati posisi pimpinan Komisi IV DPR RI.
Sementara I Gusti Agung Rai Wirajaya berpeluang sebagai pimpinan di Komisi XI DPR RI yang menangani masalah keuangan dan perbankan. Dia sudah tiga periode di Komisi tersebut.
Bahkan di periode 2014-2019 dipercaya menjadi Ketua Kelompok Fraksi PDIP di Komisi XI DPR RI. Kesempatan dia naik menjadi pimpinan di Komisi XI itu juga terbuka, karena dia akan berada di Komisi XI DPR RI pada masa jabatan 2019-2024 ini. Namun dia menyerahkan pula keputusan itu kepada partai.
"Saya menunggu keputusan partai saja, karena sebagai petugas partai harus siap dimana pun," ucap Rai Wirajaya usai pelantikan anggota DPR RI di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Selasa (1/10). *k22
Komentar