Bali 'Impor' 32 Truk Pisang per Hari
Sebanyak 32 truk pisang tersebut, di luar pisang jenis premium untuk hotel dan swalayan.
DENPASAR,NusaBali
Kualitas produk pertanian khususnya hortikultura Bali tidak kalah dengan produk sejenis dari impor. Pasar terutama pasar lokal juga terbuka lebar. Contohnya produk-produk buah-buahan salah satunya pisang. Untuk komoditas yang demikian lumrah tersebut Bali tidak mampu berswadaya. Mau tidak mau pisang ‘impor’ pun masuk ke Bali.
I Nengah Sumerta,seorang pebisnis hortikultura asal Buleleng menuturkan hal itu. “Tidak kurang 32 truk pisang masuk Bali setiap hari,”ungkap pemilik usaha Buleleng Agro. Hal tersebut disampaikan Sumerta di sela-sela pelaksanaan Festival Agribisnis 2019 di Lapangan Timur Monumen Bajra Sandhi Renon,Denpasar.
Karenanya Sumerta membenarkan bila dikatakan nilai bisnis pisang terbilang bisnis menjanjikan. Bayangkan dengan harga sekitar Rp 4.500 per kilo kali 32 truk, setiap truk tidak kurang dari 15 ton pisang malah bisa lebih. “Itulah nilai bisnisnya per hari,” ujarnya.
Sementara Festival Agribisnis 2019 berakhir Minggu (6/10/2019) sejak mulai Kamis (3/10/2019). Event ini juga mencatat transaksi Rp 686 juta.
“Yang lebih penting adalah kepastian pasar ke depan,”ujar Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (PTPHP) Bali I Wayan Sunarta. Petani juga harus semakin melek, karena pemasaran tak saja secara offline, tetapi secara online dengan sistem aplikasi semakin banyak,” ujar Sunarta. *k17
Kualitas produk pertanian khususnya hortikultura Bali tidak kalah dengan produk sejenis dari impor. Pasar terutama pasar lokal juga terbuka lebar. Contohnya produk-produk buah-buahan salah satunya pisang. Untuk komoditas yang demikian lumrah tersebut Bali tidak mampu berswadaya. Mau tidak mau pisang ‘impor’ pun masuk ke Bali.
I Nengah Sumerta,seorang pebisnis hortikultura asal Buleleng menuturkan hal itu. “Tidak kurang 32 truk pisang masuk Bali setiap hari,”ungkap pemilik usaha Buleleng Agro. Hal tersebut disampaikan Sumerta di sela-sela pelaksanaan Festival Agribisnis 2019 di Lapangan Timur Monumen Bajra Sandhi Renon,Denpasar.
Karenanya Sumerta membenarkan bila dikatakan nilai bisnis pisang terbilang bisnis menjanjikan. Bayangkan dengan harga sekitar Rp 4.500 per kilo kali 32 truk, setiap truk tidak kurang dari 15 ton pisang malah bisa lebih. “Itulah nilai bisnisnya per hari,” ujarnya.
Sementara Festival Agribisnis 2019 berakhir Minggu (6/10/2019) sejak mulai Kamis (3/10/2019). Event ini juga mencatat transaksi Rp 686 juta.
“Yang lebih penting adalah kepastian pasar ke depan,”ujar Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (PTPHP) Bali I Wayan Sunarta. Petani juga harus semakin melek, karena pemasaran tak saja secara offline, tetapi secara online dengan sistem aplikasi semakin banyak,” ujar Sunarta. *k17
1
Komentar