Tim Juri Dimotori Pelawak Cedil, Mahasiswa Stikom Jadi Juara
Dari Final Lomba Stand Up Comedy ‘Cintai Bumi, Kurangi Sampah Plastik’ HUT ke-25 NusaBali
Jegeg Bagus Tabanan, Jegeg Bagus Badung, Jegeg Bagus Jembrana, Jegeg Bagus Bangli hingga Duta Bahasa Provinsi Bali ikut hadir saksikan final Lomba Stand Up Comedy HUT ke-25 NusaBali di Level 21 Mall Denpasar, Sabtu sore
DENPASAR, NusaBali
Final Lomba Stand Up Comedy bertema ‘Cintai Bumi, Kurangi Sampah Plastik’ yang digelar serangkaian HUT ke-25 Harian Umum NusaBali, Sabtu (12/10) sore, berlangsung meriah. Tampil sebagai juara dalam ajang final stand up comedy yang digelar di Level 21 Mall Denpasar, Jalan Teuku Umar Denpasar tersebut adalah mahasiswa Stikom Bali, Aris Alnindhom, 22. Tim juri yang tampil sore itu dimotori pelawak Cedil.
Dalam laga final sore itu, Aris Alnindhom, mahasiswa Stikom Bali asal Blora, Jawa Tengah, mengungguli 11 finalis lainnya. Termasuk di antaranya Andre Sergius (yang harus puas di posisi runner-up) dan Ida Bagus Anggara (peraih peringkat III yang sekaligus terpilih jadi peserta favorit). Sebagai jawara, Aris Alnindhom berhak atas hadiah uang Rp 3 juta.
Ada 12 finalis yang tampol di babak final Lomba Stand Up Comedy HUT ke-25 NusaBali, Sabtu sore mulai pukul 17.00 Wita. Para komika (sebutan para pelawak stand up comedy) ini berasal dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, atlet, guru, karyawan swasta, hingga seorang security Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban.
Bukan hanya masyarakat umum atau pengunjung mall yang menyaksikan final stand up comedy yang baru pertama kali digelar NusaBali ini. Sejumlah undangan juga ikut hadir, seperti Jegeg Bagus Badung, Jegeg Bagus Tabanan, Jegeg Bagus Jembrana, Jegeg Bagus Bangli dan Duta Bahasa Provinsi Bali. Saat tampil di atas panggung, masing-masing komika dibatasi selama 6 menit dan wajib membawakan materi lawakan dalam balutan tema ‘Cintai Bumi, Kurangi Sampah Plastik’.
Mereka dinilai oleh Tim Juri yang beranggotakan I Ketut Suanda alias Cedil (pelawak drama gong kenamaan Bali), Denok (pelawak), dan Guntur (Praktisi Stand Up Comedy). Para juri ini sekaligus juga bertindak selaku kementator yang memberikan tanggapan atas penampilan para komika tersebut.
Cedil memuji penampilan para komika yang tampil dalam babak final sore itu. “Meskipun saya sudah puluhan tahun jadi pelawak, tapi saya kan bermain di jalur tradisi. Jadi, kalau disuruh seperti ini (stand up comedy), pasti akan kesulitan juga karena ini sesuatu yang baru bagi saya,” ujar seniman lawak bernama asli I Ketut Suanda ini.
Cedil juga memuji penampilan 12 finalis dan mengapresiasi Harian Umum NusaBali yang telah ‘berani’ menggelar lomba Stand Up Comedy ini. “Tidak gampang lo tampil melawak seorang diri di atas panggung seperti ini. Jadi, keberanian mereka tampil saya acungi jempol semuanya. Mereka tinggal butuh latihan dan sering-sering ikut lomba seperti yang digelar NusaBali ini,” ujar Cedil.
Sementara itu, Ketua Panitia Penyelenggara Stand Up Comedy NusaBali, Maha Dwija Santya, mengatakan dalam mempromosikan lomba yang baru pertama kali diselenggarakan ini, NusaBali menjajaki komunitas-komunitas penggiat stand up comedy di Bali dan promosi lewat media sosial. Hasilnya pun tidak mengecewakan. Baru pertama kali digelar, sudah puluhan peserta yang mendaftar dan ikut proses audisi, hingga akhirnya terpilih 12 finalis.
