Dari Wedding Singer ke The Voice Indonesia
Mengawali dari kafe ke kafe, kini tembus 16 besar
SINGARAJA, NusaBali
Nama Ni Luh Suci Yantini, 27, warga asal Banjar Dinas Galiran, Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng mendadak melejit. Wanita single dengan kulit eksotis itu membangkitkan fanatisme kedaerahan Buleleng, dengan prestasinya lolos sebagai finalis The Voice Indonesia.
Suci begitu dia biasa dipanggil memulai karirnya di dunia tarik suara dari wedding singer freelance hingga bekerja sebagai resident singer di Finns Beach Club Bali.
Anak pertama dari empat bersaudara pasangan I Gede Riasa dengan Ni Made Mayuni, mengawali karirnya di bidang tarik suara saat lulus di bangku SMK. Alumni SMKN 2 Singaraja itu memutuskan untuk merantau ke Denpasar mencari pekerjaan yang dapat menghidupinya.
Berbekal semangat berjuang, Suci anak perantauan yang tak tahu link hiburan tarik suara dan teman musisi nekat menjajakan suara merdunya dari kafe ke kafe.
“Awal ke Denpasar itu tidak tahu siapa-siapa, nyanyi ya dari kafe ke kafe, akhirnya ada yang suka dan promosikan ke EO yang kelola wedding sampai hotel-hotel,” ungkapnya saat ditemui di rumah jabatan Bupati Buleleng, Senin (7/10) sore kemarin.
Tanpa les vocal dan coach vocal, perempuan kelahiran 12 Juni 1992 ini berjuang hanya berdasarkan pengalaman dan jam terbang menyanyi. Hingga setahun yang lalu Suci dipinang oleh FFinns Beach Club untuk bernyanyi setiap hari menghibur wisatawan yang sedang berlibur disana.
Keputusannya ikut serta dalam The Voice Indonesia diakuinya merupakan kali pertama mengikuti audisi atau lomba. Suci yang dari kecil suka menyanyi mengaku tak memiliki nyali untuk ikut lomba atau audisi menyanyi. Dia mengaku mendapat motivasi dari rekannya yang juga penyanyi yang lolos The Vioce Indonesia di Tahun 2018.
“Dia motivasi aku, sebelumnya memang tidak pernah ikut lomba atau audisi karena memang tidak punya rasa percaya diri yang cukup,” jelasnya.
Saat ini Suci yang kental dengan karakter suara aliran blus itu sudah lolos dalam babak knock out yang menyisakan 16 besar peserta dari seluruh Indonesia. Suci salah satu peserta dari dua orang penyanyi dari Bali.
Meski demikian talent yang memilih Arman Maulana sebagai coach itu tak berpuas diri. Suci terus mematri semangat berlatih untuk menjadi yang terbaik di kancah nasional ini. Terlebih pengetahuannya soal teknik menyanyi yang benar masih sangat minim dan lawan yang dihadapinya adalah bintang-bintang dari kota besar di Indonesia.
Setengah langkah yang dilaluinya pun mengharapkan dukungan seluruh warga Indonesia Bali dan Buleleng khususnya untuk terus memberikan dukungan melalui vote suara yang dibuka tim penyelenggara. Hingga harapan alumni SMPN 2 Singaraja ini untuk melenggang ke babak grand final dapat teramini.
Ayah Suci, I Gede Riasa yang juga Kelian Banjar Dinas Galiran, Desa Baktiseraga, mengungkapkan anak sulungnya memang dari awal sangat mandiri. Hingga melangkah ke kancah nasional Suci berjuang sendiri secara material dan mental. Keluarganya pun memberikan restu seratus persen.
“Dari awal merantau hingga saat ini semuanya apa-apa sendiri. Bahkan sekarang ikut membiayai adik-adiknya sekolah. Memang suka nyanyi dari kecil,” kata ayahnya bangga.
Sementara itu Suci dan keluarganya pun meminta dukungan Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana. Suci dan keluarganya diterima Bupati PAS di rumah jabatan sore kemarin. Kemampuan Suci menyanyi pun sempat ditest Bupati Agus dengan menyanyikan dua lagu di hadapan perbekel se Kecamatan Banjar yang sebelumnya berdiskusi soal masalah air bersih.
Penampilan Suci dengan suara khasnya mendapat tepuk tangan yang meriah dari semua yang menyaksikan penampilannya. Bupati Putu Agus Suradnyana mengaku Bangga dengan talenta anak muda Buleleng yang mampu menunjukkan diri di tingkat nasional. “Saya harap Suci terus mengasah diri sehingga bisa lolos ke babak final hingga mudah-mudahan bisa menjadi pemenang,” ujarnya.
