Dewan Soroti Hibah KONI Denpasar
Anggaran Meningkat, Prestasi Stagnan
Anggaran untuk KONI Denpasar meningkat tajam dari Rp 25 miliar menjadi Rp 37,5 miliar.
DENPASAR, NusaBali
Rincian anggaran untuk Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Denpasar yang meningkat dari tahun sebelumnya dipertanyakan oleh Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kota Denpasar pada rapat bersama Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Denpasar, Senin (7/10). Wakil rakyat Kota Denpasar ini melihat tingginya hibah yang diberikan tidak sejalan dengan prestasi yang ditorehkan saat ini.
Saat rapat yang dipimpin Wakil Ketua DPRD Denpasar I Wayan Mariyana Wandhira bersama Asisten I Setda Kota Denpasar, I Made Toya, mengemuka soal pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2019 yang menonjol. Kendati sudah direvisi gubernur Bali, salah satu yang disoroti anggaran KONI Denpasar yang cukup tinggi namun tidak pernah muncul adanya rincian pelaporan.
Anggota Banggar dari Fraksi Demokrat, AA Susruta Ngurah Putra mengatakan, draft APBD Perubahan 2019 sebenarnya sudah rampung karena sudah direvisi gubernur Bali dan tidak ada yang perlu dibahas lagi. Namun, dalam tahapan ini pihaknya melihat ada anggaran hibah untuk KONI Denpasar cukup tinggi setiap tahunnya.
Tahun sebelumnya, kata Susruta, anggaran KONI sebanyak Rp 25 miliar, dan sekarang meningkat hingga Rp 37,5 miliar. Susruta mengaku belum mengetahui apa rancangan program yang dimiliki oleh KONI Denpasar dengan anggaran sebesar itu. Karena selama ini kata dia, belum ada pihak pengurus KONI Denpasar memberikan rincian detail penggunaan anggaran tersebut.
Padahal, setiap tahun pihaknya meminta harus ada rincian cabang olahraga yang menerima anggaran tersebut. "Sebenarnya rancangan programnya yang mana? Itu belum kita dapatkan sampai sekarang. Karena anggarannya besar sekali, setiap tahun anggarannya puluhan miliar, dan harusnya ada realisasi terinci, anggarannya untuk cabang olahraga apa, berapa yang mereka terima, harus jelas," ungkapnya.
Kata Susruta, dari tahun ke tahun, KONI digelontor puluhan miliar tanpa ada rincian program. Rincian program tersebut merupakan acuan dari pertanggungjawaban KONI Denpasar dengan masyarakat dan sebagai bentuk transparansi dari KONI Denpasar dalam pemakaian dana puluhan miliar tersebut.
"Maksud saya begini, karena dari tahun ke tahun yang puluhan miliar menggunakan anggaran rinciannya gak tahu kemana. Sampai sekarang gak ada kami terima rincian laporan programnya. Karena ini juga harus dipertanggungjawabkan dengan masyarakat. Untuk hibah kejelasannya mereka yang cabang sepak bola berapa, voly berapa, dan itu jelas akan terinci, masing-masing cabang juga jelas mengetahui anggaran mereka," ujarnya.
Wakil Ketua DPRD Denpasar, I Wayan Mariyana Wandhira menambahkan, pihaknya membenarkan peningkatan hibah KONI sangat luar biasa. Sebelumnya dalam Porprov, pihaknya tidak bisa berbuat banyak. Namun, saat ini kata dia, rincian itu harus jelas ada. Dari tahun ke tahun rincian yang diminta dewan sama sekali belum ada yang masuk.
Hal itu membuat kecurigaan pihaknya terhadap pengurus KONI Denpasar. Sebab, selama ini prestasi yang ditorehkan tidak ada peningkatan. Wandhira juga menyebutkan, di dalam kepengurusan KONI Denpasar harusnya tidak ada orang-orang yang tidak mengerti olahraga. Bahkan tidak ada laporan dan strategi yang akan mereka lakukan untuk meningkatkan prestasi dalam berbagai cabang olahraga Denpasar.
"Kami ingin di KONI dikelola oleh orang-orang yang benar-benar paham tentang itu (olahraga, red). Sampai saat ini kami belum menerima laporan dan strategi untuk meningkatkan prestasi di Kota Denpasar bahkan belum memiliki rincian yang pasti. Apalagi anggaran yang digelontor selalu meningkat miliaran, " kata Wandhira
Dia pun berharap bisa bertemu dengan pengurus KONI untuk mempertanggung jawabkan apa yang mereka lakukan selama ini sehingga prestasi dari atlet Denpasar bisa meningkat. "Kami harap pengurus KONI Denpasar harus segera bertemu dengan kami untuk membahas pertanggungjawaban mereka selama ini. Sebab, dari zamannya Nyoman Putrawan (Ketua KONI sebelumnya, red) sampai sekarang (IB Toni Astawa, red) belum ada peningkatan," imbuhnya. Untuk diketahui, dalam Porprov Bali XIII/2017 di Gianyar dan Porprov Bali XIV/2019 di Tabanan, Kota Denpasar masih tetap bercokol di posisi runner up di bawah Kabupaten Badung.
Sementara itu, Asisten I Setda Kota Denpasar, I Made Toya, mengaku sepakat dengan DPRD Kota Denpasar. Sebab, selama ini memang KONI Denpasar belum ada yang memberikan pelaporan terinci. Maka dari itu, pihaknya dengan OPD yang membidangi akan mengevaluasi kembali KONI Denpasar. "Kami setuju dengan itu (laporan terinci KONI Denpasar,red) karena rincian program itu akan membawa kita ke arah transparansi," jelasnya.
