Petani Milenial Bali Terapkan Aplikasi
Pemasaran produk pertanian secara online dengan aplikasi mendapat dorongan dari kalangan petani, khususnya komunitas petani muda.
DENPASAR,NusaBali
Komunitas yang tergabung dalam Forum Petani Muda Keren, membuat aplikasi Bali Organik Subak. Tujaunnya adalah memperpendek rantai distribusi produk pertanian kepada konsumen. Diharapkan dengan memperpendek rantai distribusi khususnya di ritel, kesejahteraan petani bisa terangkat. “Customer dapat produk yang berkualitas, petani dapat harga yang baik,” ucap Ketua Forum Petani Muda Keren, Anak Agung Gede Agung Wedhatama, Senin (7/10/2019).
Dengan aplikasi tersebut, customer dapat membeli produk pertanian tanpa harus lagi melalui rantai disribusi lainnya. Cukup dengan mengakses aplikasi pada ponsel saja."Ini merupakan inovasi bagaimana petani menjadi profesi yang membanggakan," ujar petani muda asal Singaraja ini.
Menurut Agung Wedha, sekitar 300 orang petani muda yang tergabung dalam komunitas Forum Petani Muda Keren. Selain ritel, pasar ekspor tentu disasar kalangan petani-petani. China, Rusia dan negara-negara lainnya adalah negara tujuan yang telah dijajal untuk ekspor produk pertanian seperti mangga, manggis, salak. “Rencananya nanti juga buah naga,” jelasnya.
Namun demikian, tak melulu pasar ekspor. Kalau harga domestik bagus, tegas Agung Wedha, tak mesti gagahan ekspor. “Yang penting kan petani sejahtera,” ujarnya. *k17
Dengan aplikasi tersebut, customer dapat membeli produk pertanian tanpa harus lagi melalui rantai disribusi lainnya. Cukup dengan mengakses aplikasi pada ponsel saja."Ini merupakan inovasi bagaimana petani menjadi profesi yang membanggakan," ujar petani muda asal Singaraja ini.
Menurut Agung Wedha, sekitar 300 orang petani muda yang tergabung dalam komunitas Forum Petani Muda Keren. Selain ritel, pasar ekspor tentu disasar kalangan petani-petani. China, Rusia dan negara-negara lainnya adalah negara tujuan yang telah dijajal untuk ekspor produk pertanian seperti mangga, manggis, salak. “Rencananya nanti juga buah naga,” jelasnya.
Namun demikian, tak melulu pasar ekspor. Kalau harga domestik bagus, tegas Agung Wedha, tak mesti gagahan ekspor. “Yang penting kan petani sejahtera,” ujarnya. *k17
Komentar