Terkait tema ‘Cintai Bumi, Kurangi Sampah Plastik’ yang wajib dibawakan para peserta dalam final ini, menurut Maha, agar materi yang disampaikan di atas panggung terfokus dan tidak ‘liar’ . “Tema ini juga sekaligus sebagai bentuk dukungan dari NusaBali untuk ikut mensosialiasikan Pergub Bali No 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Plastik Sekali Pakai,” ujarnya.
Disebutkan, selain memilih Juara I, II, dan III yang ditentukan oleh tim juri, panitia juga memilih juara favorit berdasarkan jumlah views, comment, like & unlike di video yang diunggah pada YouTube NusaBali TV. “Melihat dari respons peserta dan penonton, mudah-mudahan lomba Stand Up Comedy ini akan menjadi agenda rutin dari NusaBali setiap tahunnya,” harap Maha.
Sementara itu, sang jawara Stand Up Comedy NusaBali, Aris Alnindhom, mengaku tidak menyangka bisa menjadi yang terbaik dengan menyisihkan 11 finalis komika lainnya. “Ya, tak menyangka aja bisa juara. Apalagi, saya kan tampil yang terakhir tadi, sementara peserta lainnya sebelumnya sudah tampil bagus-bagus,” tutur Aris.
Pemuda asal Blora ini mengaku mempersiapkan dan mempelajari materi lawakan sesuai tema ramah lingkungan dari internet dan Youtube. “Selanjutnya, saya kembangkan sendiri. Ya, syukurlah tadi banyak yang tertawa, berarti apa yang saya sampaikan kan ngena ke audiens,” papar Aris seraya mengakui hadiah tunai Rp 3 juta dari NusaBali akan digunakannya untuk biaya kuliah dan sebagian lagi dikirim ke orangtuanya di kampung.
Sedangkan peserta favorit Lomba Stand Up Comedy NusaBali, Ida Bagus Anggara, yang beken dengan nama panggung ‘Jebret’, juga sangat mengapresasi dan berharap lomba ini bisa ditiru instansi atau perusahaan lainnya, sehingga bisa melahirkan komika-komika yang bertalenta di Pulau Dewata. “Saya melihat acara yang digagas NusaBali ini cukup bagus. Buktinya, tidak hanya teman-teman komunitas yang ikut lomba, melainkan masyarakat umum juga,” tutur pria asal Desa Dauh Waru, Kecamatan Jembrana yang kesehariannya berprofesi sebagai guru SD di Kecamatan Sidemen, Karangasem ini.
Sementara itu, jalannya final Stand Up Comedy NusaBali yang berlangsung hingga malam pukul 22.00 Wita juga diisi dengan penampilan musik etnik dan bagi-bagi doorprize. Bahkan, sembari menunggu panitia merekap nilai, dua juri yakni Denok dan Cedil, secara bergantian mencoba tampil ber-stand up di atas panggung tanpa riasan muka seperti ciri khasnya sebagai pelawak Bali. *isu,mis
Dalam laga final sore itu, Aris Alnindhom, mahasiswa Stikom Bali asal Blora, Jawa Tengah, mengungguli 11 finalis lainnya. Termasuk di antaranya Andre Sergius (yang harus puas di posisi runner-up) dan Ida Bagus Anggara (peraih peringkat III yang sekaligus terpilih jadi peserta favorit). Sebagai jawara, Aris Alnindhom berhak atas hadiah uang Rp 3 juta.
Ada 12 finalis yang tampol di babak final Lomba Stand Up Comedy HUT ke-25 NusaBali, Sabtu sore mulai pukul 17.00 Wita. Para komika (sebutan para pelawak stand up comedy) ini berasal dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, atlet, guru, karyawan swasta, hingga seorang security Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban.
Bukan hanya masyarakat umum atau pengunjung mall yang menyaksikan final stand up comedy yang baru pertama kali digelar NusaBali ini. Sejumlah undangan juga ikut hadir, seperti Jegeg Bagus Badung, Jegeg Bagus Tabanan, Jegeg Bagus Jembrana, Jegeg Bagus Bangli dan Duta Bahasa Provinsi Bali. Saat tampil di atas panggung, masing-masing komika dibatasi selama 6 menit dan wajib membawakan materi lawakan dalam balutan tema ‘Cintai Bumi, Kurangi Sampah Plastik’.
Mereka dinilai oleh Tim Juri yang beranggotakan I Ketut Suanda alias Cedil (pelawak drama gong kenamaan Bali), Denok (pelawak), dan Guntur (Praktisi Stand Up Comedy). Para juri ini sekaligus juga bertindak selaku kementator yang memberikan tanggapan atas penampilan para komika tersebut.
