Gek Atu Menyanyi Dangdut Sejak Kecil
Pernah Dilarang Manggung Saat SMA
Dewa Ayu Putu Ika Anggarini mungkin adalah satu dari sedikit penyanyi berbahasa Bali yang bernuansa dangdut.
DENPASAR, NusaBali
Biduanita dengan nama panggung Gek Atu ini punya sejarah panjang mengapa dia nyaman menyanyi di jalur dangdut. Ternyata, sejak kecil dia sudah menyukai lagu yang musiknya ‘merakyat’ ini. Bahkan dia sudah ikut manggung bersama orkes keliling di usianya yang masih bocah.
Saat meramaikan acara tumpengan HUT ke-25 NusaBali, Kamis (3/10) lalu, Gek Atu menuturkan, dirinya sudah suka menyanyi dangdut sejak masih usia TK. Dia mengaku mendapat pengaruh dari lingkungan sekitarnya, karena di samping rumahnya kala itu ada orkes keliling. Ketertarikan yang sedemikian kuat itu yang akhirnya mendorong dirinya untuk ikut bergabung. Kala itu, dia adalah penyanyi termuda di orkes keliling tersebut.
“Waktu itu masih kecil, saya ingat sekali itu saat TK. Saya ikut orkes keliling, ikut nyanyi dangdut barang satu dua lagu. Saat nyanyi ditemani ayah dan ibu. Sejak TK sampai kira-kira SMP saya ikut gabung. Habis itu, orkes keliling sudah tidak ada lagi,” ceritanya.
Biduanita asal Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana ini melanjutkan, setelah hilangnya orkes keliling, dia mencoba menyanyi dari panggung ke panggung. Namun tak disangka, ujian datang saat dia mulai meniti karirnya. Tepatnya saat dia masih SMA, tersiar kabar bahwa dia tidak diperkenankan untuk menyanyi di daerah Negara selama setahun. Konon, goyangan Gek Atu yang dipermasalahkan saat itu. Padahal menurut Gek Atu sendiri, goyangannya standar-standar saja
“Nggak ada saya vulgar, goyangan sewajarnya saja. Sewaktu tidak dikasi nyanyi selama satu tahun itu, down sih nggak, cuman kesal saja. Tapi ya sudah, saya biarkan saja. Saya ngambil job di acara-acara rumahan biasa saja. Niat saya hanya menghibur,” katanya.
Beruntungnya, keluarga Gek Atu mendukung bakatnya. Meski begitu, penyanyi yang lahir pada 8 Oktober 1985 silam ini tidak menampik bahwa banyak suka duka menjadi penyanyi dangdut. Di satu sisi, Gek Atu bangga bisa membuat penonton bisa ikut menikmati lagunya. Baginya, kepuasan bernyanyi dangdut adalah bisa membuat orang ikut joget dan tertawa melepas stress. Namun di sisi lain, dia kerapkali mendapatkan penonton yang usil.
“Kalau pengalaman itu (penonton usil, red) sering dan pasti ada, apalagi di panggung. Kadang yang bikin kecewa, sudah dikasi warning sekali dua kali, tetap saja nggak ngerti. Sampai pernah saya pukul pakai mic di panggung. Makanya setiap nyanyi sambil jaga-jaga, kalau penontonnya mulai naik panggung,” tuturnya.
Untuk membuktikan dirinya eksis di blantika musik Bali, sejumlah karya pun telah dihasilkan oleh Gek Atu, baik dalam karya solo maupun duet. Pertama kali rekaman, Gek Atu ikut album kompilasi dengan Walaka Jembs tahun 2003. Tahun berikutnya (2004), dia juga diikutkan dalam album kompilasi dengan Adi Perdana Record. Barulah tahun 2007, Gek Atu memiliki album solo sendiri berjudul ‘Buduh Paling’. Gek Atu juga sempat kompilasi bersama ‘Dedari 1’ Harta Pro tahun 2015. Sedangkan dalam duet, Gek Atu pernah berkolaborasi dengan Kiki di lagu ‘Ngelubak Tunangan Cara Macan’ tahun 2015.
