Dua Lumba-lumba Hotel Melka Dievakuasi
Diperlukan waktu tiga jam untuk proses evakuasi mamalia yang sempat menjalani perawatan intensif selama dua bulan itu.
SINGARAJA, NusaBali
Dua mamalia laut jenis Lumba-lumba yang masih tersisa di Hotel Melka Lovina, Desa Kalibukbuk, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, akhirnya dievakuasi, Selasa (8/10/2019) pagi. Kedua Lumba-lumba itu sempat mengalami penundaaan pada evakuasi tahap pertama pada Agustus 2019, karena dinyatakan kurang sehat.
Mamalia laut itu untuk sementara dievakuasi dan direhabilitasi di laut Banyuwedang, Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, pasca putusan pengadilan sengketa kepemilikan Hotel Melka.
Proses evakuasi dipimpin Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSD) Bali, melibatkan aktivis satwa dan dokter hewan. Sebelum dievakuasi, tim menyiapkan sebuah truk yang sudah disertai bak besar tempat lumba-lumba. Evakuasi dari kolam hotel menuju truk pengangkut pun dilakukan dengan sangat hati-hati. Mamalia laut itu baru diberangkatkan setelah tim melakukan evakuasi selama tiga jam.
Penyidik BKSDA Bali Sumarsono, ditemui di lokasi evakuasi kemarin pagi, mengatakan evakuasi terhadap dua Lumba-lumba itu merupakan evakuasi lanjutan dari tahap pertama yang dilakukan dua bulan lalu. Pihaknya baru dapat mengevakuasi dua mamalia ini setelah kondisinya sudah stabil dan membaik. “Makanya berani angkut karena sudah sehat, tetapi tetap hati-hati karena tidak sesehat dua yang sudah dievakuasi terlebih dahulu,” jelas dia.
Dua lumba-lumba yang baru dievakuasi setelah diobservasi memang mengalami gangguan kesehatan. Salah satu di antaranya mengalami kebutaan satu mata, sehingga BKSDA menunggu waktu yang pasti untuk evakuasi. “Perlu digarisbawahi kami melakukan evakuasi karena putusan pengadilan bukan karena kondisi Melka yang tidak layak atau bagaimana. Ini nanti akan kami rehab dulu setelah sehat dan fasilitas Melka siap lagi akan dikembalikan,” imbuh Sumarsono.
Dua ekor Lumba-lumba hidung botol itu sementara akan direhabilitasi di kolam laut Banyuwedang, Desa Pemuteran wilayah Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Fasilitas tersebut dikatakan Sumarsono sudah disiapkan pemerintah dan juga mitra-mitra yang ada di sekitarnya. Sementara itu Lumba-lumba yang berusia di atas 20 tahun akan dikembalikan kepada pihak Melka setelah ada arahan dari Dirjen dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, yang didukung dengan kondisi kesehatan lumba-lumba.
Sebelumnya diberitakan, awal Agustus lalu, puluhan satwa yang dikonservasi management Hotel Melka dievakuasi oleh BKSDA Bali dan lembaga aktivis satwa. Evakuasi berbagai jenis satwa itu merupakan buntut dari sengketa kepemilikan Hotel Melka yang berujung putusan pengadilan. Evakuasi oleh negera pun diputuskan dalam sidang perkara untuk melindungi satwa-satwa tersebut. Namun dari proses evakuasi tahap pertama menyisakan dua Lumba-lumba yang masih harus diobservasi karena kesehatannya tidak prima. Sedangkan dua lainnya langsung dievakuasi dan dititip di wilayah Pantai Merta Sari. Sedangkan puluhan satwa dan reptil lainnya didistribusikan ke sejumlah kebun binatang yang ada di Bali. *k23
Mamalia laut itu untuk sementara dievakuasi dan direhabilitasi di laut Banyuwedang, Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, pasca putusan pengadilan sengketa kepemilikan Hotel Melka.
Proses evakuasi dipimpin Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSD) Bali, melibatkan aktivis satwa dan dokter hewan. Sebelum dievakuasi, tim menyiapkan sebuah truk yang sudah disertai bak besar tempat lumba-lumba. Evakuasi dari kolam hotel menuju truk pengangkut pun dilakukan dengan sangat hati-hati. Mamalia laut itu baru diberangkatkan setelah tim melakukan evakuasi selama tiga jam.
Penyidik BKSDA Bali Sumarsono, ditemui di lokasi evakuasi kemarin pagi, mengatakan evakuasi terhadap dua Lumba-lumba itu merupakan evakuasi lanjutan dari tahap pertama yang dilakukan dua bulan lalu. Pihaknya baru dapat mengevakuasi dua mamalia ini setelah kondisinya sudah stabil dan membaik. “Makanya berani angkut karena sudah sehat, tetapi tetap hati-hati karena tidak sesehat dua yang sudah dievakuasi terlebih dahulu,” jelas dia.
Dua lumba-lumba yang baru dievakuasi setelah diobservasi memang mengalami gangguan kesehatan. Salah satu di antaranya mengalami kebutaan satu mata, sehingga BKSDA menunggu waktu yang pasti untuk evakuasi. “Perlu digarisbawahi kami melakukan evakuasi karena putusan pengadilan bukan karena kondisi Melka yang tidak layak atau bagaimana. Ini nanti akan kami rehab dulu setelah sehat dan fasilitas Melka siap lagi akan dikembalikan,” imbuh Sumarsono.
Dua ekor Lumba-lumba hidung botol itu sementara akan direhabilitasi di kolam laut Banyuwedang, Desa Pemuteran wilayah Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Fasilitas tersebut dikatakan Sumarsono sudah disiapkan pemerintah dan juga mitra-mitra yang ada di sekitarnya. Sementara itu Lumba-lumba yang berusia di atas 20 tahun akan dikembalikan kepada pihak Melka setelah ada arahan dari Dirjen dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, yang didukung dengan kondisi kesehatan lumba-lumba.
Sebelumnya diberitakan, awal Agustus lalu, puluhan satwa yang dikonservasi management Hotel Melka dievakuasi oleh BKSDA Bali dan lembaga aktivis satwa. Evakuasi berbagai jenis satwa itu merupakan buntut dari sengketa kepemilikan Hotel Melka yang berujung putusan pengadilan. Evakuasi oleh negera pun diputuskan dalam sidang perkara untuk melindungi satwa-satwa tersebut. Namun dari proses evakuasi tahap pertama menyisakan dua Lumba-lumba yang masih harus diobservasi karena kesehatannya tidak prima. Sedangkan dua lainnya langsung dievakuasi dan dititip di wilayah Pantai Merta Sari. Sedangkan puluhan satwa dan reptil lainnya didistribusikan ke sejumlah kebun binatang yang ada di Bali. *k23
Komentar