Cedil memuji penampilan para komika yang tampil dalam babak final sore itu. “Meskipun saya sudah puluhan tahun jadi pelawak, tapi saya kan bermain di jalur tradisi. Jadi, kalau disuruh seperti ini (stand up comedy), pasti akan kesulitan juga karena ini sesuatu yang baru bagi saya,” ujar seniman lawak bernama asli I Ketut Suanda ini.
Cedil juga memuji penampilan 12 finalis dan mengapresiasi Harian Umum NusaBali yang telah ‘berani’ menggelar lomba Stand Up Comedy ini. “Tidak gampang lo tampil melawak seorang diri di atas panggung seperti ini. Jadi, keberanian mereka tampil saya acungi jempol semuanya. Mereka tinggal butuh latihan dan sering-sering ikut lomba seperti yang digelar NusaBali ini,” ujar Cedil.
Sementara itu, Ketua Panitia Penyelenggara Stand Up Comedy NusaBali, Maha Dwija Santya, mengatakan dalam mempromosikan lomba yang baru pertama kali diselenggarakan ini, NusaBali menjajaki komunitas-komunitas penggiat stand up comedy di Bali dan promosi lewat media sosial. Hasilnya pun tidak mengecewakan. Baru pertama kali digelar, sudah puluhan peserta yang mendaftar dan ikut proses audisi, hingga akhirnya terpilih 12 finalis.
Terkait tema ‘Cintai Bumi, Kurangi Sampah Plastik’ yang wajib dibawakan para peserta dalam final ini, menurut Maha, agar materi yang disampaikan di atas panggung terfokus dan tidak ‘liar’ . “Tema ini juga sekaligus sebagai bentuk dukungan dari NusaBali untuk ikut mensosialiasikan Pergub Bali No 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Plastik Sekali Pakai,” ujarnya.
Disebutkan, selain memilih Juara I, II, dan III yang ditentukan oleh tim juri, panitia juga memilih juara favorit berdasarkan jumlah views, comment, like & unlike di video yang diunggah pada YouTube NusaBali TV. “Melihat dari respons peserta dan penonton, mudah-mudahan lomba Stand Up Comedy ini akan menjadi agenda rutin dari NusaBali setiap tahunnya,” harap Maha.
Sementara itu, sang jawara Stand Up Comedy NusaBali, Aris Alnindhom, mengaku tidak menyangka bisa menjadi yang terbaik dengan menyisihkan 11 finalis komika lainnya. “Ya, tak menyangka aja bisa juara. Apalagi, saya kan tampil yang terakhir tadi, sementara peserta lainnya sebelumnya sudah tampil bagus-bagus,” tutur Aris.
Pemuda asal Blora ini mengaku mempersiapkan dan mempelajari materi lawakan sesuai tema ramah lingkungan dari internet dan Youtube. “Selanjutnya, saya kembangkan sendiri. Ya, syukurlah tadi banyak yang tertawa, berarti apa yang saya sampaikan kan ngena ke audiens,” papar Aris seraya mengakui hadiah tunai Rp 3 juta dari NusaBali akan digunakannya untuk biaya kuliah dan sebagian lagi dikirim ke orangtuanya di kampung.
Sedangkan peserta favorit Lomba Stand Up Comedy NusaBali, Ida Bagus Anggara, yang beken dengan nama panggung ‘Jebret’, juga sangat mengapresasi dan berharap lomba ini bisa ditiru instansi atau perusahaan lainnya, sehingga bisa melahirkan komika-komika yang bertalenta di Pulau Dewata. “Saya melihat acara yang digagas NusaBali ini cukup bagus. Buktinya, tidak hanya teman-teman komunitas yang ikut lomba, melainkan masyarakat umum juga,” tutur pria asal Desa Dauh Waru, Kecamatan Jembrana yang kesehariannya berprofesi sebagai guru SD di Kecamatan Sidemen, Karangasem ini.
Sementara itu, jalannya final Stand Up Comedy NusaBali yang berlangsung hingga malam pukul 22.00 Wita juga diisi dengan penampilan musik etnik dan bagi-bagi doorprize. Bahkan, sembari menunggu panitia merekap nilai, dua juri yakni Denok dan Cedil, secara bergantian mencoba tampil ber-stand up di atas panggung tanpa riasan muka seperti ciri khasnya sebagai pelawak Bali. *isu,mis
Komentar