Pembangunan Rumah Subsidi di Pengastulan Diprotes
Jarak Pura Dalem dengan bangunan perumahan hanya 17 meter dinilai mengganggu kesucian. Selain itu, pembangunan perumahan rentan berimbas pada irigasi subak.
SINGARAJA, NusaBali
Sejumlah warga mengatasnamakan Forum Masyarakat Peduli Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, memprotes pembangunan rumah subsidi di Dusun Purwa, Pengastulan, karena dianggap mengganggu kesucian Pura Dalem termasuk irigasi persawahan. Komisi I DPRD Buleleng pun mengagendakan mediasi dengan menghadirkan Forum Masyarakat Peduli Pengastulan, pengembang dan pihak terkait, Jumat (11/10/2019) ini.
Informasi dihimpun, Forum Peduli Pengastulan telah melayangkan surat ke DPRD Buleleng terkait dengan pembangunan rumah subsidi wilayahnya. Dalam suratnya, mereka keberatan dengan pembangunan tersebut karena dianggap berdekatan dengan Pura Dalem, Desa Adat Pengastulan. Hal ini dikhawatirkan akan mengganggu kesucian Pura Dalem, karena jarak Pura Dalem dengan bangunan hanya 17 meter. Di samping itu, pembangunan itu dikhawatirkan akan mengganggu irigasi subak di wilayah tersebut. Sejauh ini, pembangunan rumah subsidi tersebut sudah mencapai 74 unit dari ratusan unit yang dirancang. Konon, pihak pengembang telah mengantongi izin lengkap terkait dengan proyek rumah subsidi tersebut.
Ketua Komisi I DPRD Buleleng, Gede Ody Busana yang dikonfirmasi Kamis (9/10/2019) mengaku pihaknya sudah turun ke lokasi dalam menyikapi pengaduan warga Pengastulan. Hasilnya, pihaknya mendapatkan data-data terkait dengan pembangunan rumah subsidi tersebut. Dikatakan, proyek tersebut telah mengantongi izin. “Nah ini yang kami ingin ketahui juga, di satu sisi ada yang keberatan, tetapi pengembangnya sudah memiliki izin,” terang polisi PDIP asal Desa Bubunan, Kecamatan Seririt.
Masih kata Ody Busana, terkait dengan temuan-temuan di lapangan tersebut, pihaknya ingin mendapat pejalasan lebih lanjut dari instansi yang terkait. Di samping itu, pihaknya juga ingin memediasi kedua belah pihak yakni pihak Forum Peduli Pengastulan dan pihak pengembang. “Lebih jelasnya, besok (Jumat hari ini,Red), kami undang pihak terkait, pihak forum, Adat Pengastulan, pengembang, dan dinas terkait juga ada,” ungkapnya.
Sementara, Perbekel (Kepala Desa) Pengastulan, Ketut Yasa menyebut pembangunan rumah subsidi di wilayahnya sudah sempat dibahas oleh Prajuru Adat. Pihaknya menilai kekhawatiran warga tersebut wajar, karena itu pihaknya menyerahkan sepenuhnya keputusan itu pada lembaga yang berwenang. “Kalau dari Subak tidak ada keberatan. Nah kami menyerahkan sepenuhnya keputusannya pada lembaga berwenang, sesuai dengan ketentuan yang ada,” ujarnya. *k19
Informasi dihimpun, Forum Peduli Pengastulan telah melayangkan surat ke DPRD Buleleng terkait dengan pembangunan rumah subsidi wilayahnya. Dalam suratnya, mereka keberatan dengan pembangunan tersebut karena dianggap berdekatan dengan Pura Dalem, Desa Adat Pengastulan. Hal ini dikhawatirkan akan mengganggu kesucian Pura Dalem, karena jarak Pura Dalem dengan bangunan hanya 17 meter. Di samping itu, pembangunan itu dikhawatirkan akan mengganggu irigasi subak di wilayah tersebut. Sejauh ini, pembangunan rumah subsidi tersebut sudah mencapai 74 unit dari ratusan unit yang dirancang. Konon, pihak pengembang telah mengantongi izin lengkap terkait dengan proyek rumah subsidi tersebut.
Ketua Komisi I DPRD Buleleng, Gede Ody Busana yang dikonfirmasi Kamis (9/10/2019) mengaku pihaknya sudah turun ke lokasi dalam menyikapi pengaduan warga Pengastulan. Hasilnya, pihaknya mendapatkan data-data terkait dengan pembangunan rumah subsidi tersebut. Dikatakan, proyek tersebut telah mengantongi izin. “Nah ini yang kami ingin ketahui juga, di satu sisi ada yang keberatan, tetapi pengembangnya sudah memiliki izin,” terang polisi PDIP asal Desa Bubunan, Kecamatan Seririt.
Masih kata Ody Busana, terkait dengan temuan-temuan di lapangan tersebut, pihaknya ingin mendapat pejalasan lebih lanjut dari instansi yang terkait. Di samping itu, pihaknya juga ingin memediasi kedua belah pihak yakni pihak Forum Peduli Pengastulan dan pihak pengembang. “Lebih jelasnya, besok (Jumat hari ini,Red), kami undang pihak terkait, pihak forum, Adat Pengastulan, pengembang, dan dinas terkait juga ada,” ungkapnya.
Sementara, Perbekel (Kepala Desa) Pengastulan, Ketut Yasa menyebut pembangunan rumah subsidi di wilayahnya sudah sempat dibahas oleh Prajuru Adat. Pihaknya menilai kekhawatiran warga tersebut wajar, karena itu pihaknya menyerahkan sepenuhnya keputusan itu pada lembaga yang berwenang. “Kalau dari Subak tidak ada keberatan. Nah kami menyerahkan sepenuhnya keputusannya pada lembaga berwenang, sesuai dengan ketentuan yang ada,” ujarnya. *k19
Komentar