Mahasiswa Unila Tewas Saat Diksar
Seorang mahasiswa Universitas Lampung (Unila) bernama Aga Trias Tahta (19) tewas saat mengikuti pendidikan dasar (diksar) UKM mahasiswa pencinta alam Cakrawala Fisip Unila.
LAMPUNG, NusaBali
Polisi pun turun tangan menyelidiki kasus tersebut. "Benar telah meninggal mahasiswa Unila bernama Aga Trias Tahta, 19 tahun, mahasiswa FISIP Universitas Lampung (Unila). Polres Pesawaran menerima laporan dari kakak kandung korban bernama C Geni Dewantara, 27 tahun, swasta," kata Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad saat dihubungi, Minggu (6/10) seperti dilansir detik.
Pandra menjelaskan peristiwa itu terjadi pada 29 September 2019. UKM Cakrawala saat itu melakukan kegiatan dalam rangka peningkatan kemampuan fisik sejak 25 September 2019.
Pada pelatihan itu, diperoleh keterangan bahwa pada 26 September korban sempat terpeleset dan terjatuh ke jurang sedalam 15 meter. Namun korban tetap diminta mengikuti kegiatan diksar hingga mengeluh sakit pada 29 September.
"Saudara Aga Trias Tahta masih diminta mengikuti kegiatan diksar sampai dengan hari Minggu tanggal 29 September 2019 sekira jam 10.00 WIB, dan mengeluhkan sakit sehingga dibawa ke RS Bumi Waras, sebelum sampai di RS tersebut Saudara Aga Trias Tahta meninggal dunia," kata Pandra.
Pandra mengungkapkan keluarga korban sendiri baru mengetahui Aga meninggal setelah diberi tahu pihak rumah sakit. Keluarga korban kemudian menolak jenazah Aga diautopsi.
"Pihak keluarga korban sendiri baru mengetahui atau diberi tahu oleh pihak rumah sakit bahwa Saudara Aga Trias Tahta telah meninggal dunia, yaitu pada hari Minggu tanggal 29 September 2019 sekira jam 14.00 WIB setelah datang ke RS Bumi Waras," ujarnya.
Polisi hingga kini masih melakukan penyelidikan. Dari penyelidikan sementara, pada jenazah korban ditemukan lebam.
"Saat ini masih penyelidikan dan akan ditingkatkan menjadi penyidikan. Saya belum bisa mengatakan (ada kekerasan), karena kan penyelidikan tengah berjalan. Hanya terjadi livor mortis. Lebam mayat. Adanya lebam mayat," kata Pandra.
Tak hanya Aga, 3 mahasiswa lain juga menjadi korban diksar mapala tersebut. "Selain dari korban, ada 3 orang lain juga yang masih sakit dirawat di RS Bhayangkara. Ada 3 orang korban lain," kata Pandra.
Pandra mengungkapkan ketiga korban saat ini masih dirawat di RS Bhayangkara. Salah satunya bernama Aldi, yang diduga juga mengalami penganiayaan saat diksar mapala. "Saudara Aldi diduga mengalami penganiayaan dan sedang dirawat di RS Bhayangkara," katanya.
Polisi hingga kini telah memeriksa 10 saksi. "Jadi untuk sementara pemeriksaan sudah 10 orang saksi dari pihak keluarga dan peserta," kata Pandra . Sepuluh saksi itu, kata dia, terdiri dari peserta diksar dan pihak keluarga. Pandra mengatakan rencananya pihaknya akan segera meminta keterangan para panitia dari UKM Cakrawala.
"Rencana ke depannya dalam proses penyidikan akan memanggil pihak panitia penyelenggara UKM Cakrawala Fisip Unila," ujarnya. *
Pandra menjelaskan peristiwa itu terjadi pada 29 September 2019. UKM Cakrawala saat itu melakukan kegiatan dalam rangka peningkatan kemampuan fisik sejak 25 September 2019.
Pada pelatihan itu, diperoleh keterangan bahwa pada 26 September korban sempat terpeleset dan terjatuh ke jurang sedalam 15 meter. Namun korban tetap diminta mengikuti kegiatan diksar hingga mengeluh sakit pada 29 September.
"Saudara Aga Trias Tahta masih diminta mengikuti kegiatan diksar sampai dengan hari Minggu tanggal 29 September 2019 sekira jam 10.00 WIB, dan mengeluhkan sakit sehingga dibawa ke RS Bumi Waras, sebelum sampai di RS tersebut Saudara Aga Trias Tahta meninggal dunia," kata Pandra.
Pandra mengungkapkan keluarga korban sendiri baru mengetahui Aga meninggal setelah diberi tahu pihak rumah sakit. Keluarga korban kemudian menolak jenazah Aga diautopsi.
"Pihak keluarga korban sendiri baru mengetahui atau diberi tahu oleh pihak rumah sakit bahwa Saudara Aga Trias Tahta telah meninggal dunia, yaitu pada hari Minggu tanggal 29 September 2019 sekira jam 14.00 WIB setelah datang ke RS Bumi Waras," ujarnya.
Polisi hingga kini masih melakukan penyelidikan. Dari penyelidikan sementara, pada jenazah korban ditemukan lebam.
"Saat ini masih penyelidikan dan akan ditingkatkan menjadi penyidikan. Saya belum bisa mengatakan (ada kekerasan), karena kan penyelidikan tengah berjalan. Hanya terjadi livor mortis. Lebam mayat. Adanya lebam mayat," kata Pandra.
Tak hanya Aga, 3 mahasiswa lain juga menjadi korban diksar mapala tersebut. "Selain dari korban, ada 3 orang lain juga yang masih sakit dirawat di RS Bhayangkara. Ada 3 orang korban lain," kata Pandra.
Pandra mengungkapkan ketiga korban saat ini masih dirawat di RS Bhayangkara. Salah satunya bernama Aldi, yang diduga juga mengalami penganiayaan saat diksar mapala. "Saudara Aldi diduga mengalami penganiayaan dan sedang dirawat di RS Bhayangkara," katanya.
Polisi hingga kini telah memeriksa 10 saksi. "Jadi untuk sementara pemeriksaan sudah 10 orang saksi dari pihak keluarga dan peserta," kata Pandra . Sepuluh saksi itu, kata dia, terdiri dari peserta diksar dan pihak keluarga. Pandra mengatakan rencananya pihaknya akan segera meminta keterangan para panitia dari UKM Cakrawala.
"Rencana ke depannya dalam proses penyidikan akan memanggil pihak panitia penyelenggara UKM Cakrawala Fisip Unila," ujarnya. *
Komentar