Ditinggal Pacar, Gangguan Jiwa
Anggota Satpol PP Karangasem mengamankan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) I Nengah Simpen, 29, di Banjar Geria, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem, Selasa (8/10).
AMLAPURA, NusaBali
Sebelum diamankan, pelaku mengamuk dan memecahkan kaca jendela dan mengangkat seorang balita. Simpen mengalami gangguan kejiwaan sejak ditinggal pacar saat kelas VII SMP Luar Biasa Negeri Karangasem. Selain suka mengamuk saat kambuh, dia juga sering menghadang remaja putri di jalan untuk diajak berkenalan.
Menurut penuturan kedua orangtuanya, I Wayan Samuh dan Ni Nyoman Sari, sejak lahir I Nengah Simpen tuli bisu. Setelah umur 7 tahun sempat sekolah di SDLB Negeri Karangasem dan SMP Luar Biasa Negeri Karangasem. Semasih duduk di kelas VII SMPLB Negeri Karangasem, Nengah Simpen memiliki pacar yang masih satu sekolah. Pacaran masih seumur jagung, pujaan hatinya malah diserobot oleh teman sekolahnya. Simpen stres dan mengalami gangguan kejiwaan dan akhirnya putus sekolah.
Sejak mengidap ODGJ, Simpen sering ngamuk, belum pernah dirawat di RSJ Bali. Setiap bertemu remaja putri di jalan raya, diajak kenalan. Jika ditolak pasti ngamuk dan menyebabkan wanita-wanita di kampungnya jadi ketakutan. Kemarin pagi, sebelum mengamuk salah seorang balita yang masih kerabatnya atas nama Ni Kadek Ratih Wikantari, 4, diangkat bagian tangannya. Ayah balita itu, I Wayan Sariada khawatir anaknya dibanting dan berusaha merebut anaknya. Imbasnya pergelangan tangan Ni Kadek Ratih Wikantari terkilir.
Simpen kemudian mengamuk dengan memecahkan kaca jendela hingga jari-jari tangannya terluka mengeluarkan darah. Kedua orangtua I Nengah Simpen tidak bisa menenangkan anaknya lalu minta bantuan petugas Satpol PP Karangasem. Anggota Satpol PP berjumlah 7 orang datang dipimpin Kasi Operasional I Gede Arianta. Simpen berhasil diamankan dan diajak ke RSUD Karangasem selanjutnya berkoordinasi dengan Dinas Sosial Karangasem diajak ke RSJ Bali. Kasi Op I Gede Arianta mengaku saat mengamankan ODGJ tidak perlawanan. “Saya sulit berkomunikasi karena yang bersangkutan tuli bisu,” kata Gede Arianta. *k16
Menurut penuturan kedua orangtuanya, I Wayan Samuh dan Ni Nyoman Sari, sejak lahir I Nengah Simpen tuli bisu. Setelah umur 7 tahun sempat sekolah di SDLB Negeri Karangasem dan SMP Luar Biasa Negeri Karangasem. Semasih duduk di kelas VII SMPLB Negeri Karangasem, Nengah Simpen memiliki pacar yang masih satu sekolah. Pacaran masih seumur jagung, pujaan hatinya malah diserobot oleh teman sekolahnya. Simpen stres dan mengalami gangguan kejiwaan dan akhirnya putus sekolah.
Sejak mengidap ODGJ, Simpen sering ngamuk, belum pernah dirawat di RSJ Bali. Setiap bertemu remaja putri di jalan raya, diajak kenalan. Jika ditolak pasti ngamuk dan menyebabkan wanita-wanita di kampungnya jadi ketakutan. Kemarin pagi, sebelum mengamuk salah seorang balita yang masih kerabatnya atas nama Ni Kadek Ratih Wikantari, 4, diangkat bagian tangannya. Ayah balita itu, I Wayan Sariada khawatir anaknya dibanting dan berusaha merebut anaknya. Imbasnya pergelangan tangan Ni Kadek Ratih Wikantari terkilir.
Simpen kemudian mengamuk dengan memecahkan kaca jendela hingga jari-jari tangannya terluka mengeluarkan darah. Kedua orangtua I Nengah Simpen tidak bisa menenangkan anaknya lalu minta bantuan petugas Satpol PP Karangasem. Anggota Satpol PP berjumlah 7 orang datang dipimpin Kasi Operasional I Gede Arianta. Simpen berhasil diamankan dan diajak ke RSUD Karangasem selanjutnya berkoordinasi dengan Dinas Sosial Karangasem diajak ke RSJ Bali. Kasi Op I Gede Arianta mengaku saat mengamankan ODGJ tidak perlawanan. “Saya sulit berkomunikasi karena yang bersangkutan tuli bisu,” kata Gede Arianta. *k16
Komentar