Sungai di Bangli Tercemar Sampah
Ketua PHDI Bangli Nyoman Sukra sarankan pakai konsep ngayut yakni menjadikan abu sebelum dilarung ke sungai.
BANGLI, NusaBali
Sejumlah sungai di Bangli terancam mengalami peningkatan pencemaran. Penyebabnya sungai dijadikan tempat pembuangan sampah (TPS). Mulai dari sampah rumah tangga, limbah industri kerajinan hingga sampah sisa upacara. Akibatnya pemandangan sungai di Bangli, terutama di kawasan perkotaan terlihat kotor dan jorok.
Masyarakat di Kota Bangli menyayangkan sungai yang dijadikan TPS. Dampaknya, air sungai yang dulu jernih terkontaminasi sampah terutama sampah plastik. Sungai menjadi tumpukan sampah utamanya yang dekat jembatan. Sebab dari jembatan itulah masyarakat yang kurang sadar buang sampah ke sungai. “Mereka buang sampah dari jembatan baik sampah rumah tangga maupun sisa upacara,” keluh warga, Rabu (13/7).
Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) I Made Alit Parwata tidak menampik ancaman pencemaran air akibat perilaku tak bertanggungjawab membuang sampah ke sungai. “BLH sudah memasang spanduk larangan membuang sampah ke sungai,” ungkap Alit Parwata. Meski ada pula imbauan jangan buang sampah ke sungai dari instansi lain, tetap saja ada masyarakat yang acuh.
Terpisah Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bangli, I Nyoman Sukra, menyayangkan masyarakat buat sampah ke sungai. Sebaiknya, kata Sukra, sampah diolah di rumah tangga seperti di teba (halaman belakang pekarangan rumah) atau dibuang ke TPA resmi. “Ke sungai hanya boleh nganyut (ngelarung) terkait upacara ngaben atau pelebon,” jelas Sukra. Tujuannya, pembersihan agar sampai ke laut lewat sungai. “Nganyut jelas beda dengan buang sampah,” tegas Sukra.
Sukra menjelaskan, upacara nganyut diatur sedemikian rupa sehingga material yang dilarung di sungai tidak menimbulkan pemadangan yang jorok. “Pakailah sistem orang Hindu dalam ritual nganyut yakni menjadikan abu,” saran Sukra. Ditegaskan, makna Upacara Nganyut di sungai dan perilaku membuang sampah ke sungai sangat beda.
Di Bangli ada beberapa sungai dan jurang kerap menjadi lokasi pembuangan sampah warga. Di antaranya Tukad Sangsang, Tukad Bubuh, Tukad Melangit dan sungai-sungai serta jurang lain yang dekat dengan jalan raya atau dekat pemukiman. 7 k17
Sejumlah sungai di Bangli terancam mengalami peningkatan pencemaran. Penyebabnya sungai dijadikan tempat pembuangan sampah (TPS). Mulai dari sampah rumah tangga, limbah industri kerajinan hingga sampah sisa upacara. Akibatnya pemandangan sungai di Bangli, terutama di kawasan perkotaan terlihat kotor dan jorok.
Masyarakat di Kota Bangli menyayangkan sungai yang dijadikan TPS. Dampaknya, air sungai yang dulu jernih terkontaminasi sampah terutama sampah plastik. Sungai menjadi tumpukan sampah utamanya yang dekat jembatan. Sebab dari jembatan itulah masyarakat yang kurang sadar buang sampah ke sungai. “Mereka buang sampah dari jembatan baik sampah rumah tangga maupun sisa upacara,” keluh warga, Rabu (13/7).
Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) I Made Alit Parwata tidak menampik ancaman pencemaran air akibat perilaku tak bertanggungjawab membuang sampah ke sungai. “BLH sudah memasang spanduk larangan membuang sampah ke sungai,” ungkap Alit Parwata. Meski ada pula imbauan jangan buang sampah ke sungai dari instansi lain, tetap saja ada masyarakat yang acuh.
Terpisah Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bangli, I Nyoman Sukra, menyayangkan masyarakat buat sampah ke sungai. Sebaiknya, kata Sukra, sampah diolah di rumah tangga seperti di teba (halaman belakang pekarangan rumah) atau dibuang ke TPA resmi. “Ke sungai hanya boleh nganyut (ngelarung) terkait upacara ngaben atau pelebon,” jelas Sukra. Tujuannya, pembersihan agar sampai ke laut lewat sungai. “Nganyut jelas beda dengan buang sampah,” tegas Sukra.
Sukra menjelaskan, upacara nganyut diatur sedemikian rupa sehingga material yang dilarung di sungai tidak menimbulkan pemadangan yang jorok. “Pakailah sistem orang Hindu dalam ritual nganyut yakni menjadikan abu,” saran Sukra. Ditegaskan, makna Upacara Nganyut di sungai dan perilaku membuang sampah ke sungai sangat beda.
Di Bangli ada beberapa sungai dan jurang kerap menjadi lokasi pembuangan sampah warga. Di antaranya Tukad Sangsang, Tukad Bubuh, Tukad Melangit dan sungai-sungai serta jurang lain yang dekat dengan jalan raya atau dekat pemukiman. 7 k17
1
Komentar