Sementara untuk single, Gek Atu telah mengeluarkan beberapa single solo, di antaranya ‘Kena Pelet’ tahun 2012 dan ‘Enggalin Beli Mulih’ tahun 2016. Kini, tahun 2019 Gek Atu kembali mengeluarkan single terbarunya berjudul ‘Salah Sasaran’ ciptaan Mantra Satya. Lagunya dikemas bernuansa dangdut koplo. Gek Atu punya harapan agar lagu ‘Salah Sasaran’ yang diproduksi di bawah bendera MS Production ini bisa diterima dengan baik oleh semua kalangan penikmat musik pop Bali. *ind
Saat meramaikan acara tumpengan HUT ke-25 NusaBali, Kamis (3/10) lalu, Gek Atu menuturkan, dirinya sudah suka menyanyi dangdut sejak masih usia TK. Dia mengaku mendapat pengaruh dari lingkungan sekitarnya, karena di samping rumahnya kala itu ada orkes keliling. Ketertarikan yang sedemikian kuat itu yang akhirnya mendorong dirinya untuk ikut bergabung. Kala itu, dia adalah penyanyi termuda di orkes keliling tersebut.
“Waktu itu masih kecil, saya ingat sekali itu saat TK. Saya ikut orkes keliling, ikut nyanyi dangdut barang satu dua lagu. Saat nyanyi ditemani ayah dan ibu. Sejak TK sampai kira-kira SMP saya ikut gabung. Habis itu, orkes keliling sudah tidak ada lagi,” ceritanya.
Biduanita asal Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana ini melanjutkan, setelah hilangnya orkes keliling, dia mencoba menyanyi dari panggung ke panggung. Namun tak disangka, ujian datang saat dia mulai meniti karirnya. Tepatnya saat dia masih SMA, tersiar kabar bahwa dia tidak diperkenankan untuk menyanyi di daerah Negara selama setahun. Konon, goyangan Gek Atu yang dipermasalahkan saat itu. Padahal menurut Gek Atu sendiri, goyangannya standar-standar saja
“Nggak ada saya vulgar, goyangan sewajarnya saja. Sewaktu tidak dikasi nyanyi selama satu tahun itu, down sih nggak, cuman kesal saja. Tapi ya sudah, saya biarkan saja. Saya ngambil job di acara-acara rumahan biasa saja. Niat saya hanya menghibur,” katanya.
Beruntungnya, keluarga Gek Atu mendukung bakatnya. Meski begitu, penyanyi yang lahir pada 8 Oktober 1985 silam ini tidak menampik bahwa banyak suka duka menjadi penyanyi dangdut. Di satu sisi, Gek Atu bangga bisa membuat penonton bisa ikut menikmati lagunya. Baginya, kepuasan bernyanyi dangdut adalah bisa membuat orang ikut joget dan tertawa melepas stress. Namun di sisi lain, dia kerapkali mendapatkan penonton yang usil.
“Kalau pengalaman itu (penonton usil, red) sering dan pasti ada, apalagi di panggung. Kadang yang bikin kecewa, sudah dikasi warning sekali dua kali, tetap saja nggak ngerti. Sampai pernah saya pukul pakai mic di panggung. Makanya setiap nyanyi sambil jaga-jaga, kalau penontonnya mulai naik panggung,” tuturnya.
Untuk membuktikan dirinya eksis di blantika musik Bali, sejumlah karya pun telah dihasilkan oleh Gek Atu, baik dalam karya solo maupun duet. Pertama kali rekaman, Gek Atu ikut album kompilasi dengan Walaka Jembs tahun 2003. Tahun berikutnya (2004), dia juga diikutkan dalam album kompilasi dengan Adi Perdana Record. Barulah tahun 2007, Gek Atu memiliki album solo sendiri berjudul ‘Buduh Paling’. Gek Atu juga sempat kompilasi bersama ‘Dedari 1’ Harta Pro tahun 2015. Sedangkan dalam duet, Gek Atu pernah berkolaborasi dengan Kiki di lagu ‘Ngelubak Tunangan Cara Macan’ tahun 2015.
Sementara untuk single, Gek Atu telah mengeluarkan beberapa single solo, di antaranya ‘Kena Pelet’ tahun 2012 dan ‘Enggalin Beli Mulih’ tahun 2016. Kini, tahun 2019 Gek Atu kembali mengeluarkan single terbarunya berjudul ‘Salah Sasaran’ ciptaan Mantra Satya. Lagunya dikemas bernuansa dangdut koplo. Gek Atu punya harapan agar lagu ‘Salah Sasaran’ yang diproduksi di bawah bendera MS Production ini bisa diterima dengan baik oleh semua kalangan penikmat musik pop Bali. *ind
Komentar