Guru Relawan Ajarkan Siswa Majejahitan
Hanya ada satu guru PNS di SMP Satu Atap Baturinggit, Banjar Bantas, Desa Baturinggit, Kecamatan Kubu, Karangasem.
AMLAPURA, NusaBali
Guru PNS itu sekaligus kepala sekolah, Ni Luh Putu Srie Eka Melani. Proses belajar mengajar dibantu 4 guru abdi dan guru relawan, serta 3 guru honorer. Juga dibantu dua guru kontrak dan 3 guru PNS dari SDN 2 Baturinggit. Selain guru kontrak dan PNS tidak dibayar. Para guru relawan inilah yang melatih 84 siswa mahir majejahitan buat tamas, ceper, dan menganyam klatkat.
Seluruh siswa antusias mengikuti pembelajaran dan seluruh guru relawan semangat mengabdikan ilmunya, salah satunya mata pelajaran seni budaya dan ekstrakurikuler majejahitan. “Meski dengan segala keterbatasan, kami tetap memiliki kebanggaan. Seluruh siswa rajin ke sekolah dan seluruh guru rajin mengajar,” jelas Kasek SMP Satap Baturinggit. Ni Luh Putu Srie Eka Melani.
Dikatakan, mata pelajaran muatan lokal sangat dibutuhkan di masyarakat. Tujuan lainnya melestarikan kebudayaan Bali. Di sela-sela memberikan pelajaran juga menyelipkan pendidikan karakter, manfaat dari cemper, tamas, dan klatkat yang dibuat. “Guru-guru di sini benar-benar mengabdi untuk mencerdaskan anak bangsa. Saya terharu atas semangat guru-guru relawan,” tambahnya. Bahkan guru relawan banyak yang rangkap memberikan mata pelajaran di kelas, misalnya guru Matematika juga mengajar IPA.
SMP Satap Baturinggit terbagi empat rombongan belajar, kelas VII sebanyak 44 siswa terbagi dua rombel, kelas VIII 15 siswa, dan kelas IX sebanyak 25 siswa. Salah seorang siswa, Ni Putu Eniyasih dari Banjar Bantas, Desa Baturinggit mengaku telah mahir membuat tamas, dan ceper. “Berkat di sekolah dapat ketrampilan membuat tamas dan ceper sehingga terbiasa membuatnya di rumah jelang hari raya,” jelas Ni Putu Eniyasih. *k16
Seluruh siswa antusias mengikuti pembelajaran dan seluruh guru relawan semangat mengabdikan ilmunya, salah satunya mata pelajaran seni budaya dan ekstrakurikuler majejahitan. “Meski dengan segala keterbatasan, kami tetap memiliki kebanggaan. Seluruh siswa rajin ke sekolah dan seluruh guru rajin mengajar,” jelas Kasek SMP Satap Baturinggit. Ni Luh Putu Srie Eka Melani.
Dikatakan, mata pelajaran muatan lokal sangat dibutuhkan di masyarakat. Tujuan lainnya melestarikan kebudayaan Bali. Di sela-sela memberikan pelajaran juga menyelipkan pendidikan karakter, manfaat dari cemper, tamas, dan klatkat yang dibuat. “Guru-guru di sini benar-benar mengabdi untuk mencerdaskan anak bangsa. Saya terharu atas semangat guru-guru relawan,” tambahnya. Bahkan guru relawan banyak yang rangkap memberikan mata pelajaran di kelas, misalnya guru Matematika juga mengajar IPA.
SMP Satap Baturinggit terbagi empat rombongan belajar, kelas VII sebanyak 44 siswa terbagi dua rombel, kelas VIII 15 siswa, dan kelas IX sebanyak 25 siswa. Salah seorang siswa, Ni Putu Eniyasih dari Banjar Bantas, Desa Baturinggit mengaku telah mahir membuat tamas, dan ceper. “Berkat di sekolah dapat ketrampilan membuat tamas dan ceper sehingga terbiasa membuatnya di rumah jelang hari raya,” jelas Ni Putu Eniyasih. *k16
1
Komentar