Mantan anggota DPRD Provinsi Bali ini pun mengajak seluruh masyarakat Buleleng untuk mendukung penuh usaha Suci di ajang The Voice Indonesia ini. Dukungan ini diperlukan agar Suci terus bisa berprestasi di ajang tersebut.*k23
Suci begitu dia biasa dipanggil memulai karirnya di dunia tarik suara dari wedding singer freelance hingga bekerja sebagai resident singer di Finns Beach Club Bali.
Anak pertama dari empat bersaudara pasangan I Gede Riasa dengan Ni Made Mayuni, mengawali karirnya di bidang tarik suara saat lulus di bangku SMK. Alumni SMKN 2 Singaraja itu memutuskan untuk merantau ke Denpasar mencari pekerjaan yang dapat menghidupinya.
Berbekal semangat berjuang, Suci anak perantauan yang tak tahu link hiburan tarik suara dan teman musisi nekat menjajakan suara merdunya dari kafe ke kafe.
“Awal ke Denpasar itu tidak tahu siapa-siapa, nyanyi ya dari kafe ke kafe, akhirnya ada yang suka dan promosikan ke EO yang kelola wedding sampai hotel-hotel,” ungkapnya saat ditemui di rumah jabatan Bupati Buleleng, Senin (7/10) sore kemarin.
Tanpa les vocal dan coach vocal, perempuan kelahiran 12 Juni 1992 ini berjuang hanya berdasarkan pengalaman dan jam terbang menyanyi. Hingga setahun yang lalu Suci dipinang oleh FFinns Beach Club untuk bernyanyi setiap hari menghibur wisatawan yang sedang berlibur disana.
Keputusannya ikut serta dalam The Voice Indonesia diakuinya merupakan kali pertama mengikuti audisi atau lomba. Suci yang dari kecil suka menyanyi mengaku tak memiliki nyali untuk ikut lomba atau audisi menyanyi. Dia mengaku mendapat motivasi dari rekannya yang juga penyanyi yang lolos The Vioce Indonesia di Tahun 2018.
“Dia motivasi aku, sebelumnya memang tidak pernah ikut lomba atau audisi karena memang tidak punya rasa percaya diri yang cukup,” jelasnya.
Saat ini Suci yang kental dengan karakter suara aliran blus itu sudah lolos dalam babak knock out yang menyisakan 16 besar peserta dari seluruh Indonesia. Suci salah satu peserta dari dua orang penyanyi dari Bali.
Meski demikian talent yang memilih Arman Maulana sebagai coach itu tak berpuas diri. Suci terus mematri semangat berlatih untuk menjadi yang terbaik di kancah nasional ini. Terlebih pengetahuannya soal teknik menyanyi yang benar masih sangat minim dan lawan yang dihadapinya adalah bintang-bintang dari kota besar di Indonesia.
Setengah langkah yang dilaluinya pun mengharapkan dukungan seluruh warga Indonesia Bali dan Buleleng khususnya untuk terus memberikan dukungan melalui vote suara yang dibuka tim penyelenggara. Hingga harapan alumni SMPN 2 Singaraja ini untuk melenggang ke babak grand final dapat teramini.
Ayah Suci, I Gede Riasa yang juga Kelian Banjar Dinas Galiran, Desa Baktiseraga, mengungkapkan anak sulungnya memang dari awal sangat mandiri. Hingga melangkah ke kancah nasional Suci berjuang sendiri secara material dan mental. Keluarganya pun memberikan restu seratus persen.
“Dari awal merantau hingga saat ini semuanya apa-apa sendiri. Bahkan sekarang ikut membiayai adik-adiknya sekolah. Memang suka nyanyi dari kecil,” kata ayahnya bangga.
Sementara itu Suci dan keluarganya pun meminta dukungan Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana. Suci dan keluarganya diterima Bupati PAS di rumah jabatan sore kemarin. Kemampuan Suci menyanyi pun sempat ditest Bupati Agus dengan menyanyikan dua lagu di hadapan perbekel se Kecamatan Banjar yang sebelumnya berdiskusi soal masalah air bersih.
Penampilan Suci dengan suara khasnya mendapat tepuk tangan yang meriah dari semua yang menyaksikan penampilannya. Bupati Putu Agus Suradnyana mengaku Bangga dengan talenta anak muda Buleleng yang mampu menunjukkan diri di tingkat nasional. “Saya harap Suci terus mengasah diri sehingga bisa lolos ke babak final hingga mudah-mudahan bisa menjadi pemenang,” ujarnya.
Mantan anggota DPRD Provinsi Bali ini pun mengajak seluruh masyarakat Buleleng untuk mendukung penuh usaha Suci di ajang The Voice Indonesia ini. Dukungan ini diperlukan agar Suci terus bisa berprestasi di ajang tersebut.*k23
1
Komentar