7 Krama Tersambar Api Saat Palebon
Musibah dipicu salah prosedur di mana ada krama yang bawa bahan bakar jenis Pertamax, padahal sudah disiapkan minyak tanah.
Musibah di Setra Desa Pakraman Sampalan
SEMARAPURA, NusaBali
Prosesi palebon massal di Setra Nangga, Desa Pakraman Sampalan, Kecamat an Dawan, Klung kung pada Anggara Pon Ukir, Selasa (12/7) siang, diwarnai musi bah. Se banyak 7 krama terluka bakar akibat tersambar api saat ritual pembakaran sawa, hingga harus dilarikan ke RSUD Klungkung dan Puskesmas Sampalan.
Saat musibah terjadi, Selasa siang pukul 13.00 Wita, para korban yang tersambar api ini tengah menyiramkan bahan bakar jenis Pertamax ke seputar wadah pemba karan tulang berbentuk bebean (ikan) atau keren berukuran 3 meter x 2,5 meter. Ke mudian, seorang juru banten menyalakan api dupa dengan korek yang diberikan Ida Pedanda. Karena poisisinya berdekatan, seketika api menyambar wadah dan se jumlah krama yang berada di sekitarnya.
Suasana pun berubah menjadi riuh, sementara krama yang selamat dari sambaran api langsung berhamburan. Situasi tambah panik, karena ketika api membesar, di ser tai suara ledakan keras. Dalam musibah ini, 7 krama mengalami luka bakar. Me reka berusia paruh baya yang semuanya berasarl dari Banjar Pakel, Desa Sampalan Tengah.
Para korban luka bakar masing-masing I Made Jendra, 57, I Nyoman Subagi, 60, Jro Mangku Bujana, 45, Ni Komang Mangluh, 45, I Wayan Kariana, 47, I Ketut Ari awan, 49, dan I Made Sujata, 54. Dua dari mereka dilarikan ke RSUD Klung ku ng di Semarapura, masing-masing Made Jendra (mengalami luka bakar di tangan ka nan) dan Nyoman Subagi (luka bakar di pundak kiri).
Sesuai hasil pemeriksan tim medis, korban Made Jendra mengalami luka bakar 4 persen, sedangkan Nyoman Subagi menderita luka bakar 2 persen. Setelah menda patkan penanganan medis, keduanya sudah diizinkan pulang dari RSUID Klung ku ng, Selasa sore sekitar pukul 16.00 Wita.
Sedangkan 5 korban luka bakar lainnya, yakni Jro Mangku Bujana, Ni Komang Ma ngluh, Wayan Kariana, Ketut Ari awan, dan Made Sujata kemarin siang lang sung dibawa berobat ke Puskesmas Sa m palan, karena luka bakar yang dialami ti dak terlalu parah. Korban Jro Mangku Bujana mengalami luka bakar di bagian ka ki, sementara Komang Mangluh luka bakar di bagian rambutnya. Sebaliknya, kor ban Wayan Kariana, Ketut Ariawan, dan Made Sujata rata-rata luka bakar di alis. Maklum, ketika musibah tersambar api, mereka dalam posisi menunduk.
Musibah tersaambar api saat prosesi palebon di Setra Nangga, Desa Pakraman Sa mpalan ini mendapat atensi dari Polsek Dawan. Menurut Kanit Reskrim Polsek Dawan, Ipda I Wayan Selamet, pihaknya langsung terjun ke lokasi kejadian di setra begitu mendapat informasi, untuk melakukan olah TKP dan meminta keterangan se ju mlah saksi. “Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, ini murni musibah, ti dak ada unsur kesengajaan,” ujar Wayan Selamet saat dikonfirmasi NusaBali, Se lasa kemarin.
Sementara itu, Kepala Desa (Perbekel) Sampalan Tengah, I Wayan Mudiarta, me nyatakan upacara palebon massal yang ditingkahi musibah tersambar api di Setra Nagga, Desa Pakraman Sampalan ini diikuti 25 sawa yang semuanya dari Banjar Pakel. Seluruh sawa ditampung dalam satu wadah be bean. Menurut Perbekel Mu diarta, panitia sebetulnya sudah menyiapkan 5 botol berisi minyak tanah untuk ri tual pembakaran sawa. Tapi, di luar dugaan, ada krama yang justru membawa 5 bo tol plastik berisi bahan bakar jenis Pertamax.
Awalnya, pembakaran kayu bakar dilumuri minyak tanah, kemudian ditumpuk de ngan Pertamak. “Krama bersangkutan hanya berpikir kalau menggunakan Perta max, proses pembakaran bisa lebih cepat. Tapi, dia tidak memikirkan dampaknya,” sesal Perbekel Mudiarta.