Sehingga dengan transparansi yang dilakukan saat ini akan menghindari kesalahan kedepannya. "Kami sepakat, dan akan dilakukan evaluasi. Karena jika ada permasalahan kedepannya kita juga yang kena. Sehingga transparansi itu perlu dilakukan dan akan segera melakukan evaluasi ke pihak terkait," ungkapnya. *mis
Saat rapat yang dipimpin Wakil Ketua DPRD Denpasar I Wayan Mariyana Wandhira bersama Asisten I Setda Kota Denpasar, I Made Toya, mengemuka soal pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2019 yang menonjol. Kendati sudah direvisi gubernur Bali, salah satu yang disoroti anggaran KONI Denpasar yang cukup tinggi namun tidak pernah muncul adanya rincian pelaporan.
Anggota Banggar dari Fraksi Demokrat, AA Susruta Ngurah Putra mengatakan, draft APBD Perubahan 2019 sebenarnya sudah rampung karena sudah direvisi gubernur Bali dan tidak ada yang perlu dibahas lagi. Namun, dalam tahapan ini pihaknya melihat ada anggaran hibah untuk KONI Denpasar cukup tinggi setiap tahunnya.
Tahun sebelumnya, kata Susruta, anggaran KONI sebanyak Rp 25 miliar, dan sekarang meningkat hingga Rp 37,5 miliar. Susruta mengaku belum mengetahui apa rancangan program yang dimiliki oleh KONI Denpasar dengan anggaran sebesar itu. Karena selama ini kata dia, belum ada pihak pengurus KONI Denpasar memberikan rincian detail penggunaan anggaran tersebut.
Padahal, setiap tahun pihaknya meminta harus ada rincian cabang olahraga yang menerima anggaran tersebut. "Sebenarnya rancangan programnya yang mana? Itu belum kita dapatkan sampai sekarang. Karena anggarannya besar sekali, setiap tahun anggarannya puluhan miliar, dan harusnya ada realisasi terinci, anggarannya untuk cabang olahraga apa, berapa yang mereka terima, harus jelas," ungkapnya.
Kata Susruta, dari tahun ke tahun, KONI digelontor puluhan miliar tanpa ada rincian program. Rincian program tersebut merupakan acuan dari pertanggungjawaban KONI Denpasar dengan masyarakat dan sebagai bentuk transparansi dari KONI Denpasar dalam pemakaian dana puluhan miliar tersebut.
"Maksud saya begini, karena dari tahun ke tahun yang puluhan miliar menggunakan anggaran rinciannya gak tahu kemana. Sampai sekarang gak ada kami terima rincian laporan programnya. Karena ini juga harus dipertanggungjawabkan dengan masyarakat. Untuk hibah kejelasannya mereka yang cabang sepak bola berapa, voly berapa, dan itu jelas akan terinci, masing-masing cabang juga jelas mengetahui anggaran mereka," ujarnya.
Wakil Ketua DPRD Denpasar, I Wayan Mariyana Wandhira menambahkan, pihaknya membenarkan peningkatan hibah KONI sangat luar biasa. Sebelumnya dalam Porprov, pihaknya tidak bisa berbuat banyak. Namun, saat ini kata dia, rincian itu harus jelas ada. Dari tahun ke tahun rincian yang diminta dewan sama sekali belum ada yang masuk.
Hal itu membuat kecurigaan pihaknya terhadap pengurus KONI Denpasar. Sebab, selama ini prestasi yang ditorehkan tidak ada peningkatan. Wandhira juga menyebutkan, di dalam kepengurusan KONI Denpasar harusnya tidak ada orang-orang yang tidak mengerti olahraga. Bahkan tidak ada laporan dan strategi yang akan mereka lakukan untuk meningkatkan prestasi dalam berbagai cabang olahraga Denpasar.
"Kami ingin di KONI dikelola oleh orang-orang yang benar-benar paham tentang itu (olahraga, red). Sampai saat ini kami belum menerima laporan dan strategi untuk meningkatkan prestasi di Kota Denpasar bahkan belum memiliki rincian yang pasti. Apalagi anggaran yang digelontor selalu meningkat miliaran, " kata Wandhira
Dia pun berharap bisa bertemu dengan pengurus KONI untuk mempertanggung jawabkan apa yang mereka lakukan selama ini sehingga prestasi dari atlet Denpasar bisa meningkat. "Kami harap pengurus KONI Denpasar harus segera bertemu dengan kami untuk membahas pertanggungjawaban mereka selama ini. Sebab, dari zamannya Nyoman Putrawan (Ketua KONI sebelumnya, red) sampai sekarang (IB Toni Astawa, red) belum ada peningkatan," imbuhnya. Untuk diketahui, dalam Porprov Bali XIII/2017 di Gianyar dan Porprov Bali XIV/2019 di Tabanan, Kota Denpasar masih tetap bercokol di posisi runner up di bawah Kabupaten Badung.
Sementara itu, Asisten I Setda Kota Denpasar, I Made Toya, mengaku sepakat dengan DPRD Kota Denpasar. Sebab, selama ini memang KONI Denpasar belum ada yang memberikan pelaporan terinci. Maka dari itu, pihaknya dengan OPD yang membidangi akan mengevaluasi kembali KONI Denpasar. "Kami setuju dengan itu (laporan terinci KONI Denpasar,red) karena rincian program itu akan membawa kita ke arah transparansi," jelasnya.
Sehingga dengan transparansi yang dilakukan saat ini akan menghindari kesalahan kedepannya. "Kami sepakat, dan akan dilakukan evaluasi. Karena jika ada permasalahan kedepannya kita juga yang kena. Sehingga transparansi itu perlu dilakukan dan akan segera melakukan evaluasi ke pihak terkait," ungkapnya. *mis
1
Komentar