17 Tahun Bom Bali, Keluarga Nyalakan 17 Lilin Perdamaian
Memperingati 17 tahun tragedi kemanusiaan Bom Bali, keluarga korban serta berbagai elemen masyarakat menggelar pemasangan 17 lilin dan 17 karangan bunga di Monumen Bom Bali (Ground Zero), Jalan Legian, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Sabtu (12/10) sore.
MANGUPURA, NusaBali
Dalam momentum peringatan itu, diharapkan dapat makin menggelorakan pesan perdamaian ke seluruh pelosok dunia. Ketua Panitia Peringatan Bom Bali, I Putu Adyana, menerangkan dalam peringatan tragedi kemanusiaan bom Bali yang berlangsung pada, Sabtu sore kemarin hingga malam, dihadiri oleh konsulat dari Australia, Jepang, Belanda dan Inggris.
Selain itu, hadir pula korban selamat, keluarga korban dan elemen masyarakat perwakilan dari Pemkab Badung dan Pemprov Bali. Diakuinya, peringatan 17 tahun tragedi kemanusiaan yang merenggut 202 nyawa dari 21 negara bukan untuk mengungkit kembali rasa duka, namun banyak pelajaran yang didapatkan dari kejadian itu. "Kita tidak mengenang duka yang terjadi 17 tahun lalu, tapi harapan kita agar tidak lengah dengan orang-orang yang tinggal di sekitar kita," ungkapnya.
Untuk itu, peringatan ini sebagai upaya untuk mempersatukan tekad dalam memerangi aksi brutal teroris dengan mengharapkan peran serta masyarakat luas dalam mendeteksi lebih dini pelaku.
Sementara Gubernur Bali, Wayan Koster, dalam sambutan yang dibacakan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Bali, I Gusti Agung Ngurah Sudarsana, mengatakan tragedi kemanusiaan yang terjadi pada 17 tahun silam tepatnya hari Sabtu 12 Oktober 2002 itu bagian dari cerita yang memilukan. Di mana, sebanyak 202 jiwa yang tidak berdosa melayang sia-sia.
Dengan kejadian itu, membuat masyarakat Indonesia, masyarakat Bali dan juga internasional mulai khawatir dengan keberadaan mereka saat berada/hendak berlibur ke Pulau Bali. Dampak lain dari peristiwa itu, menjadikan perekonomian Bali sangat terpuruk.
"Dengan kejadian itu, ada rasa benci, marah, takut dan munculnya sikap saling mencurigai antara anak bangsa. Namun, rasa itu tidak menjadikan persoalan itu selesai. Untuk itu, kami mengajak seluruh keluarga korban untuk tidak lagi memendam perasaan sakit hati lagi," kata Gubernur Koster dalam sambutan tertulisnya. Sementara di tengah khidmatnya peringatan, dua korban selamat dalam tragedi kemanusiaan bom Bali 17 tahun silam yang menghadiri peringatan tragedi itu, kemarin, yakni Chusnul dan Tumini ambruk dan langsung dilarikan ke rumah sakit untuk penanganan medis. Keduanya ambruk saat ikut menyalakan lilin perdamaian di Monumen Bom Bali di Jalan Legian, Kuta. Diduga keduanya terharu sekaligus sedih saat mengenang tragedi yang sangat memilukan itu. *dar
Selain itu, hadir pula korban selamat, keluarga korban dan elemen masyarakat perwakilan dari Pemkab Badung dan Pemprov Bali. Diakuinya, peringatan 17 tahun tragedi kemanusiaan yang merenggut 202 nyawa dari 21 negara bukan untuk mengungkit kembali rasa duka, namun banyak pelajaran yang didapatkan dari kejadian itu. "Kita tidak mengenang duka yang terjadi 17 tahun lalu, tapi harapan kita agar tidak lengah dengan orang-orang yang tinggal di sekitar kita," ungkapnya.
Untuk itu, peringatan ini sebagai upaya untuk mempersatukan tekad dalam memerangi aksi brutal teroris dengan mengharapkan peran serta masyarakat luas dalam mendeteksi lebih dini pelaku.
Sementara Gubernur Bali, Wayan Koster, dalam sambutan yang dibacakan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Bali, I Gusti Agung Ngurah Sudarsana, mengatakan tragedi kemanusiaan yang terjadi pada 17 tahun silam tepatnya hari Sabtu 12 Oktober 2002 itu bagian dari cerita yang memilukan. Di mana, sebanyak 202 jiwa yang tidak berdosa melayang sia-sia.
Dengan kejadian itu, membuat masyarakat Indonesia, masyarakat Bali dan juga internasional mulai khawatir dengan keberadaan mereka saat berada/hendak berlibur ke Pulau Bali. Dampak lain dari peristiwa itu, menjadikan perekonomian Bali sangat terpuruk.
"Dengan kejadian itu, ada rasa benci, marah, takut dan munculnya sikap saling mencurigai antara anak bangsa. Namun, rasa itu tidak menjadikan persoalan itu selesai. Untuk itu, kami mengajak seluruh keluarga korban untuk tidak lagi memendam perasaan sakit hati lagi," kata Gubernur Koster dalam sambutan tertulisnya. Sementara di tengah khidmatnya peringatan, dua korban selamat dalam tragedi kemanusiaan bom Bali 17 tahun silam yang menghadiri peringatan tragedi itu, kemarin, yakni Chusnul dan Tumini ambruk dan langsung dilarikan ke rumah sakit untuk penanganan medis. Keduanya ambruk saat ikut menyalakan lilin perdamaian di Monumen Bom Bali di Jalan Legian, Kuta. Diduga keduanya terharu sekaligus sedih saat mengenang tragedi yang sangat memilukan itu. *dar
Komentar