Perbekel Mudiarta menegaskan, persoalan ini terjadi hanya karena masalah prose dur saja. Karena ini merupakan kegitan banjar, maka prosesi palebon massal pun dilanjutkan sebagaimana mestinya, meskipun sempat ditingkahi musibah tersambar api. Prosesi palebon di setra berakhir Selasa petang pukul 18.00 Wita, kemudian di la n jutkan dengan ritual nganyut (membuang abu jenazah) ke Tukad Ulun Sui, De sa Sampalan Tengah. 7 w
SEMARAPURA, NusaBali
Prosesi palebon massal di Setra Nangga, Desa Pakraman Sampalan, Kecamat an Dawan, Klung kung pada Anggara Pon Ukir, Selasa (12/7) siang, diwarnai musi bah. Se banyak 7 krama terluka bakar akibat tersambar api saat ritual pembakaran sawa, hingga harus dilarikan ke RSUD Klungkung dan Puskesmas Sampalan.
Saat musibah terjadi, Selasa siang pukul 13.00 Wita, para korban yang tersambar api ini tengah menyiramkan bahan bakar jenis Pertamax ke seputar wadah pemba karan tulang berbentuk bebean (ikan) atau keren berukuran 3 meter x 2,5 meter. Ke mudian, seorang juru banten menyalakan api dupa dengan korek yang diberikan Ida Pedanda. Karena poisisinya berdekatan, seketika api menyambar wadah dan se jumlah krama yang berada di sekitarnya.
Suasana pun berubah menjadi riuh, sementara krama yang selamat dari sambaran api langsung berhamburan. Situasi tambah panik, karena ketika api membesar, di ser tai suara ledakan keras. Dalam musibah ini, 7 krama mengalami luka bakar. Me reka berusia paruh baya yang semuanya berasarl dari Banjar Pakel, Desa Sampalan Tengah.
Para korban luka bakar masing-masing I Made Jendra, 57, I Nyoman Subagi, 60, Jro Mangku Bujana, 45, Ni Komang Mangluh, 45, I Wayan Kariana, 47, I Ketut Ari awan, 49, dan I Made Sujata, 54. Dua dari mereka dilarikan ke RSUD Klung ku ng di Semarapura, masing-masing Made Jendra (mengalami luka bakar di tangan ka nan) dan Nyoman Subagi (luka bakar di pundak kiri).
Sesuai hasil pemeriksan tim medis, korban Made Jendra mengalami luka bakar 4 persen, sedangkan Nyoman Subagi menderita luka bakar 2 persen. Setelah menda patkan penanganan medis, keduanya sudah diizinkan pulang dari RSUID Klung ku ng, Selasa sore sekitar pukul 16.00 Wita.
Sedangkan 5 korban luka bakar lainnya, yakni Jro Mangku Bujana, Ni Komang Ma ngluh, Wayan Kariana, Ketut Ari awan, dan Made Sujata kemarin siang lang sung dibawa berobat ke Puskesmas Sa m palan, karena luka bakar yang dialami ti dak terlalu parah. Korban Jro Mangku Bujana mengalami luka bakar di bagian ka ki, sementara Komang Mangluh luka bakar di bagian rambutnya. Sebaliknya, kor ban Wayan Kariana, Ketut Ariawan, dan Made Sujata rata-rata luka bakar di alis. Maklum, ketika musibah tersambar api, mereka dalam posisi menunduk.
Musibah tersaambar api saat prosesi palebon di Setra Nangga, Desa Pakraman Sa mpalan ini mendapat atensi dari Polsek Dawan. Menurut Kanit Reskrim Polsek Dawan, Ipda I Wayan Selamet, pihaknya langsung terjun ke lokasi kejadian di setra begitu mendapat informasi, untuk melakukan olah TKP dan meminta keterangan se ju mlah saksi. “Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, ini murni musibah, ti dak ada unsur kesengajaan,” ujar Wayan Selamet saat dikonfirmasi NusaBali, Se lasa kemarin.
Sementara itu, Kepala Desa (Perbekel) Sampalan Tengah, I Wayan Mudiarta, me nyatakan upacara palebon massal yang ditingkahi musibah tersambar api di Setra Nagga, Desa Pakraman Sampalan ini diikuti 25 sawa yang semuanya dari Banjar Pakel. Seluruh sawa ditampung dalam satu wadah be bean. Menurut Perbekel Mu diarta, panitia sebetulnya sudah menyiapkan 5 botol berisi minyak tanah untuk ri tual pembakaran sawa. Tapi, di luar dugaan, ada krama yang justru membawa 5 bo tol plastik berisi bahan bakar jenis Pertamax.
Awalnya, pembakaran kayu bakar dilumuri minyak tanah, kemudian ditumpuk de ngan Pertamak. “Krama bersangkutan hanya berpikir kalau menggunakan Perta max, proses pembakaran bisa lebih cepat. Tapi, dia tidak memikirkan dampaknya,” sesal Perbekel Mudiarta.
Perbekel Mudiarta menegaskan, persoalan ini terjadi hanya karena masalah prose dur saja. Karena ini merupakan kegitan banjar, maka prosesi palebon massal pun dilanjutkan sebagaimana mestinya, meskipun sempat ditingkahi musibah tersambar api. Prosesi palebon di setra berakhir Selasa petang pukul 18.00 Wita, kemudian di la n jutkan dengan ritual nganyut (membuang abu jenazah) ke Tukad Ulun Sui, De sa Sampalan Tengah. 7 w
1
Komentar